BI akui daerah pelosok kesulitan peroleh pecahan uang kecil
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) berkomitmen terus mengedarkan uang Rupiah dengan kualitas baik ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga, masyarakat daerah bisa mendapatkan uang dengan kualitas baik dan pecahan yang sesuai.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi mengatakan, masyarakat di pelosok masih kesulitan untuk mendapatkan pecahan uang yang diinginkan, umumnya pecahan kecil. Untuk itu, pendistribusian uang menjadi fokus BI saat ini.
"Jangan sampai ada masyarakat yang perlunya pecahan 5.000 atau 10.000 tapi yang tersedia pecahan 50.000," ujar dia saat berbincang dengan media di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (23/11).
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kenapa Redenominasi Rupiah belum diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Mengapa kampanye uang di Indonesia harus dilarang? Karena itu melarang adanya kampanye uang dan menghindarinya menjadi satu cara untuk memajukan sistem politik Indonesia.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat agar tidak terpancing isu uang hilang? PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengimbau masyarakat agar tidak terpancing isu uang hilang dan bijaksana dalam menggunakan social media.
Suhaedi mengatakan, BI melakukan distribusi uang dari waktu ke waktu, memperluas jaringan sehingga masyarakat Indonesia di seluruh pelosok tanah air bisa mendapatkan uang Rupiah dengan kualitas baik dan pecahan yang sesuai.
"Komitmen kita masyarakat yang ada di wilayah terluar, terdepan dapat memperoleh uang Rupiah dengan kualitas baik, layak dan sesuai pecahannya," kata Suhaedi.
Menurut dia, BI terus mencari cara agar distribusi uang Rupiah semakin mudah mencapai pelosok Indonesia. BI juga tengah menjajaki beberapa kerjasama dengan sektor swasta untuk mendukung penyebaran uang Rupiah.
"Selain melalui kantor kita (BI), kita juga bekerjasama dengan bank yang berperan sebagai bank pengelola kas titipan. Misal di Papua, kantor kita hanya ada dua, di Papua dan Manokwari sementara Papua kan luas sekali, kita bekerjasama dengan bank yang berfungsi mengelola kas titipan," jelas Suhaedi.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Idul Fitri, banyak orang mulai menukarkan uang baru ke bank.
Baca SelengkapnyaTransaksi secara non tunai hanya dengan scan barcode QRIS pun merupakan kondisi yang lumrah.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar uang pecahan Rp 10 ribu yang diterbitkan pada tahun emisi 2005 sudah tidak berlaku lagi.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Bank Indonesia soal penggunaan uang khusus Rp75.000 untuk bertransaksi.
Baca SelengkapnyaBudi memastikan beras ukuran 1 kg akan secepatnya disalurkan karena saat ini sudah diproduksi.
Baca SelengkapnyaPembelian beras di ritel modern kini dibatasi maksimal 15 kg per transaksi.
Baca SelengkapnyaBagi Anda yang ingin menukar uang, tetapi menggunakan uang logam, pihak BI akan tetap melayani penukaran uang tersebut.
Baca SelengkapnyaWacana pengenaan cukai bagi pedagang makanan hanya menambah beban.
Baca SelengkapnyaBSI meminta nasabah tidak menukar uang baru secara berlebihan dan menukarkan kembali kepada pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaTernyata ini alasan minimarket hingga supermarket membatasi pembelian beras.
Baca SelengkapnyaUang tersebut dia dapatkan saat melakukan tarik tunai dari mesin ATM di sebuah bandara.
Baca Selengkapnya