Beralibi kejar pelaku, Kemendag diam saat tahu beras plastik beredar
Merdeka.com - Akhir-akhir ini masyarakat khawatir dengan temuan beras yang dioplos dengan plastik. Hal tersebut terungkap setelah Dewi Setiani salah satu warga Bekasi mengunggah temuannya di media sosial instagram.
Bukan hanya Dewi, ratusan juta rakyat Indonesia juga was-was dengan beredarnya beras plastik. Apalagi beras merupakan kebutuhan pokok dan utama masyarakat.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim sudah terlebih dulu mendapat laporan beredarnya beras plastik tersebut.
-
Dari mana beras Pandan Wangi berasal? Beras ini berasal dari daerah Cianjur, Jawa Barat, dan terkenal dengan aroma wangi yang mirip dengan daun pandan.
-
Dimana Emping Beras berasal? Salah satu makanan tradisional asal Bangka Belitung adalah Emping Beras.
-
Dimana beras varietas baru dibuat? Sebuah tim ahli riset dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil menciptakan varietas beras baru yang mengandung campuran protein daging sapi serta sel lemak.
-
Dari mana beras pandan wangi berasal? Pandan Wangi adalah beras premium dari Cianjur, Jawa Barat, yang memiliki aroma wangi seperti daun pandan saat dimasak.
-
Di mana mitos beras mentah berkembang? Dalam masyarakat, beredar berbagai mitos seputar konsumsi beras mentah yang dianggap memiliki kandungan gizi lebih tinggi dibandingkan beras yang telah dimasak.
-
Dimana kutu beras berasal? Asal kutu beras ini dari tepung beras yang halus, yang disebut tepung beras. Telur kumbang beras akan menetas dari tepung tersebut dan tumbuh menjadi kutu.
"Kita sebetulnya sudah lebih dulu mendapatkan laporan dari masyarakat," ujar Dirjen Standarisasi Perlindungan Konsumen Kemendag Widodo kepada wartawan di Kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Widodo mengaku mendapatkan laporan tersebut tiga hari sebelum temuan beras plastik ramai diperbincangkan. "Laporannya sekitar tiga harian sebelum ini nih, ramai dibicarakan," klaimnya.
Namun Widodo memilih mengunci rapat temuan tersebut dengan alibi tengah menelusuri kebenaran laporan tersebut.
"Tapi kita silent dulu karena memang sedang dicari ini awalnya dari mana. Biar tidak kabur orang (pelaku) nya," ungkapnya.
Kemendag mengaku belum menemukan langsung beras plastik. Baru sebatas informasi yang diperoleh dari dinas perdagangan Bekasi. "Kita sudah ke lapangan cuma kita belum dapat berasnya. Ini di kota bekasi yang didapat dinas perdagangan di sana."
Widodo menduga beras oplosan plastik itu berasal dari China. "Tapi ini sedang kita telusuri lagi," tandasnya.
Sebelumnya, Dewi Setiani, warga Bekasi, Jawa Barat merasa resah dengan beras yang dia beli Minggu (17/5) kemarin. Sebab, jenis beras yang dibeli berbeda dengan beras biasanya. Mulai dari bentuk, hingga rasa, beras ini lebih terasa seperti plastik.
Awalnya, Dewi membeli persediaan beras di Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi untuk diolah menjadi nasi uduk. Menurut pedagang, beras ini berasal dari Karawang dengan merek Straramos.
"Kemarin saya beli beras di pasar. Seperti biasa saya membeli beras ini kiloan dengan harga Rp 8000 per kilo. Tapi saat saya beli ini engga seperti beras yang saya konsumsi sebelumnya," terang Dewi ketika dihubungi merdeka.com, Senin (18/5).
Dugaan adanya beras palsu tersebut pun muncul ketika Dewi mengolah beras itu menjadi nasi uduk untuk dijual. Bahkan saat dia memasak untuk kedua kalinya untuk memastikan, hasilnya pun tetap sama.
"Berasnya jadi aneh dan rasanya juga enggak kayak nasi pada umumnya. Lebih terasa kayak plastik, karena sintesisnya berasa banget," imbuh Dewi.
Dengan adanya beras palsu ini, Dewi mengurungkan niatnya untuk menjual nasi uduk hari ini. Dia tidak untuk menukar beras tersebut dengan beras yang lain karena menurutnya hasilnya akan sama saja.
"Suami saya menyarankan untuk menukarnya dengan beras baru. Tapi percuma mungkin hasilnya akan sama saja. Insya Allah saya akan melaporkan ini ke YLKI, karena sangat merugikan. Semoga tidak menimpa pedagang lain," tutup Dewi (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan hanya minta maaf lalu selesai. Kasus Ini harus ditindaklanjuti secara hukum.
Baca SelengkapnyaKPK memastikan pengusutan kasus yang berpotensi merugikan keuangan negara tersebut akan dilakukan dengan prosedur pemeriksaan maupun penyidikan hukum.
Baca SelengkapnyaKepastian itu didapat setelah dilakukan pengecekan terhadap gudang-gudang beras di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaKeberadaan 1.600 kontainer berisi beras ilegal dengan demurrage sebesar Rp294,5 miliar yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Tanjung Perak, Sur
Baca SelengkapnyaIa meyakini pengusutan kasus tersebut untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan semua proses penanganan perkara termasuk penyelidikan terkait skandal demurrage Rp 294,5 M naik penyidikan
Baca Selengkapnya"Kami selama ini getol menolak impor beras yang bisa merugikan rakyat."
Baca SelengkapnyaYudi berharap KPK juga dapat menurunkan investigator terbaik dalam mengusut kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 490.000 ton beras impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak
Baca SelengkapnyaTrubus mendorong adanya pengusutan soal dugaan penyelundupan beras tersebut yang menimbulkan demurrrage Rp294 miliar.
Baca SelengkapnyaPelaporan ini buntut dari keterlambatan bongkar muat impor beras seberat 2,2 juta ton
Baca SelengkapnyaTim Patroli Laut Bea Cukai gagalkan penyelundupan balepressed
Baca Selengkapnya