Batubara Banyak Diekspor, Indonesia Terancam Krisis Energi?
Merdeka.com - Krisis energi kini tengah menjadi isu global sebagai imbas dari harga gas alam untuk energi baru terbarukan (EBT) yang kian meningkat. Beberapa negara seperti Inggris, Uni Eropa, China, dan India mulai berpikir untuk kembali menggunakan energi fosil guna menjawab kebutuhan akan listrik yang semakin sulit.
Alhasil, permintaan batubara kembali jadi opsi untuk mengatasi krisis energi, khususnya yang berasal dari Indonesia. Di sisi lain, harga batubara ikut terdongkrak mengikuti tingginya permintaan.
Permintaan pasar dan harga yang tinggi seakan jadi potensi bagi pengusaha batu bara di Tanah Air untuk ikut mengeruk keuntungan lewat ekspor batubara.
-
Apa yang dimaksud dengan Bursa Karbon Indonesia? 'Bursa karbon adalah sistem perdagangan karbon atau carbon trading atau jual beli kredit karbon yang dimana penyelenggara bursa tersebut adalah BEI melalui indeks IDXCarbon,' katanya.
-
Dimana bursa karbon di Indonesia? Presiden Joko Widodo baru-baru ini meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon).
-
Kenapa Pertamina jamin pasokan energi di Bali? 'Melalui regional Jatimbalinus, Pertamina jamin pasokan avtur, BBM dan LPG di kegiatan WWF 2024,' jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Dimana energi panas bumi bisa didapatkan? Di beberapa tempat di dunia, panas bumi dapat diambil langsung dari permukaan bumi atau dengan mengebor sumur panas bumi.
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Lantas, apakah Indonesia juga terancam mengalami krisis energi jika batubara dari dalam negeri nantinya lebih banyak diekspor?
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menilai, stok batubara di Indonesia sejauh ini tidak bermasalah, karena angka produksi yang besar mencapai 600 juta ton per tahun.
"Sementara konsumsi dalam negeri di tahun 2020 sebanyak 132 juta ton per tahun, yang sebagian besar atau 98 juta ton itu untuk electricity atau konsumsi dari PLN," jelas dia dalam acara diskusi bersama SKK Migas, Selasa (12/10).
Di sisi lain, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan soal konsumsi batubara di dalam negeri yang mengacu pada domestic market obligation (DMO) price.
"Secara harga sendiri pemerintah sendiri sudah memberikan kebijakan melalui DMO Price. Jadi harganya sudah dijaga di USD 70 per ton," ujar Komaidi.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah berencana mengurangi konsumsi batubara secara bertahap dan mengalihkan penggunaan batubara menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaMelansir laman MODI Kementerian ESDM, per 4 Oktober 2024, produksi batu bara mencapai 601,69 juta ton atau mencapai 84,75 persen dari target tahun ini.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak akan berpengaruh besar pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia menekankan bahwa dinamika harga batu bara di masa depan akan sangat tergantung pada kebijakan pemerintah.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaProduk ubin keramik dari China sendiri diberikan insentif tax refund sebesar 14 persen oleh pemerintahnya.
Baca SelengkapnyaBatu bara tetap masih menjadi komoditas utama ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaBersaksi di Sidang Eks Dirut Pertamina, JK Jelaskan Kebijakan Pemerintah Atasi Krisis Energi
Baca SelengkapnyaDiharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca Selengkapnya