BI diprediksi masih naikkan suku bunga hingga 5,75 persen
Merdeka.com - Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE), Piter Abdullah Redjalam memprediksi Bank Indonesia (BI) masih akan naikkan suku bunga hingga 5,75 persen pada 2018.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk merespon perkembangan global dan domestik pada semester II. Tidak hanya itu, kenaikan suku bunga acuan dilakukan untuk mempertahankan interest rate differential sehingga bisa mengurangi tekanan arus modal keluar.
"Saya perkirakan akan menaikkan 2 kali lagi. Saya berharapnya 25 bps semoga belajar dari yang kemarin 50 bps terlalu besar sehingga pada akhir tahun di kisaran 5,75 persen," ungkapnya dalam CORE Mid-year review 2018, Jakarta, Selasa (31/7).
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Kenapa BRI menargetkan harga sahamnya naik? 'Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024,' jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa saham BRI diproyeksikan terus naik? Kinerja positif dan berkelanjutan terus ditunjukkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Hal ini bisa dilihat di sepanjang semester I 2023 yang dinilai analis pasar modal akan menjadi katalis utama dalam pertumbuhan bank dengan portofolio kredit ESG terbesar di Indonesia.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
Piter menambahkan, dalam satu semester ke depan, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China masih akan terus berlangsung. Meskipun ketegangan perdagangan antar AS dan Eropa mereda tetapi ketidakpastian masih membayangi perdagangan global.
"Kekhawatiran atas dampak negatif perang dagang antara AS dan China akan mendorong Investor untuk mengalihkan investasinya ke aset-aset yang lebih aman," jelas Piter.
Di sisi lain, The Fed juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan pada September den Desember 2018. Sehingga tekanan capital outflow masih akan terjadi selama semester II 2018.
Kenaikan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen ini, diyakini masih cukup kondusif bagi perbankan. "Dengan asumsi tidak ada pemburukan akibat ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagang utamanya (China dan Eropa)," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada bulan November 2024, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level enam persen.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaranĀ 2,5Ā±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaDiharapkan kinerja mata uang Rupiah terhindar dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik.
Baca SelengkapnyaPutusan mempertahankan suku bunga acuan ini dibuat untuk menjaga tingkat inflasi nasional agar terkendali, seiring pergolakan ekonomi di tingkat global.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk untuk menjaga stabilitas.
Baca Selengkapnya