BI Catat Aliran Modal Asing Kabur Dari Indonesia Mulai Mereda
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan pergerakan aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah, baik di pasar primer maupun perdagangan di pasar sekunder, membuat tren inflow yang semakin besar. Sementara, besaran aliran modal asing keluar mulai mengecil.
"April mulai ada inflow, secara keseluruhan outflow jauh lebih kecil senilai Rp2,14 triliun," kata dia dalam media briefing Bank Indonesia, Rabu (6/5).
Perry menjabarkan, pada minggu pertama April, inflow Rp5,73 triliun. Kemudian di minggu kedua pada bulan yang sama terjadi outflow Rp7,98 triliun.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
Kemudian, pada minggu ketiga, terjadi outflow sebesar Rp2,41 triliun, menyusul pada minggu keempat terjadi inflow sebesar Rp0,1 triliun dan Rp2,42 triliun. Sementara, pada minggu pertama Mei sampai dengan tanggal 5, terdapat inflow senilai Rp1,17 triliun.
Perry membandingkan dengan yang terjadi pada Maret lalu, di mana terjadi outflow yang sangat besar, yakni Rp121,26 triliun karena pada waktu itu terjadi kepanikan di pasar global. "Selama April hingga 5 Mei 2020 ada 3 minggu inflow dan 2 minggu outflow,"
"Kalau lihat trennya, lama-lama outflownya semakin kecil, inflownya semakin besar," ujarnya.
Perry yakin, inflow yang masuk nantinya akan dapat mendukung pembiayaan pemerintah untuk menangani covid-19, dan juga mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah.
Sri Mulyani Catat Dana Asing yang Kabur dari SBN Capai Rp 120 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, dana asing atau foreign capital keluar dari aset surat utang pemerintah akibat virus corona pada Maret 2020 capai Rp120 triliun.
"Pada Maret itu sangat menantang, karena eskalasi dan kepanikan akibat covid-19. Reaksi investor sangat irasional di sektor keuangan kita," tegas Sri Mulyani saat menggelar rapat virtual bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (30/4).
Menurutnya hal ini berdampak pada kondisi psikologis surat berharga negara (SBN) yang tertekan cukup parah. Imbasnya Bank Indonesia (BI) menerbitkan sejumlah kebijakan untuk meminimalisir pelemahan nilai tukar rupiah ditengah ketidakpastian ekonomi global.
Sri Mulyani menambahkan, besarnya dana asing yang keluar berdampak buruk bagi pasar saham Indonesia. Sebab Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi cukup dalam yang menyebabkan BEI beberapa kali menghentikan sementara aktivitas perdagangan di bursa saham Tanah Air selama wabah virus corona berlangsung.
Kendati demikian, kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun merata di seluruh negara berkembang. Seperti publikasi yang dilakukan oleh IMF, tercatat arus keluar dari aset keuangan di seluruh negara berkembang mencapai 0,4 persen terhadap PDB atau senilai USD 100 miliar.
"Pasalnya ini disebabkan oleh permasalahan kesehatan bukan ekonomi, sehingga keselamatan manusia jadi pertaruhan. Kalau krisis keuangan dulu lebih terkonsentrasi pada sektor sektor keuangan," tandasnya.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.
Baca SelengkapnyaIni membuktikan bahwa respons kebijakan kenaikan BI rate maupun kenaikan suku bunga SRBI memang berhasil menarik masuk aliran modal asing.
Baca SelengkapnyaTren penguatan rupiah diprediksi akan terus terjadi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaPII Indonesia mencatat kewajiban neto USD247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I-2024 sebesar USD253,9 miliar.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaTernyata ini alasan Bank Indonesia masih tahan suku bunga acuan di tengah penurunan inflasi.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .
Baca SelengkapnyaSRBI akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023 sebagai instrumen operasi moneter rupiah kontraksi.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya