Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beda lini bisnis, akuisisi PGE oleh PLN sangat beresiko

Beda lini bisnis, akuisisi PGE oleh PLN sangat beresiko pln. Merdeka.com

Merdeka.com - Rencana PT PLN (Persero) mengakuisisi anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) masih terus berjalan. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto pun beberapa waktu lalu mengakui tidak mempermasalahkan rencana pengambilalihan tersebut.

‎Menanggapi hal tersebut, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, dilihat dari bisnis utamanya, PGE memiliki pengalaman dan terbiasa terhadap risiko dari eksplorasi panas bumi. Sementara PLN, sejak berdirinya hanya terlalu fokus pada penyediaan listrik untuk masyarakat, tidak untuk mencari sumber energi bagi bahan baku pembangkit listrik.

‎"Dilihat dari bisnis saja sudah berbeda. Bisnis Pertamina itu eksplorasi terbiasa dengan risiko beda dengan PLN di hilir," ujar Yunus di Hotel Alia, Jakarta, Rabu (31/8).

Saat ini, rencana akuisisi tersebut terus menuai perdebatan. Sebab, banyak yang masih ragu dengan masa depan terhadap pengembangan panas bumi oleh PLN.

Selain itu, dia mempertanyakan apakah proses akuisisi itu bisa membuat rencana kerja pengembangan panas bumi bisa dipertahankan. "Apakah akuisisi tetap membuat adanya rencana kerja yang disiapkan misalnya 12 lubang sumur panas bumi tetap dialokasikan? Nah ini kan jadi perdebatan," tuturnya.

Kendati demikian, pihaknya menyerahkan semua keputusan kepada masing-masing perusahaan. Dia hanya mengingatkan nantinya rencana akuisisi tersebut malah menimbulkan konflik baru.

"Kesimpulannya ada di korporat dan itu di bawah Kementerian BUMN. Posisi kami sifatnya adalah terus mendorong pengembangan panas bumi," pungkasnya.‎

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP