Besaran Defisit APBN 2022 Sejalan Target Pengembalian 3 Persen pada 2023

merdeka.com Sekitar 3 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-Ma'ruf menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 berada di kisaran 4,51 persen sampai 4,85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini setara dengan Rp808,2 triliun - Rp879,9 triliun, namun lebih kecil daripada 2021 yaitu 5,70 persen dari PDB atau Rp1.006,3 triliun.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Hidayat Amir mengatakan, target defisit itu sudah realistis karena mempertimbangkan masih adanya pandemi Covid-19. Rentang tersebut juga sesuai dengan arah konsolidasi fiskal untuk mengembalikan defisit ke bawah 3 persen pada 2023.

"So far, asesmen kami on track, makanya kami menaruh (defisit) 4,5 persen - 4,8 persen. Itu rentang yang realistis karena 2022 masih kita butuhkan," katanya, dalam acara diskusi virtual Jumat (4/6).

Orang lain juga bertanya?

Amir mengatakan pemerintah bersama DPR akan terus menghitung angka yang tepat sebagai target defisit APBN 2022. Menurutnya, proses pembahasan juga masih berjalan karena pemerintah baru menyampaikan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2022.

Pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan DPR akan berlanjut hingga Presiden Joko Widodo membacakan Nota Keuangan RAPBN 2022 pada 16 Agustus 2021. Setelah itu, pembahasan akan terus berlanjut hingga UU APBN 2022 disahkan pada Oktober 2021.

Optimistis Defisit Bisa Kembali 3 Persen di 2023

Sementara itu, Amir juga optimis defisit APBN dapat kembali di bawah 3 persen seperti amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020. "Kalau ekonominya sudah makin membaik, fiskalnya bisa dikembalikan," ujarnya.

Seperti digambarkan sebelumnya, defisit 2022 terjadi karena pendapatan negara pada 2022 hanya berkisar 10,18 - 10,44 persen dari PDB atau Rp1.823,5 triliun - Rp1.895,4 triliun.

Pendapatan ini terdiri dari penerimaan pajak berkisar 8,37 - 8,42 persen dari PDB atau Rp1.499,3 triliun - Rp1.528,7 triliun, PNBP antara 1,80 - 2 persen dari PDB atau Rp322,4 triliun - Rp363,1 triliun, dan hibah berkisar 0,01 - 0,02 persen dari PDB atau Rp1,8 triliun - Rp3,6 triliun.

Sementara, belanja negara pada tahun depan berkisar antara 14,69 - 15,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp2.631,8 triliun - Rp2.775,3 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibanding 2021 yaitu 15,58 persen dari PDB atau Rp2.750 triliun.

(mdk/bim)