Begini Strategi VIVA Hadapi Revolusi Digital Industri Media
Merdeka.com - 2018 Menjadi tahun penuh tantangan bagi industri televisi free-to-air (FTA) di Indonesia. Berdasarkan estimasi Media Partners Asia, belanja iklan televisi hanya sedikit meningkat, dengan laju pertumbuhan sebesar satu digit saja dan itu pun di angka yang rendah, yakni 2,6 persen.
Sementara itu persaingan media digital terus meningkat sejalan dengan perubahan pola konsumsi media di lingkup global. Saat ini menurut survei Nielsen lebih dari 95 persen pemirsa media di Indonesia terbiasa mengonsumsi media secara bersamaan melalui lebih dari satu saluran, yaitu televisi dan internet.
Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan, sejalan dengan geliat revolusi digital di Indonesia, industri televisi FTA harus mampu mempertahankan bisnis secara berdampingan. Asalkan, televisi FTA bisa menyajikan konten menarik dan relevan yang dapat dinikmati di berbagai platform, sehingga menambah jangkauan pemirsa.
-
Apa itu TV digital? Apa yang dirasakan Sahid dan banyak penikmat tayangan televisi saat ini merupakan buah dari program ASO. Masyarakat kini bisa menonton film, sinetron, berita, sampai tayangan pendidikan dengan gambar dan suara jauh lebih jernih.
-
Apa yang menjadi peran penting TVRI dalam dunia penyiaran Indonesia? TVRI tentu berperan penting dalam perkembangan dunia penyiaran negara Indonesia.
-
Mengapa Vidio penting bagi Indonesia? Indonesia dengan 275 juta penduduk merupakan negara di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk tertinggi, hal ini juga menjadi potensi besar pertumbuhan Vidio kedepannya apabila bisa menjangkau seluruh pelosok negeri.
-
Bagaimana cara migrasi ke TV digital? Sahid hanya membeli STB dengan tambahan kabel HDMI. Antena dan TV masih memakai yang lama. Kabel antena yang biasanya dicolok ke televisi kini dipindahkan ke STB. Sementara kabel HDMI dimasukkan ke dalam soket yang tersedia di perangkat TV-nya.
-
Apa ancaman utama yang dihadapi industri streaming di Indonesia? Sebagaimana diketahui, di tengah pertumbuhan industri video streaming di Indonesia, para pelaku OTT harus menghadapi sejumlah masalah besar. Salah satunya adalah ancaman konten pembajakan di Indonesia.
-
Apa saja yang dibutuhkan untuk transformasi digital di Indonesia? Ada dua hal yang menjadi poin penting. Pertama, talenta dan yang kedua adalah infrastruktur digital.
"Dapat saya pastikan bahwa VIVA tidak menutup mata dalam menghadapi tantangan-tantangan ini. Faktanya, selama beberapa tahun terakhir kami telah melakukan persiapan guna menyambut revolusi digital," ujar Anindya usai RUPS Tahunan di Bakrie Tower Kompleks Rasuna Epicentrum Jakarta, Rabu (29/5).
Selama 2018, lanjutnya, antv berhasil mempertahankan peringkat sebagai stasiun televisi Tier-1 FTA dengan pencapaian rata-rata pangsa pemirsa sebesar 13,6 persen dan 10,7 persen April 2019. Keberhasilan ini ditopang oleh perpaduan konten lokal dan asing.
"Antv mampu merespons secara cepat kondisi tersebut sehingga antv dapat mencapai TVS sebesar 13,6 untuk tahun 2018 yang mendukung statusnya sebagai stasiun Tier-1 selama lima tahun berturut-turut," jelas Anindya.
Sedangkan tvOne memberikan kontribusi positif tetap mengungguli pesaing dengan capaian TVS yang cukup jauh di atas pesaing, yakni sebesar 3,4 untuk pemirsa TV berita serta peringkat #1 di slot berita primetime dan program olahraga andalannya.
Bisnis digital VIVA saat ini sedang bertumbuh pesat dan melengkapi televisi FTA sebagai bisnis inti. Portal digital viva.co.id mencatat rata-rata jumlah pengunjung lebih dari 16 juta setiap bulan dengan rata-rata 89,7 juta kunjungan halaman setiap bulan.
"tvOne kemudian mengembangkan multi channel melalui YouTube dengan konten-konten andalan tvOne seperti ILC, Damai Indonesiaku, One Pride Pro Never Quit-Indonesian MMA, dan Talkshow tvOne. Selain itu, tvOne juga menayangkan program web series di channel YouTubenya, antara lain web series Rindu dan web series Ingin," jelas Anindya.
Sementara itu konten antv dapat dinikmati melalui website www.antvklik.com. Di mana, antv mengembangkan multi channel serupa melalui YouTube seperti Best Pesbuker, Klik Bocah, Klik Misteri. Selain juga web series seperti web series Cek Kontrakan Sebelah, web series Maya dan web series 29 Maret.
Anindya menambahkan dengan penyajian konten-konten menarik dari antv dan tvOne yang dapat dinikmati di berbagai platform, diharapkan dapat menjangkau khalayak secara luas terutama generasi muda dan semakin diperkuat melalui konten media sosial yang solid.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transformasi media konvensional ke digital jadi tantangan bagi dunia televisi.
Baca SelengkapnyaMembangun infrastruktur penyiaran di daerah ini butuh ekstra perjuangan.
Baca SelengkapnyaDii balik peluang yang besar itu, terdapat tantangan sosial yang perlu diatasi bersama
Baca SelengkapnyaATVSI Buka Puasa Bersama DPR hingga Kemenkominfo: Tv Indonesia Masih Eksis walau Ekonomi Tak Baik-Baik Saja
Baca SelengkapnyaGuyonan Menkominfo baru Budi Arie Setiadi soal digitalisasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBagi para pebisnis kelas UMKM, digitalisasi membawa bisnis konvensionalnya naik level.
Baca SelengkapnyaKedua belah pihak sepakat pentingnya segera menjalin kerja sama seinergis di berbagai bidang.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Sutanto mengatakan, jumlah masyarakat yang menonton televisi saat ini mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, revisi UU Penyiaran merupakan sebuah kewajiban
Baca SelengkapnyaTransformasi digital juga tidak sekadar untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, namun menjadi langkah strategis memperkuat bangsa di era digital.
Baca SelengkapnyaVidio disebut menguasai 21 persen pangsa pasar penonton VOD di Indonesia selama 2023.
Baca SelengkapnyaBanyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.
Baca Selengkapnya