Berani Berubah: Fashion Virtual Siasat di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Industri fesyen Indonesia ikut terimbas Pandemi Covid-19. Untuk mengakali masalah ini, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) mengadakan fashion show virtual. Inovasi ini dilakukan karena sulitnya memasarkan karya di tengah kondisi seperti ini.
"Dampak pandemi kebanyakan temen-temen kesulitan untuk pemasaran itu salah satunya temen-temen untuk jualan baju jualan karya-karya mereka itu sangat kesulitan. Makanya kita bikin fashion virtual ini agar kita bisa di-share ke media sosial Instagram, Facebook untuk iklan karya-karya masing- masing," kata Ketua APPMI Sugeng Waskito.
©IstimewaSelama pandemi ini, sudah empat kali fashion show virtual diselenggarakan. Dengan inovasi ini, peminat fesyen tak perlu lagi datang langsung untuk bisa melihat peragaan busana. Mereka cukup melihat melalui media-media online, seperti Instagram dan Facebook.
-
Apa yang Instagram sesuaikan? Secara umum, kami ingin menampilkan video dengan kualitas tertinggi saat menonton video, Story, Reel, atau foto,' kata Mosseri dikutip dari CNET, Selasa (29/10).
-
Bagaimana Instagram memengaruhi strategi pemasaran? 'Dengan laporan ini, harapan kami dapat menjadi jembatan antara pelaku industri, marketer, key opinion leader, dan instansi terkait agar dapat memaksimalkan strategi pemasaran di era digital yang dinamis,'
-
Bagaimana cara iklan digital meningkatkan brand awareness? Jenis iklan ini bisa dikatakan cukup menguntungkan, karena website sendiri bisa diakses oleh siapapun tanpa memandang latar belakangnya. Terlebih lagi, iklan jenis ini memiliki jangkauan yang luas, sehingga metode ini sangat efektif untuk meningkatkan brand awareness.
-
Bagaimana Gen Z memperlihatkan dirinya di Instagram? 'Misal foto naik gunung, itu spesial karena pengalaman pertama kali. Terus foto poster demo menurut aku penting biar orang tahu aku aware sama isu itu dan aku juga pengen mereka aware. Pokoknya foto ada di feeds tuh menurut aku dan mungkin beberapa gen z itu harus ada maknanya,' ujar Dinda mahasiswi UNDIP.
-
Apa yang bisa dilakukan dengan konten Instagram, Snapchat, dan Twitter? Cara Mudah Menyimpan Foto dan Video dari Instagram, Snapchat dan X Twitter Mengunggah foto atau video di media sosial, mungkin sudah bisa dilakukan oleh sebagian besar orang. Bahkan, saking kreatifnya, kadang foto dan video tersebut diedit dengan sangat baik, sehingga hasil unggahannya begitu mengagumkan. Namun, tahukah Anda, jika selain dapat diunggah, ternyata konten foto maupun video di media sosial, seperti Instagram, Snapchat maupun aplikasi X Twitter juga bisa diunduh dan disimpan di galeri.
-
Siapa yang terinspirasi oleh tokoh media sosial? Mereka tidak hanya melihat profesi sebagai sarana untuk mencari nafkah, tetapi juga sebagai cara untuk menciptakan dampak yang luas melalui kreativitas dan inovasi.
Sugeng mengaku pergelaran fashion show virtual berbeda dengan peragaan busana non-virtual. Menurutnya, fashion show virtual harus melewati beberapa proses.
"Fashion virtual kita harus berproses harus ada syuting dulu, baru kita edit, dan baru kita share ke media sosial," kata Sugeng.
Sugeng dan teman-temannya sempat mengalami keterbatasan promosi, namun mereka tetap berusaha semaksimal mungkin. Salah satunya semakin menggencarkan fashion show virtual dengan merangkul delapan desainer APPMI dan enam model perempuan.
Kemudian karya-karya yang ditunjukkan merupakan karya ready to wear atau siap pakai. Alasannya, setiap orang bisa langsung mengenakan pakaian karya-karya desainer.
Meski bernama fashion show virtual, namun tak melupakan protokol kesehatan. Mereka tetap menerapkan menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.
Model fashion show, Sheren Simamora mengaku sempat mengalami kesulitan saat pertama kali ikut acara ini. Menurutnya, fashion biasa lebih mudah karena langsung dilihat oleh banyak orang. Sedangkan fashion show virtual lebih sulit, karena harus berhadapan dengan kamera dan detail pakaian harus lebih terlihat.
©IstimewaPerancang busana Wahyu Septiana Dewi menceritakan efek dari fashion show virtual ini. Dewi mengaku fashion show virtual sangat membantu mempromosikan produknya.
"Kita bisa memperkenalkan brand kita dari virtual fashion show dari videonya dari foto-fotonya kita bisa bikin katalog dan bisa kita share di media sosial, marketplace, dan lain-lain," kata Dewi.
Sugeng dan teman-temannya akan tetap semangat untuk terus berkarya. Mereka akan terus melakukan fashion show virtual, pemotretan, hingga melakukan promosi di media sosial.
"karena itu salah satu untuk agar kita tetap bertahan di masa pandemi seperti ini," tutup Sugeng. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren pemasaran via live streaming menjadi peluang baru meraup cuan secara cepat melalui aplikasi populer online shop.
Baca SelengkapnyaSepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca Selengkapnya73 persen yang menggunakan metode ini mereka meningkatkan omzet, 68 persen diantaranya mereka mengatakan bisa memperluas pasar.
Baca SelengkapnyaIni merupakan gambar buatan AI yang diciptakan oleh BuckChinTheRealtor dan diposting di Reddit.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital juga mempengaruhi kebiasaan belanja generasi Z ini.
Baca SelengkapnyaRyusei mengalami peningkatan penjualan hingga 10x lipat semenjak menggunakan fitur Shopee Live.
Baca SelengkapnyaSuka duka mewarnai pedagang pakaian bekas melalui e-commerce.
Baca SelengkapnyaBanyak pengunjung dari berbagai belahan dunia mencoba AR Digital Fashion
Baca Selengkapnya