Beleid tax amnesty kandas, investor portofolio dinilai bakal kecewa
Merdeka.com - Ekonom HSBC untuk Asean Su sian Lim menilai investor portofolio bakal kecewa. Jika Indonesia gagal mengeluarkan undang-undang pengampunan pajak atau tax amnesty,
"Mengingat penerimaan negara tahun ini tidak seperti yang diharapkan, imbas dari pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan masih relatif tertekannya pendapatan dari kegiatan yang berhubungan dengan minyak," kata Su Sian Lim, Jakarta, Kamis (12/5.
Namun, Su Sian Lim meyakini ekonomi Indonesia bakal membaik pada kuartal mendatang. Ini menyusul berbagai paket stimulus ekonomi yang diluncurkan pemerintah dan Bank Indonesia sejak akhir tahun lalu.
-
Kenapa BSI mengimbau masyarakat untuk waspada? 'WASPADA HOAX!Hati-hati dengan segala bentuk informasi palsu yang beredar dari akun media sosial tidak resmi.
-
Bagaimana riba bisa merugikan masyarakat? Riba dapat menyebabkan kemiskinan karena peminjam kerap terjebak dalam perangkap utang yang sulit untuk dibayar. Bunga yang tinggi dapat menyebabkan beban utang yang semakin berat, hal itu kemudian menyulitkan mereka untuk mengatasi masalah keuangan.
-
Mengapa impulsive buying berbahaya bagi keuangan? Kebiasaan ini mungkin terlihat sepele, tapi ternyata bisa membuat kondisi keuangan pribadi jadi tidak sehat.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa impulsif membeli jadi berbahaya untuk keuangan? Perilaku ini membuat seseorang menjadi lebih boros karena membeli sesuatu hanya berdasarkan keinginan dan bukan atas dasar kebutuhan. Perilaku impulsive buying ini pun bisa berbahaya bagi kestabilan finansial.
-
Mengapa kebijakan pemerintah dapat memicu rasisme? Umumnya, penyebab rasisme yang paing sering terjadi karena keputusan kebijakan pemerintah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh keotoriteran dari pemimpin dalam pemerintah.
"Dua belas paket stimulus telah dikeluarkan. Banyak kebijakan yang telah diambil guna membuat iklim usaha serta investasi menjadi lebih mudah dan lebih menarik melalui insentif pajak dan fiskal, serta pengurangan regulasi dan birokrasi."
Lebih lanjut Lim memuji Bank Indonesia yang telah melengkapi berbagai langkah pemerintah melalui kebijakan tingkat suku bunga dan pemotongan Giro Wajib Minimum (GWM). BI telah memangkas suku bunga hingga 75 basis poin dan GWM sebesar 150 basis poin sejak November 2015.
Kontribusi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga tidak bisa dilupakan. Mengingat OJK juga meminta perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit hingga 400 basis poin tahun ini dari sekitar 13 persen menjadi 9 persen.
"Bahkan jika hanya seperempat dari target ini terealisasi, hal itu masih secara signifikan menurunkan biaya pinjaman yang pada gilirannya akan membantu menggairahkan perekonomian," ucap Lim.
Biaya pinjaman yang lebih rendah dinilai penting untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. Di sisi lain juga menguntungkan dunia bisnis. Namun, Lim mengingatkan bahwa pertumbuhan masih di bawah tren, oleh karena itu BI sebaiknya menunggu sampai kuartal kedua untuk memberikan kelonggaran.
"BI harus tetap waspada karena kebijakan yang berlebihan bisa memicu risiko kenaikan inflasi dalam jangka menengah," ujar Lim. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaMemanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaTax amnesty ini akan memberikan rasa ketidakadilan terhadap wajib pajak yang telah patuh.
Baca SelengkapnyaSelain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaBRI Danareksa Sekuritas menggelar acara Market Outlook bertajuk Strategi Investasi Memasuki Tahun Politik.
Baca SelengkapnyaMenaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.
Baca Selengkapnya