BI: 100 Bank Sentral Dunia Tengah Berjuang Agar Uang Digital Bisa Digunakan
Merdeka.com - Direktur Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ryan Rizaldy mengungkap, ada sekitar 100 bank sentral di dunia yang akan mengembangan uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Itu termasuk bank sentral sejumlah negara maju dan berkembang.
Ryan mengungkapkan, pembahasan mengenai desain CBDC ini terus menjadi perhatian bank sentral di setiap negara, termasuk Indonesia. Salah satunya mengenai skema yang paling cocok dalam implementasinya ke depan.
"Kami sedang berjuang, masih mengeksplorasi untuk itu bersama dengan komunitas bank sentral global. Saat ini sudah ada 100 bank sentral yang melakukan eksperimen CBDC, baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia," katanya dalam Taklimat Media, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (12/7).
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Bagaimana proses pengembangan Rupiah Digital? Setelah penerbitan White Paper, BI akan menempuh rangkaian pengembangan secara interatif dan bertahap. Tahapannya dimulai dengan menggalang pandangan publik terhadap desain Rupiah Digital.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
Dia mengaku, dalam prosesnya, eksperimen dan pengembangan CBDC memerlukan tahapan yang panjang. Maka dari itu, dia akan menerima semua masukan dari pihak-pihak terkait. "Tahapannya panjang, dalam diskusi kedua tadi, disampaikan bahwa kita akan mulai eksperimentasi (CBDC). Kita berdiskusi dengan stakeholder terkait," katanya.
"Kita akan sangat terbuka (terhadap masukan) dan ada proses uji coba sebagaimana ada yang dilakukan oleh bank sentral dunia, jadi ada squence-nya, dan akan diterapkan bertahap," terangnya.
Rupiah Digital
Terkait desain CBDC di Indonesia atau rupiah digital, Ryan mengungkap berusaha mengkaji dari berbagai aspek. Termasuk aspek risiko yang nantinya akan melekat pada sistem tersebut.
"Kita ingin mendesain digital rupiah ini sanggup mendukung ekonomi yang risikonya rendah, dengan pelaksanaan oleh bank sentral," ujarnya.
Dengan demikian, dia mengaku akan berusaha untuk membangun kepercayaan masyarakat terlebih dulu. Serta mendukung agar masyarakat memiliki akses terhadap uang digital tersebut dengan risiko yang rendah. "Hingga menjamin inklusi dan inovasi (keuangan digital)," katanya.
Sebagai informasi, akhir tahun ini, direncanakan indonesia akan merilis white paper mengenai CBDC Indonesia atau mata uang digital Indonesia. Nantinya, akan dijelaskan secara detail mekanisme penggunaan serta aturannya.
Reporter: Arief Rahman
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia bersama beberapa bank sentral di dunia sedang mengkaji untuk mengembangkan Rupiah Digital atau sering dikenal dengan CBDC.
Baca SelengkapnyaSekarang, Bank Indonesia masih menyiapkan proof of concept atau desain awalnya dari rupiah digital.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital di Indonesia semakin pesat. Hal itu tercatat dalam laporan tahunan BI 2021.
Baca SelengkapnyaBI menegaskan rupiah digital tidak akan menggantikan uang kertas dan koin yang ada saat ini
Baca SelengkapnyaBank Indonesia menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030.
Baca SelengkapnyaDANA terus berupaya mengembangkan teknologi yang tepercaya (trusted), ramah dan mudah digunakan (friendly), serta bisa diakses oleh siapapun (accessible).
Baca SelengkapnyaIndra mengatakan, kunci dari lancarnya transaksi kedua model pembayaran itu salah satunya terletak pada fitur.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaLangkah pengembangan CCP sebagai infrastruktur pasar keuangan (IPK) ini merupakan pemenuhan amanat UU PPSK.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran.
Baca SelengkapnyaHal ini menyusul kunjungan Kerja Komisi XI bersama LPS ke Bank Sentral Spanyol.
Baca Selengkapnya