BI beberkan tantangan RI dalam menekan pelemahan Rupiah
Merdeka.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Erwin Rijanto mengatakan perekonomian tanah air saat ini tengah menghadapi tantangan berupa dilema antara pengelolaan stabilitas dan pertumbuhan. Untuk itu, Indonesia harus menaruh perhatian utama untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan dampak terhadap perekonomian.
"Meski demikian kita tetap mencermati pemulihan pertumbuhan ekonomi yang masih berjalan lambat serta risiko yang masih tinggi," kata Erwin di Gedung BI, Jumat (18/5).
Erwin melanjutkan, belum pulihnya perekonomian domestik tersebut sejalan dengan prosiklikalitas (interaksi antara sistem keuangan dan ekonomi riil yang saling menguatkan) pertumbuhan kredit.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
"Meskipun demikian perlambatan laju pertumbuhan saat ini mulai diimbangi dengan pertumbuhan pembiayaan non perbankan, kami berharap kondisi ini mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Selanjutnya, risiko lain yang perlu diantisipasi adalah terkait dampak lanjutan terhadap pelemahan nilai tukar karena dapat berdampak kontraktif terhadap perekonomian.
"Dari satu sisi pelemahan nilai tukar dapat meningkatkan ekspor dan memperbaiki struktur neraca perdagangan. Namun demikian kita perlu perhatikan dampaknya terhadap kerentanan korporasi yang pada gilirannya dapat berdampak pada kerentanan pada sistem keuangan."
Hasil perhitungan BI menunjukkan kondisi korporasi dan rumah tangga masih solid untuk menghadapi perubahan di nilai tukar dan penyebab penyesuaian policy rate.
"Meskipun demikian perlu kita cermati bahwa kondisi korporasi saat ini masih dalam tahap konsolidasi sejalan dengan menurunnya pertumbuhan laba di beberapa sektor. Sementara pada rumah tangga perlu kita cermati bahwa daya tahan rumah tangga adalah selama 17 bulan, apabila kehilangan pendapatan utamanya."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.
Baca SelengkapnyaKusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaMata uang Rupiah dilevel Rp16.097 atau menguat 3 point pada penutupan perdagangan sore ini.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
Baca SelengkapnyaBegini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaDPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca Selengkapnya