Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Begitulah Sigit Priadi, pejabat publik produk kompetisi

Begitulah Sigit Priadi, pejabat publik produk kompetisi Sigit Pramudito. ©2015 merdeka.com/novita

Merdeka.com - Berita soal ketidakmampuan pemerintah menarik pajak sudah menjadi hal biasa sejak belasan atau bahkan puluhan tahun silam. Sebagai gambaran, sepanjang 2002-2014, pemerintah tercatat baru dua kali sukses melewati target penerimaan pajak.

Yaitu 2004 dan 2008. Pada 2004, realisasi penerimaan perpajakan mencapai sekitar Rp 280,558 triliun. Naik tipis Rp 1,35 triliun (0,48 persen) dari target Rp 279,207 triliun.

Pada 2008, realisasi penerimaan pajak Rp 566,2 triliun, naik dari target Rp 534,5 triliun. Pencapaian itu akibat lonjakan harga minyak internasional dan kebijakan penghapusan sanksi administrasi perpajakan atau dikenal sunset policy diluncurkan pemerintah.

Bagaimana tahun ini? Sudah sejak jauh hari, pemerintah mengisyaratkan lempar handuk dalam mengejar target penerimaan pajak sebesar Rp 1.294 triliun. Diperkirakan, shortfall atau selisih antara realisasi dengan penerimaan pajak hingga akhir tahun berkisar Rp 160 triliun-Rp 225 triliun.

Banyak faktor yang membuat pemerintah kepayahan memungut pajak. Diantaranya, target kelewat tinggi berkait kelindan dengan perlambatan ekonomi, rendahnya kepatuhan masyarakat bayar pajak, dan sejumlah terobosan genjot pajak membentur tembok.

Cerita itu semua bermuara pada pengunduran diri Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Sigit Priadi Pramudito. Meskipun banyak pemakluman disana-sini, Sigit tetap menempuh jalan itu sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan institusinya mencapai target.

Hal mana tak pernah dilakukan pejabat sebelum Sigit. Padahal, kisah kegagalan pemerintah mencapai target pajak tak hanya terjadi tahun ini saja.

Boleh dibilang, Sigit melakoni hal tak lazim yang harus diakui bisa membuka tradisi baru dalam lintasan sejarah kepemimpinan di Tanah Air.

Ketua Komisi Perbankan dan Keuangan DPR-RI Fadel Muhammad menyebut Sigit contoh bagus sebagai pejabat publik hasil kompetisi bernama lelang jabatan.

Dalam sebuah wawancara, Sigit mengaku sudah ingin mundur sejak September lalu. Kala itu, shortfall pajak sudah mencapai Rp 160 triliun. Jauh melebihi tahun lalu Rp 90 triliun.

Begitulah Sigit. Dia memberikan contoh yang seharusnya diikuti orang-orang yang gagal mengemban amanah publik. Bisa saya, Anda, atau pemimpin-pemimpin itu. Oops! (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pejabat Publik Diminta Teladani Moralitas dan Etika Para Tokoh Sejarah Bangsa
Pejabat Publik Diminta Teladani Moralitas dan Etika Para Tokoh Sejarah Bangsa

Beberapa tokoh dalam sejarah Indonesia, seperti Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta, telah memberikan teladan luar biasa dalam moralitas dan etika publik.

Baca Selengkapnya
Viral Video Prabowo Sebut 'Ndasmu Etik', Jubir Anies: Melecehkan Aspek Etika!
Viral Video Prabowo Sebut 'Ndasmu Etik', Jubir Anies: Melecehkan Aspek Etika!

Sudirman Said merespons ucapan 'ndasmu etik' yang dilontarkan oleh Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
PDIP Sentil Gibran Tak Sabaran: Karena Ada Karpet Merah Suka-Sukanya Ditabrak, Contoh Tak Bagus!
PDIP Sentil Gibran Tak Sabaran: Karena Ada Karpet Merah Suka-Sukanya Ditabrak, Contoh Tak Bagus!

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengaku kecewa dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
Ingin Dapatkan Kepala Daerah Berkualitas, Ini Saran dari Said Abdullah
Ingin Dapatkan Kepala Daerah Berkualitas, Ini Saran dari Said Abdullah

Said Abdullah menyarankan supaya masyarakat turut menolak praktik politik transaksional.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Andi PDIP Eks Menteri Jokowi Ingatkan Bahaya Lingkaran Setan Perumusan Regulasi DPR & Pemerintah
VIDEO: Andi PDIP Eks Menteri Jokowi Ingatkan Bahaya Lingkaran Setan Perumusan Regulasi DPR & Pemerintah

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Focus Group Discussion "Kerapuhan Etika Penyelenggara Negara", Selasa 27 Agustus 2024

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: Jangan Lagi Pilih Pemimpin karena Sembako dan Uang
Said Abdullah: Jangan Lagi Pilih Pemimpin karena Sembako dan Uang

Menurut Said, memilih pemimpin karena iming-iming materi hanya akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak memiliki kapasitas.

Baca Selengkapnya
Singgung Putusan MK yang Bikin Gibran Jadi Cawapres, Anies Nilai Nepotisme Bisa Menular ke Daerah
Singgung Putusan MK yang Bikin Gibran Jadi Cawapres, Anies Nilai Nepotisme Bisa Menular ke Daerah

Orang yang bercerita kepada mantan gubernur DKI Jakarta ini bilang bahwa di Jakarta juga terjadi nepotisme. Maka menular ke daerah-daerah.

Baca Selengkapnya
Reaksi Kapolri dan Para Perwira Polisi Disinggung soal Hukum Bisa Dibeli
Reaksi Kapolri dan Para Perwira Polisi Disinggung soal Hukum Bisa Dibeli

Mulanya, Jiung bercerita sempat menjadi juara Stand Up Bhayangkara ke 76 dengan membawa uang senilai Rp30 juta.

Baca Selengkapnya
Beri Pembekalan ke Menteri, Prabowo Kembali Ingatkan Analogi Ikan Busuk dari Kepala
Beri Pembekalan ke Menteri, Prabowo Kembali Ingatkan Analogi Ikan Busuk dari Kepala

Kepada menterinya, Prabowo memastikan tidak akan korupsi dan tak melakukan hal tercela.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Prof Andi Gregetan Sindir Etika Rapuh Ketum Kadin 'Dibegal' karena Pro 03 Ganjar
VIDEO: Prof Andi Gregetan Sindir Etika Rapuh Ketum Kadin 'Dibegal' karena Pro 03 Ganjar

Prof Dr Andi Pangerang mengaku membaca soal polemik posisi ketua umum di Kamar Dagang dan Industri (Kadin)

Baca Selengkapnya
Saat Berbohong dan Ingkar Janji jadi Perkara Biasa dalam Pilkada, Hari Ini Kawan Besok Lawan
Saat Berbohong dan Ingkar Janji jadi Perkara Biasa dalam Pilkada, Hari Ini Kawan Besok Lawan

Pengamat Politik Adi Prayitno mengunggah komentar, terkait panas-dingin hubungan PKS dan Anies yang tampak pecah kongsi di Pilgub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya