Begini Angka Pertumbuhan Ekonomi Jabar Beserta Permasalahannya
Merdeka.com - Pada Triwulan III tahun 2018, ekonomi Jawa Barat tumbuh sebesar 5,58% dibanding periode yang sama tahun lalu dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17%. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan III ini didukung oleh hampir semua lapangan usaha yang didominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar 41,59%.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa dalam Seminar Forum Ekonomi Kementerian Keuangan (FEKK) di Holiday Inn Pasteur Bandung, Kamis (22/11/18).
Menurutnya, diperlukan upaya terus menerus dalam membangun sinergi, koordinasi, dan memperkuat sinkronisasi serta keterpaduan antara program-program pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Di mana Sulawesi Utara berada di peringkat pertumbuhan ekonomi nasional? Berdasarkan data yang mereka miliki, Sulut menjadi salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.
-
Apa yang membuat Jawa sebagai pusat ekonomi Indonesia? Pulau Jawa merupakan pusat ekonomi negara Indonesia, menampung sebagian besar aktivitas bisnis, industri, dan perdagangan negara ini.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
Selain itu, keterlibatan dari kalangan swasta juga sangat penting dalam menciptakan nilai tambah bagi daerah, menciptakan lapangan kerja baru, menekan angka pengangguran serta mendorong produktivitas dan inovasi.
"Tentu kita harus tetap terus bekerja keras untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna mendukung tercapainya pembangunan yang berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan," katanya.
Dana APBN Tahun Anggaran 2018 yang dialokasikan untuk Provinsi Jawa melalui Dipa Kementerian/Lembaga yaitu sebesar 45,5 triliun rupiah, melalui dana transfer ke daerah sebesar 61,12 triliun rupiah.
Kekuatan fiskal yang berasal dari dana DIPA, dana transfer ke daerah dan dana desa uang besar tersebut tentunya sangat diharapkan menjadi stimulus dalam proses pembangunan di Provinsi Jawa Barat.
"Solusi ke depan sebagai visi Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi, maka alokasi anggaran APBD yang sedang proses (tahun 2019) kita berusaha menginjeksi dan memberikan stimulus agar bisa mengurangi kemiskinan, indeks gini ratio juga mengatasi pengangguran," ujar Iwa.
Menurutnya, sebagaimana terjadi di sebagian daerah, saat ini Provinsi Jawa Barat masih dihadapkan pada beberapa permasalahan, yang pertama, masih ada ketimpangan distribusi pendapatan yang dapat dilihat dari indeks gini ratio Provinsi Jawa Barat pada Maret 2018 mengalami kenaikan menjadi 0,407 dibandingkan September 2017 (0,393), dan tentu berada diatasi gini ratio nasional sebesar 0,389.
Kedua, angkatan kerja di Jawa Barat pada agustus 2018 tercatat sebanyak 22,63 juta orang bertambah dibanding Agustus 2017, namun tidak diiringi peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang justru menurun 0,42%.
Ketiga, persentase penduduk miskin Jawa Barat pada Maret 2018 tercatat sebesar 7,45%, menurun 0,38% dibanding September 2017, namun disparitas kemiskinan perkotaan dan pedesaan cukup tinggi. Persentase penduduk miskin pada Maret 2018 di perkotaan sebesar 6,47% dan pedesaan sebesar 10,25%.
"Berdasarkan hal itu, pelaksanaan APBN di Provinsi Jawa Barat seharusnya memberikan prioritas pada penanggulangan masalah-masalah tersebut. Pelaksanaan APBN harus diarahkan pada basis sektor-sektor potensial yang mampu memberikan nilai tambah dan berkesinambungan," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah secara komulatif pada triwulan III tahun 2023 mencapai 5,07%.
Baca SelengkapnyaPulau Jawa masih menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaHal itu terlihat dari data Badan Pusat Statistik Jateng yang dirilis pada 17 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaSementara, pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan II tahun 2023 ini juga lebih baik dari triwulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut juga diiringi dengan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng turut mendorong sertifikasi halal bagi pemilik UMKM.
Baca Selengkapnya