Baru 10 Persen Sopir Truk yang Disuntik Vaksin
Merdeka.com - Melakukan vaksinasi bagi para pengemudi angkutan barang atau sopir truk bukan perkara mudah. Sebab tidak sedikit dari mereka yang tidak percaya dengan keberhasilan vaksin mencegah terpapar Covid-19.
Bahkan Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Truk, Kyatmaja Lookman menyebut baru sekitar 10 persen sopir-sopir truk yang telah divaksin. Hal ini tidak terlepas dari edukasi soal vaksin dan sulitnya memobilisasi para raja jalanan ini.
"Vaksinasi di kalangan sopir truk paling baru 10 persen sebab memobilisasi mereka ini sulit," kata Kyatmaja saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (7/7).
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
Kyatmaja menilai informasi manfaat vaksin yang tidak menyeluruh membuat para sopir truk ini enggan divaksin. Informasi hoaks yang berseliweran membuat mereka ogah divaksin. Apalagi ada berita orang meninggal setelah vaksinasi kian menjadi preseden buruk. Sehingga perlu upaya lebih keras untuk membujuk para sopir truk agar mau divaksin.
"Terus beberapa waktu lalu juga ada kejadian banyak meninggal karena vaksin, banyak dari mereka bilang yang divaksin aja masih bisa meninggal," kata dia.
Selain itu, masalah waktu dan tempat pelaksanaan juga menjadi tantangan lainnya. Para sopir truk ini kata Kyatmaja umumnya hidup secara nomaden alias berpindah-pindah. Sebab perjalanan sopir truk jarak jauh membutuhkan waktu berhari-hari. Sehingga membuat para supir beristirahat di tempat berbeda-beda.
"Masalah kendala tempat, ruang dan waktu ini juga jadi kendala sekaligus menurunkan minat mereka untuk vaksin," katanya.
Para sopir truk jarak jauh ini berbeda dengan pekerja kantoran biasanya. Sehingga proses vaksin untuk sopir truk membutuhkan upaya lebih serius dan lebih fokus lagi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sopir truk itu dihentikan karena diduga membawa pupuk nonsubsidi, setelah diperiksa ternyata tidak terbukti.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan truk yang bau terasi mengalami pecah ban, si sopir bukannya pakai masker malah pakai helm.
Baca SelengkapnyaAda saja kelakuan absurd penumpang yang membuat driver ojol ketiban apes. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaSudah lebih dari enam jam lalu lintas di jalan arteri Kabupaten Bekasi tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Baca Selengkapnya