Belanja Pemerintah Kuartal III 2021 Anjlok Menjadi Hanya 0,66 Persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan belanja pemerintah pada kuartal III-2021 hanya 0,66 persen. Angka ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 8,03 persen dan periode yang sama pada tahun lalu dengan tumbuh 9,76 persen.
"Realisasi konsumsi pemerintah tumbuh 0,66 persen di triwulan III-2021," kata Ketua BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/11).
Penurunan belanja pemerintah diperkirakan karena belanja pegawai yang mengalami kontraksi. BPS mencatat kontraksi untuk belanja pegawai mencapai 12,62 persen. "Belanja pegawai mengalami kontraksi 12,62 persen," kata dia.
-
Mengapa realisasi perlinsos Kemensos tahun 2023 rendah? 'Ini yang menjelaskan pada saat kami menjelaskan kenaikan 2 bulan pada bansos Kemensos mencapai cukup tinggi adalah akibat baseline 2023 dari bansos Kemensos pada bulan Januari—Februari yang memang waktu itu rendah akibat masih adanya penataan kembali kerja sama antara Kemensos dan perbankan,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang dikritik Komisi XI terkait anggaran BPS? 'Pada dasarnya, kami memahami betul usulan tambahan pagu BPS, khususnya untuk perbaikan gedung kantor yang tidak layak.''Karena hal ini merupakan kebutuhan yang mendukung kinerja BPS untuk menjalankan tugas dalam menyediakan basis data kependudukan, hingga menjalankan program-program strategis, seperti Registrasi Sosial Ekonomi, hingga Sensus pertanian,' urai Puteri dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI bersama BPS pada Selasa (5/9).
-
Bagaimana kinerja keuangan BSI? BSI juga membukukan pembiayaan yang solid yaitu Rp207,12 triliun. Selain itu, BSI berhasil menunjukkan pertumbuhan laba Rp4,26 triliun, atau bertumbuh signifikan 40,68%.
-
Bagaimana capaian realisasi investasi tahun 2023? Capaian tersebut, kata Bahlil, juga mencapai 129 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp 1.099 triliun.
Berdasarkan komponen konsumsi pemerintah, konsumsi kolektif terkontraksi -1,81 persen dari yang sebelumnya di kuartal II tumbuh 2,91 persen. Begitu juga dengan belanja individu yang mengalami penurunan menjadi 8,26 persen dari sebelumnya tumbuh 9,60 persen.
Pertumbuhan konsumsi pemerintah didorong peningkatan realisasi belanja barang dan jasa APBN yang tumbuh 12,40 persen. Kenaikan belanja barang dan jasa pada pengeluaran konsumsi individu didominasi pertumbuhan belanja non operasional yakni belanja untuk program penanganan pandemi.
Beberapa di antaranya untuk program vaksinasi Covid-19, pembayaran klaim perawatan pasien Covid-19 dan dukungan kesehatan lainnya. Sementara dari sisi konsumsi kolektif didominasi belanja BLU dan belanja pemeliharaan pada infrastruktur.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAngka ini mencapai 70 persen dari pagu anggaran yang ditetapkan di dalam APBN.
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaAPBN pada bulan Oktober mengalami defisit Rp700 miliar atau 0,003 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaPendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan mendapatkan pagu anggaran tahun 2025 sebesar Rp6,22 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.
Baca SelengkapnyaHingga akhir April 2024, pemerintah telah mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp624,19 triliun.
Baca Selengkapnya