Berkaca dari Peru, Arcandra yakin Blok East Natuna bisa dikembangkan
Merdeka.com - Pengembangan Blok East Natuna yang tak kunjung terealisasi karena permasalahan dalam teknologinya. Hal ini membuat blok migas yang ada di Kepulauan Riau ini tak kunjung bisa dimanfaatkan cadangan gasnya yang mencapai 46 triliun kaki kubik (TCF).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar optimis bisa segera menggarap Blok East Natuna. Hal ini berkaca pada kesuksesannya pada 2010 silam yang berhasil membuat alat pengeboran untuk lapangan marjinal di Peru.
"Tahun 2010 ada sebuah lapangan di Peru dimana saya sendiri juga tidak tahu bahwa Peru memiliki lapangan minyak. Dia minta dibuatkan desain platform untuk pengeboran dan produksi. Ini sangat marjinal lapangannya. Tapi Peru sangat terbuka dengan teknologinya. Kita lihat, dalam 54 meter, hampir sama dengan Natuna," ujar Arcandra di Crown Plaza, Jakarta, Selasa (6/12).
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Apa yang menjadi pencapaian Pertamina dalam pengelolaan Blok Rokan? Blok Rokan mencatatkan lifting migas sekitar 59 juta barel selama tahun 2023. Pencapaian ini merupakan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 57,3 juta barel.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan aksesibilitas energi? 'Kami mulai dengan memperkuat bisnis legacy kami dengan memaksimalkan dan juga membangun infrastruktur terintegrasi dari hulu, midstream dan hilir, untuk memperkuat aksesibilitas kami. Dari indeks tersebut, tantangan terbesar di Indonesia adalah aksesibilitas, dan tantangan kedua adalah keterjangkauan. Jadi kita harus mengatasi masalah ini dengan benar dalam perencanaan strategis kita,' ujarnya.
-
Bagaimana cara Pertamina mencapai tujuannya? 'Kita harus melakukan tiga hal tersebut namun kita juga harus menjaga semua agar berjalan paralel. Kita yakin Indonesia bisa mandiri energi. Kita harus bergerak lebih cepat, lebih lincah karena tantangan ke depan lebih menantang. Semuanya memiliki perannya masing-masing. Kita akan harmonisasi dan sinergi sehingga Pertamina Grup memiliki kekuatan untuk bergerak lebih cepat menuju net zero emmision 2060,' tutupnya.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
Permintaan tersebut berhasil dipenuhi. Pada periode Januari 2011 hingga Oktober 2012, dia berhasil membuat alat pengeboran tersebut.
Tidak hanya itu, alat pengeboran tersebut juga didesain tahan terhadap gempa. Lebih uniknya, pemasangan alat pengeboran bak sebuah lego yang bisa dibongkar pasang sesuka hati.
"Dia minta (desainnya) tahan gempa 9,5 skala ritcher (SR). Produksinya 10.000 barel per hari (bph), diminta di desainkan 24 wheel. Kemudian dia minta fast track, kurang dari 2 tahun selesai," katanya.
"Kita mulai riset Januari 2011, kita mulai desain. Idenya simpel, seperti mainan anak-anak saja, persis kayak kita main lego, tidak pakai crane (pemasangannya). Saat ini mereka sudah mulai pengeboran dan produksi," lanjutnya.
Berkaca pada pencapaian tersebut, kata Arcandra, tantangan pengembangan Blok Natuna tidak berbeda jauh dengan pengembangan lapangan marjinal di Peru. Hanya saja, untuk memasukan teknologinya, Indonesia memerlukan waktu lebih banyak dibanding negara bagian Selatan Amerika tersebut.
Menurutnya, jika Indonesia bisa secepat Peru, nantinya akan banyak pihak yang mempertanyakan proses tersebut. "Tantangan di Natuna hampir sama. Teknologi yang sama (dengan Peru) mungkin bisa kita bawa kesini. Yang menjadi kendala adalah sewaktu teknologinya kita bawa paling tidak 5 tahun, enggak bisa 20 bulan. Peru, negara dunia ketiga, dia berani 20 bulan. Sementara kita, pasti ditanya kalau ini gagal bagaimana? Apalagi menggunakan dana APBN," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PHE berkomitmen untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Baca SelengkapnyaKinerja positif hulu migas Pertamina tersebut memiliki dampak besar, selain pencapaian target lifting migas dalam APBN juga terhadap indikator makro ekonomi.
Baca SelengkapnyaPertamina terus berinvestasi dengan melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas secara volumetrik masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaPertamina EP temukan 2 sumber migas baru di Provinsi Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina Malaysia Eksplorasi Produksi (PMEP) bersama mitra berhasil memenangkan lelang blok eksplorasi SK510 melalui Malaysia Bid Round (MBR) 2023.
Baca SelengkapnyaPerbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan eksplorasi MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama Petronas Masela telah sukses mengakuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited di Blok Masela, Maluku
Baca SelengkapnyaApapun yang dilakukan PHE adalah kewajiban atau mandatory untuk bisa meningkatkan potensi cadangan migas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut Nicke, ENI merupakan salah satu perusahaan migas yang sukses melakukan eksplorasi.
Baca SelengkapnyaDibutuhkan proses guna menuju target tersebut, yang pertama harus dicapai adalah ketahanan energi yakni terjaminnya pasokan energi untuk kebutuhan nasional.
Baca SelengkapnyaTidak hanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tapi diharapkan juga semakin menggerakkan roda ekonomi masyarakat.
Baca Selengkapnya