Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Belum banyak dipakai, pembalut di India justru akan dipajaki tinggi

Belum banyak dipakai, pembalut di India justru akan dipajaki tinggi Ilustrasi pembalut. ©2014 Merdeka.com/shutterstock/Ivancovlad

Merdeka.com - Pemerintah India berencana mengenakan pajak tinggi pada produk pembalut. Rencananya pembalut di India akan dikenakan pajak 12 persen, di mana akan membuat harga jualnya semakin mahal.

Harga pembalut di India saat ini berada di kisaran 5 Rupee atau sekitar Rp 1.029 hingga 12 Rupee atau Rp 2.470 per potong. Saat ini, besaran pajak pembalut berbeda di setiap daerah di India.

Dilansir dari CNN Money, Jumat (26/5), rencana pemerintah menimbulkan gelombang protes kaum perempuan India. Menurut mereka, justru produk ini seharusnya bebas pajak.

Perempuan India juga merasa didiskriminasi, sebab, produk seperti kondom dan alat kontrasepsi bebas pajak. Kelompok yang menamakan diri mereka SheSays telah mengampanyekan untuk meniadakan diskriminasi gender di India.

Petisi yang digalang oleh Sushmita Dev meminta pembalut dibebaskan pajak sudah ditandatangani lebih dari 300.000 orang.

"Perempuan seharusnya tidak didiskriminasi dalam keperluan pribadinya."

Studi Nielsen di 2011 menemukan bahwa hanya 12 persen dari perempuan India menggunakan pembalut. Di mana, di tahun yang sama, jumlah total penduduk India mencapai 1,21 miliar.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Indonesia Bakal Disalip India di Tahun 2075
Ekonomi Indonesia Bakal Disalip India di Tahun 2075

Pertumbuhan ekonomi India diprediksi bisa mengalahkan Amerika Serikat dan India pada tahun 2075 mendatang.

Baca Selengkapnya
Sudah Jadi Negara dengan Populasi Terbanyak di Dunia, India Ingin Warganya Punya Lebih Banyak Anak
Sudah Jadi Negara dengan Populasi Terbanyak di Dunia, India Ingin Warganya Punya Lebih Banyak Anak

Negara bagian Andhra Pradesh di India sedang mempertimbangkan untuk memberikan insentif kepada warganya guna meningkatkan tingkat kelahiran.

Baca Selengkapnya
Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta
Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya
PPN Naik Jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Lebih Rendah Dibanding Negara Lain
PPN Naik Jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Lebih Rendah Dibanding Negara Lain

Sri Mulyani anggap kenaikan PPN menjadi 12 persen cenderung lebih rendah.

Baca Selengkapnya
BPS: Kesetaraan Gender di Indonesia Semakin Baik
BPS: Kesetaraan Gender di Indonesia Semakin Baik

Komponen yang dilihat yaitu dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja.

Baca Selengkapnya
PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah Pertama Kali dalam Sejarah RI, Berpotensi Timbulkan Kebingungan
PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah Pertama Kali dalam Sejarah RI, Berpotensi Timbulkan Kebingungan

Pengenaan tarif PPN 12 Persen bersifat selektif kepada komoditas tertentu, yang diutamakan menyasar kelompok barang mewah.

Baca Selengkapnya
Daftar Barang dan Jasa Bakal Kena Kenaikan Tarif PPN 12 Persen Mulai 2025
Daftar Barang dan Jasa Bakal Kena Kenaikan Tarif PPN 12 Persen Mulai 2025

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi negara.

Baca Selengkapnya
Bahaya PPN 12 Persen: Masyarakat Kelas Menengah Makin Terhimpit
Bahaya PPN 12 Persen: Masyarakat Kelas Menengah Makin Terhimpit

Kebijakan PPN 12 persen mengancam masyarakat kelas menengah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Dharavi, Kota dengan Sanitasi Paling Buruk di India & Wilayah Paling Kumuh di Asia Selatan
Mengenal Dharavi, Kota dengan Sanitasi Paling Buruk di India & Wilayah Paling Kumuh di Asia Selatan

Luas Dharavi sekitar 2,6 Km persegi yang terletak di tengah pusat kota Mumbai.

Baca Selengkapnya