BEI: Tak ada penurunan daya beli, masyarakat kini pilih investasi
Merdeka.com - Direktur Pengembangan Bisnis PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Nicky Hogan menyebut bahwa tidak ada penurunan daya beli masyarakat. Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah masyarakat mulai mengalihkan dananya untuk melakukan investasi.
Ucapa Nicky berbeda dengan Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Dodi Budi Waluyo mengakui angka penjualan industri ritel mengalami pelemahan hingga Juni 2017. Hal ini menandai adanya penurunan daya beli masyarakat.
"Dari kacamata saya, kita di bursa juga bisa melihat perilaku masyarakat yang tadinya konsumtif sekarang mulai mengalihkan dananya untuk diinvestasi," ujar Nicky saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/8).
-
Siapa yang dipengaruhi oleh perubahan konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
-
Bagaimana orang kaya berinvestasi? Kebiasaan lain orang kaya dalam mengelola keuangan ialah selalu mengutamakan untuk membeli produk investasi. Instrumen keuangan ini bukan hanya bisa sebagai alat untuk menyimpan aset tetapi juga mengembangkannya secara maksimal.
-
Kenapa orang beli saham? Dengan memiliki saham, Anda berhak atas sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan dalam bentuk dividen, serta memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hal ini menjadikan saham sebagai instrumen investasi yang menarik bagi individu yang ingin terlibat dalam pertumbuhan dan keberhasilan suatu perusahaan.
-
Kenapa orang tertarik investasi emas? 'Emas harganya akan naik serta cepat dikonversikan ke uang. Saat suku bunga naik, harga penjualan emas turun, hal itulah yang mendorong masyarakat mengalihkan kepemilikan asetnya menjadi emas,' ujar Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Rossanto Dwi Handoyo.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
Nicky mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan jumlah investor sebesar 20 persen. Selain itu, transaksi jual beli saham juga terus mengalami peningkatan.
"Tambahan peningkatan lebih dari 20 persen jumlah investor disertai dengan yang melakukan transaksi. Dan kenaikan jumlah investor 20 persen tersebut untuk 6 bulan pertama ini," jelasnya.
"20 persen kalau saya bicara investor yang bertransaksi tahun lalu perbulan sekitar 78.000 investor tahun ini sudah lebih 90.000 investor per bulan yang bertransaksi," tambahnya.
Nicky menegaskan, sejauh ini pihaknya belum melihat pengaruh besar penurunan daya beli terhadap sektor rill. Sebab, secara laporan keuangan yang sudah dirilis oleh perusahaan menunjukkan perkembangan yang baik.
"Sektor rill menurut saya masih pertumbuhan baik, penurunan tidak terlalu memberi pengaruh besar pada sektor rill. Secara laporan keuangan yang sudah dikeluarkan perusahaan-perusahaan untuk semester I sudah keluar dan masih menunjukkan perkembangan yang baik," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga BTC yang sempat berada di USD 68.500 naik menjadi USD 71.000, yang merupakan harga tertinggi dalam satu pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaBRI Danareksa Sekuritas menggelar acara Market Outlook bertajuk Strategi Investasi Memasuki Tahun Politik.
Baca SelengkapnyaMembaiknya daya beli masyarakat dipercaya akan menjadi stimulus bagi industri konsumer.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaHarus diakui, kinerja investasi selama tahun politik akan sangat berpengaruh.
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca Selengkapnya