Beda dari Virus Corona, Pemerintah Tak Khawatir Flu Burung Kembali Muncul di China
Merdeka.com - Belum selesai kasus virus corona, China kembali mengalami serangan flu burung atau H5N1. Virus mematikan ini terdeteksi di salah satu peternakan kota Shaoyang, Provinsi Hunan Selatan.
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, mengatakan flu burung bukan virus baru. Dia mengatakan proses penanganan pasti sudah dilakukan.
"Kalau itu kan berkaitan dengan virus sudah pernah terjadi, seperti SARS. Penanganan sudah dilakukan," kata Mendag Agus di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (3/2).
-
Virus apa yang ditemukan di peternakan bulu China? Tim menemukan 36 spesies virus baru dalam ilmu pengetahuan dan 39 spesies yang berisiko berpindah antar spesies, termasuk 11 spesies yang sebelumnya telah menginfeksi manusia.'Sangat menarik bahwa kita melihat keragaman zoonosis yang diketahui dan potensial ditemukan dan ditularkan di antara begitu banyak jenis hewan dan di wilayah geografis yang luas,' kata salah satu anggota tim peneliti, John Pettersson, seorang profesor di Universitas Uppsala, dalam sebuah pernyataan.
-
Bagaimana peneliti mengidentifikasi virus di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Apa itu penyakit misterius di China? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Mengapa penemuan mumi burung viral? Video momen penemuan mengerikan ini segera ia unggah di TikTok.
-
Apa itu Flu Singapura? Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak dan kadang-kadang orang dewasa.
Sementara virus corona merupakan masalah baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sehingga penanganan virus corona berbeda dengan kasus flu burung. "Jadi penanganannya beda walau agak mirip-mirip," kata Mendag Agus.
Dalam kasus virus corona, upaya pencegahan yang dilakukan dengan mengatur pergerakan manusia. Bukan hanya turis, tetapi juga para pelaku bisnis yang keluar masuk di dalam dan luar negeri.
Pemerintah dihadapkan dilema dalam hal ini. Satu sisi ingin melindungi negara dari penyebaran virus. Di sini lain juga tidak bisa menghambat dunia usaha.
Untuk itu perlu cara yang tepat dalam menyampaikan informasi virus corona kepada masyarakat agar tidak menimbulkan kepanikan. "Supaya di lapangan (masyarakat) tidak terlalu khawatir," kata Mendag Agus mengakhiri.
Pemerintah Bentuk Pusat Informasi Penanganan Virus Corona
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri rapat koordinasi tingkat menteri di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membahas tindak lanjut pencegahan penyebaran virus corona dari Wuhan di China. Dalam rapat tersebut dibahas dua kebijakan.
Pertama membentuk layanan informasi di tiap isu. Misalnya tentang layanan informasi penerbangan maskapai. Tujuannya untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan informasi. "Jadi akan jelas (masyarakat) harus menelfon siapa dengan nomor berapa," kata Menteri Retno.
Menteri Retno menyebut saat ini Kementerian Kesehatan juga sudah membuka posko di Natuna. Mereka juga menyertakan nomor telpon yang bisa dihubungi oleh masyarakat.
Kedua, isu yang dibahas terkait dampak dari situasi yang sedang terjadi. Dalam kondisi ini sektor pariwisata jadi yang pertama mengalami pergolakan. "Terdampak nomor satu adalah pergerakan manusia maka yang terdampak pariwisata," kata Retno.
Tak hanya di Indonesia, sejumlah negara juga telah membatasi pergerakan manusia. Maka, sudah barang tentu akan berdampak di sektor pariwisata.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaPengembangan vaksin dan serum ini sebagai bentuk pencegahan penularan African Swine Fever antar babi.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia di China tengah meningkat saat ini, khususnya menyerang anak-anak.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca Selengkapnya