Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BCA klaim industri perbankan kini jauh lebih baik dibanding saat krisis 1998

BCA klaim industri perbankan kini jauh lebih baik dibanding saat krisis 1998 Direktur PT Bank Central Asia Rudy Susanto. ©2018 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Rudy Susanto, mengatakan industri perbankan Indonesia saat ini sudah cukup kuat menghadapi kondisi Rupiah yang tertekan. Berbeda dengan 20 tahun lalu, atau saat krisis 1998, di mana banyak bank yang terpaksa tutup karena bangkrut.

"20 Tahun lalu, 98 kan recap kita, tahun 2000 an terus start lagi. Jadi dulu juga masih konsentrasi dengan penghimpunan dana, kredit belum kuat, kalau sekarang saya rasa sudah balance BCA dan pure profesional," kata Rudy, di Jakarta, Selasa (15/5).

Rudy mengatakan, bahkan jika Rupiah sampai menyentuh level Rp 20.000 per USD perbankan Indonesia masih bisa menghadapinya. Sebab, rasio kecukupan modal atau capital adequancy ratio (CAR) industri perbankan Indonesia tengah tinggi.

"Sebagian besar bank-bank kita ini posisinya jauh lebih bagus daripada posisi 1998. Jadi kalau ada banyak yang bilang NPL jelek, NPL tinggi tapi itu sebenarnya bagian dari bisnis kita. Yang penting kemampuan dia buat profit cukup tidak untuk hapus NPL?," ujarnya.

Kendati demikian, Rudy mengungkapkan simulasi yang dilakukan OJK yaitu Rupiah mencapai level Rp 20.000 kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali. "Saya rasa waktu stress test dipasang kondisi yang paling jelek yang kemungkinan kejadiannya tuh kecil sekali, bukan artinya kita akan jadi Rp 20.000. Jadi waktu OJK bilang stress test 20.000 itu dianggap kondisi yang berat sekali bank kita bagimana."

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan stress test atau uji ketahanan Rupiah terhadap Dolar AS (USD). Hal tersebut dalam menyikapi fluktuasi mata uang garuda yang hampir menyentuh angka Rp 14.000 per USD.

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan stress test dilakukan untuk melihat sejauh mana ketahanan perbankan terhadap gejolak Rupiah. Dia menegaskan, simulasi tersebut bukan berarti pasti akan terjadi.

"Namanya juga stress test, itu pasti tidak cuma Rp 14.000 yang dia bikin kalau stress test, kalau kejadian gini gimana kita, kejadian gitu gimana. Katakanlah Rp 20.000, bagaimana dia bilang, oke kan? Makanya ya sudah," ujar Menko Darmin di Kantornya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rupiah Terus Anjlok, BI: Masih Lebih Baik dari Krisis Moneter 1998
Rupiah Terus Anjlok, BI: Masih Lebih Baik dari Krisis Moneter 1998

Bank Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meredam segala tekanan terhadap rupiah.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).

Baca Selengkapnya
Ternyata Rupiah Menguat Bukan Gara-Gara Demo, Begini Penjelasan Bank Indonesia
Ternyata Rupiah Menguat Bukan Gara-Gara Demo, Begini Penjelasan Bank Indonesia

Jika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.

Baca Selengkapnya
OJK: Industri Perbankan Indonesia Tetap Solid di Tengah Tingginya Suku Bunga AS
OJK: Industri Perbankan Indonesia Tetap Solid di Tengah Tingginya Suku Bunga AS

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.

Baca Selengkapnya
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global

Terdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat di Bawah Level Rp16.000 per USD
Gubernur BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat di Bawah Level Rp16.000 per USD

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Melemah Menuju Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini
Kurs Rupiah Melemah Menuju Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini

Menurut Sri Mulyani, banyak masyarakat Indonesia yang melihat pelemahan Rupiah itu dari nominalnya terhadap USD.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

Nilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.

Baca Selengkapnya