Bekraf nilai industri perfilman nasional terkendala modal
Merdeka.com - Badan Ekonomi Kreatif menilai pengembangan industri perfilman di Indonesia terbentur keterbatasan modal. maka itu, pemerintah akhirnya membuka pintu untuk investor asing berusaha di industri perfilman nasional.
"Saat ini untuk film dengan berbiaya rendah dibutuhkan modal sekitar Rp 3 miliar," kata Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif Endah Wahyu Sulistianti, Jakarta, kamis (21/7).
Menurut Endah, masuknya investor asing bisa mengakselerasi pertumbuhan bioskop di daerah. Penambahan jumlah bioskop dinilainya bakal mendorong pengembangan industri perfilman.
-
Bagaimana cara film Pesan Bermakna Jilid III dibuat? Di sekuel kali ini, Pesan Bermakna Jilid III akan hadir dengan konsep yang sedikit berbeda, tapi tetap tak kalah menarik. Film ini sendiri merupakan adaptasi dari novel karya D.Y. Witanto yang berjudul 'Euthanasia'.
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
-
Kenapa Kemnaker mendorong SKKNI di industri film? 'SKKNI Perfilman sebagai salah satu bentuk upaya meningkatkan mutu dari perfilman Indonesia,' kata Menaker Ida Fauziyah saat menerima Komite Festival Film Indonesia Periode 2021-2023, di Kantor Kemnaker Jakarta, Kamis (7/9).
-
Apa yang menjadi modal mereka? Flexing menjadi modal bagi 'crazy rich' seperti Indra Kenz, Doni Salmanan hingga teranyar Wahyu Kenzo untuk menjerat 'korban' dalam investasi bodong yang dikelolanya.
-
Siapa sutradara film pertama di Indonesia? Saat itulah ia resmi menjadi sutradara film pertama di Indonesia.
-
Apa film pertama di Indonesia? Film dokumenter perjalanan Raja dan Ratu Belanda di Den Haag adalah film yang pertama kali diputar.
"Bagaimana mereka dapat berkembang apabila bioskopnya tidak ada. Insya Allah industri film Indonesia pasti akan tumbuh."
Selain investasi asing, lanjut Endah, pemerintah juga masih perlu menggelontorkan insentif untuk industri perfilman.
"Indonesia satu-satunya negara yang nggak berikan insentif apapun ke pelaku sektor film baik lokal maupun asing," katanya.
"Sebenarnya sudah ada aturan insentif, tapi tinggal bagaimana tata caranya, tambahan penghasilan yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, ada salah satu pemeran yang mengaku hanya dibayar Rp500.000 usai main film porno.
Baca SelengkapnyaKesenjangan antara kebutuhan kredit masyarakat dan penyaluran dana dari institusi keuangan masih tinggi.
Baca SelengkapnyaPerusahaan pelat merah ini butuh suntikan dana dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) untuk menopang program milik Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Baca SelengkapnyaBelasan juta itu dikantongi para pemeran untuk sekali pembuatan film atau satu judul film.
Baca SelengkapnyaTemuan izin usaha bule ini terungkap saat anggota Imigrasi menggelar operasi
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu UMKM dan kriterianya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaSolusi ketiga, kata Ganjar, adalah membuat program talent scouting atau pencarian bakat anak-anak kreatif di negeri ini yang menurutnya cukup banyak.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami tantangan tersebut, ia menyatakan pertumbuhan startup berkembang pesat di Indonesia.
Baca Selengkapnya