Berani Berubah: Cukur Keliling Penyambung Rezeki Selama Pandemi
Merdeka.com - Profesi barberman atau tukang cukur yang digeluti Muhammad Fikri Nurahman terimbas pandemi Covid-19. Berawal saat Fikri, sapaan akrab Muhammad Fikri Nurahman, bekerja di sebuah barbershop di Depok, Jawa Barat. Kemudian barbershop tempat ia bekerja terpaksa ditutup sementara, karena imbauan PSBB di Depok pada Maret 2020.
Fikri terpaksa menganggur selama 4 bulan. Ia juga sempat kembali ke kampung halamannya, di Garut, Jawa Barat, meski tanpa membawa uang sepeser pun.
Di Garut, Fikri terus memikirkan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Apalagi, saat itu Fikri masih memiliki seorang anak kecil yang berusia 1 tahun.
-
Mengapa Tilik Warga dijalankan? Program ini bertujuan untuk memantau dan memberi dukungan kepada warga yang menderita gangguan jiwa dan disabilitas psikososial.
-
Apa yang terjadi pada pria di Garut? Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga. Solihin (51) menjelaskan jika kondisinya ini dimulai sejak 2020 lalu. Setiap malam ia selalu terjaga, sehingga tubuhnya tidak bisa diistirahatkan.
-
Bagaimana Lurik Sekar Asri membantu warga? Dulu sebelum Covid-19, penenunnya saya itu ada 33 dan dikerjakan dari rumah masing-masing. Jadi niatnya itu membantu perekonomian warga yang terdampak pandemi,' kata Siti Rohmah
-
Kenapa Febby Rastanty mengajak anak-anak di kampung pemulung? Febby memanfaatkan momen tiup lilin ulang tahunnya dengan berbagi kebahagiaan bersama anak-anak di kampung pemulung.
-
Kenapa Tengku Firmansyah jadi tukang besi? Demi masa depan anak-anaknya, Tengku Firmansyah rela melepaskan semua yang ia miliki di Indonesia dan memulai kehidupan baru di Kanada.
"Sementara di Garut pun saya itu butuh pemasukan juga. Soalnya kan saya memiliki seorang anak kecil berumur 1 tahun setengah yang masih membutuhkan susu formula," kata Fikri.
Setelah sempat mencari-cari usaha selama pandemi melalui internet, Fikri akhirnya menemukan ide. Fikri membuka jasa cukur keliling di Garut. Tak masalah bagi Fikri. Apalagi Fikri sudah menekuni profesinya sejak tahun 2011.
Alasan Fikri memilih jasa cukur keliling ke rumah warga, karena saat itu Garut sedang PSBB. Artinya, warga belum boleh keluar rumah. Alhasil, Fikri menggunakan jasanya untuk cukur keliling ke rumah warga.
"Wah cocok juga nih kalau saya mengadakan tukang cukur panggilan itu ke rumah-rumah," kata Fikri.
Namun ada beberapa masalah yang harus dihadapi Fikri sebelum menjalani jasa cukur keliling ke rumah-rumah warga. Salah satunya, cara mempromosikan jasanya ke warga setempat. Apalagi saat itu warga di sekitar tempat tinggalnya belum terlalu mengenal jasa cukur keliling.
Fikri terus mendiskusikan usahanya dengan sang istri. Sebuah cara ditemukan dengan membuat brosur iklan. Dalam brosur tersebut tertulis jasa cukur keliling dengan protokol kesehatan, agar masyarakat tidak perlu was-was dan percaya bahwa jasanya tetap bersih dan steril meski dijalani di tengah pandemi.
©Istimewa"Nah di situ saya berpikir oh ya sudah saya bikin brosur saja, dengan protokol kesehatannya, dengan saya menggunakan masker, sarung tangan, dan face shield, dan alkohol untuk peralatan disemprot dulu, disterilisasi dulu, dan kain kit nya itu sekali pakai langsung dicuci," kata Fikri.
Brosur sudah dibuat dan dicetak sebanyak-banyaknya. Fikri mulai menyebarkan brosur, dari orang ke orang hingga perumahan perumahan. Tidak mudah bagi Fikri memperkenalkan jasanya. Bahkan ada salah satu pelanggannya yang mengira bahwa Fikri adalah orang jahat.
Saat itu pelanggannya menghubungi Fikri melalui sambungan telepon. Pelanggan tersebut mengaku mendapat kontak Fikri dari selebaran yang ia dapat. Saat menghubungi Fikri, pelanggan tersebut bingung, apakah memang jasa cukur keliling sungguhan atau hanya modus.
"Takutnya saya pencuri, nyekap dia lah gitu. Bukan pak, ini serius saya tukang cukur asli,gitu. Kebetulan tempat kerja saya di Depok sana itu ditutup. Jadi ya salah satunya saya ke rumah-rumah gini Pak, karena ya untuk mencari lagi lah mata pencaharian saya," kata Fikri.
Namun sejak saat itu, jasa Fikri semakin dikenal orang. Bahkan jasanya terdengar hingga ke pihak kecamatan dan kelurahan.
©IstimewaFikri menaruh tarif pada jasa cukur kelilingnya untuk di luar wilayah tempat tinggalnya sebesar Rp50.000. Tarif tersebut sudah termasuk biaya perlengkapan protokol kesehatan, seperti sarung tangan, masker, alkohol untuk peralatan cukur dan biaya transportasi. Namun untuk pelanggannya yang masih dalam wilayah tempat tinggalnya, Fikri memberikan tarif Rp40.000.
Fikri mengaku keluarganya sempat pesimis dengan usahanya ini. Wajar saja, karena cukur keliling memang belum lumrah di daerah tempat tinggalnya. Namun keluarganya tetap menyemangatinya.
"Yang penting ada niat, ada mau usaha, berusaha keras untuk bisa menafkahi kembali keluarga saya," tutup Fikri. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui kegiatan cukur gratis, Barberkah berupaya meningkatkan rasa percaya diri dan kesejahteraan warga kurang lewat rambut yang rapi dan terawat.
Baca SelengkapnyaTukang cukur bernama Pak Edo ini menggantungkan hidup dari warga kampung yang ingin mencukur rambut.
Baca SelengkapnyaPerkembangan teknologi menghadirkan banyak aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk berbelanja dari jarak jauh.
Baca SelengkapnyaDiduga, listrik mati lantaran token listrik di tempat pangkas tersebut habis.
Baca SelengkapnyaKarena dikelola dengan baik, bisnis tersebut terus berkembang hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaLelahnya fisik seolah hilang, setelah hasil mengamen mereka belanjakan untuk makan.
Baca SelengkapnyaViral kisah haru Ustaz Gunawan tinggal di gubuk. Semua hartanya sudah diwakafkan.
Baca SelengkapnyaPak Alam berjualan tisu keliling dari Cikarang ke Jakarta. Ia naik kereta bersama putranya Sultan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024.
Baca SelengkapnyaBanyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.
Baca Selengkapnya