Berani Berubah: Dari EO jadi Minimarket
Merdeka.com - Sebelum pandemi Covid-19 muncul, usaha di bidang showbiz Event Organizer (EO) milik Muhammad Risqi berjalan sangat lancar. Namun ketika mengetahui pandemi menyebar di China dan negara-negara lain termasuk Indonesia, usaha EO milik Risqi harus ditutup total. Pandemi ini memang sangat berdampak sekali dengan pemasukan EO milik Risqi. Bahkan kondisi karyawan yang benar-benar nol.
"Sulit sekali harus menerima kenyataan bahwa bisnis yang saya jalanin di event organizer tuh harus 100 persen ditutup," kata Risqi dalam program Berani Berubah hasil kolaborasi SCTV, Indosiar, Liputan6.com dan merdeka.com.
Karena tidak ada pemasukan dari usaha EO, Risqi memutar otak untuk mencari usaha sampingan lainnya. Berbekal modal seadanya, dia melakoni bisnis menjual sayur dan bahan kebutuhan pokok. Usaha ini terinspirasi dari seorang pedagang sayur yang tidak pernah sepi pembeli.
-
Kenapa Arif mulai bisnis sampingan? Pandemi Covid-19 berdampak buruk pada berbagai lini bisnis, salah satu bidang perhotelan. Akibatnya, Arif Firmansyah, pekerja sebuah hotel bintang lima di Surabaya gagal mewujudkan cita-citanya naik pangkat.
-
Bagaimana memulai bisnis sampingan? Untuk berhasil memulai bisnis sampingan, langkah pertama adalah memulai dari hal yang diminati. Misalnya, jika kamu suka menulis, bisa menjadi freelance writer atau jika memiliki bakat dalam fotografi, bisa menjadi fotografer pernikahan dan sebagainya.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Kenapa Farida beralih jual sayur? 'Waktu itu lagi viral-viralnya sehingga omzetnya bisa segitu. Tapi setelah itu menurun omzetnya karena sudah nggak viral,' kata Farida dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Apa bisnis yang dijalankan Risma? Dilansir dari channel Youtube, Teman Kopi, wanita asal Jambi itu bercerita bahwa berwirausaha sudah ia lakoni sejak kuliah. Selama berstatus sebagai mahasiswi manajemen, Risma pernah mencari penghasilan melalui model foto. Dia juga sempat mencoba peruntungan dalam dunia bisnis dengan berjualan tas kulit, meskipun akhirnya bisnis tersebut gagal. Risma kembali mencoba bisnisnya dengan berjualan hijab. Meski sering mengalami kegagalan, Risma tetap gigih.
Dengan modal Rp1,5 juta, Risqi pergi ke pasar. Dia mengecek kondisi sayuran di pasar, kemudian membeli sejumlah sayuran.
"Awalnya saya cuma beli bawang merah, kentang, bawang putih, sama cabe. Satu juta lima ratus itu saya cuma jual 4 item," kata Risqi.
Usaha ini harus dia lakukan agar karyawan tetap bertahan. Akhirnya dengan menggunakan mobil pikap di kantor, Risqi berjualan sayuran di pinggir jalan. Dengan usaha ini, Risqi berharap sayur yang dijual cepat habis. Harapannya terkabul. Dalam waktu setengah hari, seluruh sayur dagangannya ludes terjual.
Dari sini Risqi mulai mengajak teman-teman lainnya untuk berjualan sayur. Bisnis baru ini dikerjakan Risqi bersama teman-temannya secara bertahap, mulai dari membuka jualan di pinggir jalan hingga merelakan ruangan kantor menjadi sebuah minimarket.
Heri, salah satu karyawan EO setuju dengan bisnis baru yang dicetuskan Risqi. Kantor yang sepi, disulap menjadi minimarket.
"Dibanding tidak ada kerjaan ya, karena kantor juga kerjaan tidak ada kan. Sepi banget kan namanya EO kan. Bos bikin kayak gini ya alhamdullilah," kata Heri.
Kini minimarket yang dibangun oleh Risqi dan teman-temannya semakin besar. Minimarket bernama Tsukiji ini menjual berbagai macam bahan pangan, sayuran hingga daging.
Risqi mengajak teman-teman yang lain untuk bisa berwirausaha meski dengan usaha kecil. Kuncinya hanya jangan takut, niat yang kuat dan pantang menyerah.
"Karena, jangan takut dan harus berani. Karena pasti ada rezekinya yang udah ditentukan sama Allah kalau kita mau berusaha gitu," tutup Risqi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Exs Barista, Kini Sukses Jualan Sayur di Pasar Tradisional.
Baca SelengkapnyaUntuk mendapatkan omzet yang besar itu, Farida menjual sayurannya secara bertahap.
Baca SelengkapnyaDi usia 13 tahun, dia sudah merantau ke Malaysia untuk menjadi TKI sebagai kuli bangunan.
Baca SelengkapnyaManisnya kesuksesan Rizal tidak didapat secara instan.
Baca SelengkapnyaMenariknya, dia mendapat omzet jutaan rupiah hanya dalam waktu tiga jam.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Nisa mampu memproduksi 8.000 potong risol yang dia jual ke Jabodetabek dan luar Pulau Jawa seperti Makassar.
Baca SelengkapnyaDia memulai usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun terhitung sejak pertengahan bulan Maret 2024, dengan modal sekitar Rp1 juta.
Baca SelengkapnyaKesuksesan ritel ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi Ahmad, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaDia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai supervisor di sebuah perusahaan BUMN dan memilih untuk merintis usaha keripik kentang.
Baca SelengkapnyaSetelah satu tahun usaha sambal bakarnya berjalan, modal awal yang Rizal gunakan untuk membuka usaha tersebut telah kembali.
Baca SelengkapnyaSetelah perjuangan dan proses yang panjang, mereka berhasil memiliki Minimarket sendiri.
Baca SelengkapnyaFokus pada bisnis kuliner rendah MSG, intip perjalanan Snack and Chill.Jksl!
Baca Selengkapnya