Berkat Kartu Prakerja, Wanita Aceh Ini Rintis Karir Jadi Produsen Masker & Seprai
Merdeka.com - Program Kartu Prakerja telah menutup gelombang ke-47 yang jadi sesi terakhir pada 2022 ini. Total, ada sekitar 16,4 juta peserta dari seluruh Indonesia yang telah mengikuti program ini sejak diluncurkan pada 2020 silam.
Beberapa mantan pesertanya bahkan telah merintis karir untuk mulai usahanya sendiri. Seperti dilakukan Putri Puspita Lokanazea, ibu rumah tangga asal Banda Aceh, Aceh. Setelah melihat liputan media mengenai manfaat Program Kartu Prakerja, Putri mulai mengambil keputusan untuk mencoba mendaftar menjadi peserta Program Kartu Prakerja.
Dia kemudian memenuhi syarat untuk mengikuti Gelombang 1 atau kelas perdana saat program diluncurkan pada April 2020. Tujuannya, ingin menghasilkan uang untuk membantu penghasilan keluarga dengan bekerja di rumah.
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Siapa yang dilibatkan dalam program padat karya? Pada setiap awal pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur, pihaknya sudah memberikan data KK (kepala keluarga) miskin kepada kelompok untuk dilibatkan dalam pekerjaan padat karya.
-
Kapan Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Mengapa Ibu Putri ingin memiliki usaha? 'Menurut saya perempuan harus punya usaha karena bisa memperkuat fondasi rumah tangga. Dengan perempuan berusaha anak mau sekolah, anak mau beli skincare, nggak usah nunggu uang suami. Kalau kita mengharapkan hasil suami, cukup sih, tapi nggak secukup-cukupnya itu,' kata Ibu Haji Putri Arofah dikutip dari YouTube Moslem Society pada 4 Agustus 2024 lalu.
-
Siapa yang memulai program ini? Prabowo-Gibran menyorotoi program pangan termasuk kebutuhan gizi bagi anak dan ibu hamil yang harus terpenuhi.
Putri memilih untuk mengikuti pelatihan menjahit masker untuk menghadapi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Pelatihan Prakerja ini adalah satu pelatihan yang bisa dikerjakan dari rumah dan kemudian saat itu masker betul-betul hilang di awal masa pandemi.
"Saat pandemi mulai masuk ke Banda Aceh dan langka nya masker hal itu membuat saya termotivasi untuk membuka lapangan usaha baru," ucap Putri di Banda Aceh, Senin (21/11).
Setelah mengikuti program pelatihan menjahit, Putri kemudian langsung mempraktikan untuk menjahit masker pertamanya dengan meminjam mesin jahit yang dimiliki oleh tetangga rumahnya. Bahan utama untuk membuat masker tersebut dengan kain perca. Dia kemudian berkeliling untuk mendapatkan kain perca agar bisa digunakan untuk bahan masker kain.
Masker kain yang telah dibuat oleh putri dipasarkan dengan cara berkeliling ke rumah-rumah tetangganya dan menitipkan masker ke gerai-gerai counter pulsa di daerah Banda Aceh. "Selama saya jualan masker kain selama 8 bulan omset yang saya dapat itu total nya sekitar 8 jutaan," tuturnya.
Saat ini Putri mulai menempatkan dirinya sebagai wirausaha yang memiliki dua anak harus pintar membagi waktu Selain memproduksi masker kain, Putri juga mulai merambah untuk memproduksi baju pengantin dan sperai.
"Alhamdulillah sekarang bisa renovasi rumah bisa juga bantu keuangan keluarga dan membantu biaya sekolah adiknya" ucap syukur Putri.
Kini Putri telah menyetujui kontrak berdurasi 3 tahun dengan nilai kontrak yang besar oleh salah satu merek lokal seprai di Banda Aceh. Dia menawarkan sanggup untuk produksi sebanyak 100-200 seprai dalam sebulan. Putri mengajak beberapa tetangga rumahnya untuk membantu membuat seprai agar produksi tiap bulannya tercapai.
"Saya mendorong lebih banyak orang yang mengikuti program itu karena merasakan manfaat tidak hanya insentif yang membantunya dalam melewati masa pandemi, tapi juga ilmu berharga yang bisa diterapkannya sepanjang hidupnya," pungkasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wanita ini awalnya dituntut sang ayah untuk jadi PNS namun kini malah sukses sebagai pengusaha.
Baca SelengkapnyaIbu Sujiati mampu menghasilkan produk kerajinan kulit dengan standar brand yang dijual di mall.
Baca SelengkapnyaKontribusi Kartini Bluebird perlu diapresiasi, hanya saja program ini masih terbatas di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaProgram imi diikuti oleh 12 orang yang berasal dari kelompok rentan dalam hal ini ibu rumah tangga, perempuan putus sekolah dan penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaBerkat dukungan PENA, usaha katering semakin berkembang hingga pendapatan berkali-kali lipat yang sebelumnya tidak terbayang.
Baca SelengkapnyaKehadiran BRI turut membantu kebangkitan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Jaya dalam program Klasterku Hidupku.
Baca SelengkapnyaPutri tangguh dan semangat untuk mengubah hidup, dengan membantu perkonomian keluarga.
Baca SelengkapnyaSekar Ayu Irawati, seorang pengusaha muda, telah menciptakan sebuah konsep dengan kreativitas daur ulang.
Baca SelengkapnyaSosok Mardiah bukan sekadar pelaku usaha camilan ringan. Dia seperti duta pengentasan kemiskinan perkotaan dari Cipedak.
Baca SelengkapnyaMardiah adalah sosok penggerak ibu-ibu untuk maju dan berkembang bersama lewat usaha rumahan yang menjanjikan.
Baca SelengkapnyaFitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005. Saat itu mereka hanya memiliki modal awal sekitar Rp250.000.
Baca SelengkapnyaDewi Rahayu adalah pelaku usaha keripik tempe sagu yang berbasis di Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya