BCA: Tak Masalah Nilai Rupiah Naik Turun, Asal Tidak Gila-gilaan
Merdeka.com - Beberapa hari terakhir ini pergerakan Rupiah sangat fluktuatif. Pelemahan dan penguatan nilai tukar terjadi dalam waktu singkat.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berharap fluktuasi nilai tukar Rupiah tidak akan terlalu tajam pada tahun ini. Sebab, naik turunnya nilai tukar tersebut dinilai akan merepotkan para pengusaha yang juga merupakan nasabah BCA.
Direktur BCA, Henry Koenaifi, mengatakan selama nilai tukar Rupiah tidak mengalami penguatan atau pelemahan yang 'gila-gilaan', pengusaha masih akan aman dan nyaman dalam menjalankan usahanya.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa tukar uang di BI susah? Kalau (menukar) di BI saya harus bolak-balik karena ada batas maksimumnya kan? Jadi kita lewat koordinator saja
-
Kenapa BRI menargetkan harga sahamnya naik? 'Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024,' jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
-
Siapa pemilik saham terbesar BCA? Tidak berhenti di situ, kedua bersaudara ini merambah bisnis properti.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
"Pengusaha itu yang paling penting naik dan turunnya Rupiah tidak gila-gilaan. Yang paling penting itu. Misalnya dari Rp 14.100 lalu turun ke Rp 12.100, terus nanti ada goncangan naik lagi ke Rp 14.000 lagi. Ini kan melambung banget," kata Henry saat ditemui di Menara BCA Jakarta, ditulis Kamis (10/1).
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Kamis (10/1). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.048 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.125 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah kemudian bergerak melemah usai pembukaan. Tercatat, Rupiah sempat menyentuh level Rp 14.099, namun kembali menguat dan saat ini nilai tukar berada di Rp 14.077 per USD.
Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adinegara menilai Rupiah yang beberapa hari terakhir ini mengalami penguatan akan kembali terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar AS.
"Rupiah yang beberapa hari lalu menguat kini kembali melemah di kisaran 14.120-14.160 per USD," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com.
Bhima mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelemahan tersebut. Salah satunya adalah perkembangan dari negosiasi perang dagang antara AS dengan China.
"Salah satu faktornya adalah investor menunggu perkembangan dari shutdown di AS, dan perundingan dagang AS-China. Rilis dari bank dunia yang indikasikan ekonomi tahun 2019 bakal melambat akibat perang dagang juga mempengaruhi keputusan investasi," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, saat ini Indonesia tengah ramai membahas debat antar pasagan calon presiden menjelang pemilu. "Jelang debat Capres, banyak investor yang cenderung menahan masuk ke Indonesia karena khawatir ada kegaduhan dan ketidakpastian kebijakan," ujarnya.
Dia mengungkapkan pelemahan Rupiah diperkirakan akan berlanjut hingga pekan depan. "Rupiah diperkirakan melanjutkan pelemahan di 14.200-14.300 pada minggu depan," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.
Baca SelengkapnyaDPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaBegini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca Selengkapnya