Bayar Utang, Hutama Karya Bakal Jual 3 Ruas Tol
Merdeka.com - Direktur Utama PT Hutama Karya (HK), Budi Harto membeberkan strategi perusahaan untuk mengurangi beban utang. Salah satu strateginya dengan divestasi atau menjual sejumlah ruas jalan tol.
Masalah keuangan BUMN Karya saat ini tengah menjadi sorotan, lantaran dinilai menanggung beban penugasan yang banyak dari pemerintah. Salah satunya dirasakan Hutama Karya.
"Dalam program menurunkan utang, kami ada beberapa strategi. Yang pertama, kami akan melakukan recycle," ungkap Budi dalam webinar Mengukur Infrastruktur Seri BUMN Hutama Karya pada Jumat (16/4).
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Apa yang menyebabkan permasalahan keuangan di Sumatera? Masalah Keuangan Melonjaknya inflasi ini membuat Pemerintah Provinsi Sumatra harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
-
Apa tugas Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Siapa yang merasakan beban berat? Shanty menyatakan bahwa ia merasakan beban berat selama masa Pendidikan Karakter dan Disiplin (PPKD) karena tidak menerima kabar dari Fabian.
Dia mengatakan, Hutama Karya akan menawarkan beberapa ruas jalan tol yang sudah beroperasi dan cukup bagus kepada investor. Ruas jalan tol yang dimaksud seperti Medan-Binjai, Bakauheni-Palembang, dan Pekanbaru-Dumai, yang merupakan jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Sehingga hasil dari penjualan divestasi dari ruas-ruas tersebut akan kami gunakan untuk menurunkan pinjaman," tuturnya.
Kendati tengah berusaha memulihkan kondisi keuangannya, Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Aloysius Kiik Ro, mengatakan perusahaan menargetkan menjadi pemain utama di sektor infrastruktur jalan dan industri terkaitnya. Perusahaan sudah memiliki bekal yang kuat baik dari sisi sumber daya, human capital, dan pengalamannya.
"Untuk Hutama Karya, kita adalah menjadi champion di bidang jalan dan related industry. Mimpi kita dan sudah kita mulai adalah pengembangan jalan, jalan tol, highways, dan segala infrastruktur yg terkait langsung dengan pembangunan jalan itu adalah keunggulan Hutama Karya," kata Aloysius.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengalihan PMN ini dilakukan dalam proses restrukturisasi keuangan Waskita.
Baca SelengkapnyaBanyaknya perusahaan BUMN di bidang kontruksi terlilit utang mendorong bank melakukan mitigasi risiko dengan menghentikan kredit ke BUMN Karya.
Baca SelengkapnyaSebelum dicairkan, Sri Mulyani mengatakan anggaran PMN ketiga BUMN tersebut harus melalui tahapan pendalaman oleh Komisi XI DPR-RI.
Baca SelengkapnyaMulai tahun 2026 mendatang, Hutama Karya akan lebih banyak melepas kepemilikan tol dari pada membangun tol JTTS.
Baca SelengkapnyaJumlah tersebut lebih besar dari usulan awal Kementerian BUMN, senilai Rp10 T.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan aset ini diikuti oleh peningkatan kinerja keuangan lainnya pada 2023. Laba bersih naik 521 persen, mencapai Rp1,87 triliun.
Baca SelengkapnyaErick mengaku akan mengecek pernyataan JK terkait piutang terhadap perusahaan BUMN senilai Rp300 miliar.
Baca SelengkapnyaSejumlah perusahaan BUMN masih terlilit utang besar dengan nilai hingga triliunan rupiah.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo berharap, hingga akhir 2024, Tol Trans Sumatera akan tersambung dari Bakauheni sampai Jambi.
Baca SelengkapnyaErick mengatakan, merger BUMN Karya membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun. Rencana ini akan masuk roadmap BUMN 2024-2034.
Baca SelengkapnyaKemenkeu berencana memberikan dana suntikan PMN kepada tiga perusahaan pelat merah senilai Rp28,15 triliun.
Baca Selengkapnya