BI enggan komentar soal suap pengadaan ATM pejabat bank BUMN
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) belum mendapatkan informasi mengenai kasus penyuapan produsen mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) asal Amerika Serikat, Diebold Inc, kepada sejumlah petinggi bank di Indonesia.
"Saya belum well informed soal itu,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah di Gedung Bank Indonesia, Rabu (23/10).
Seperti diberitakan, Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat menyatakan, Diebold melanggar Undang-Undang Anti Korupsi di Luar Negeri yang menyuap bank milik pemerintah China dan Indonesia dengan wisata perjalanan guna memenangkan bisnis.
-
Mengapa BKPM belum menerima pertanyaan dari investor? Dia juga menyampaikan sejak pengunduran diri Kepala dan Wakil OIKN hingga hari ini, BKPM juga belum menerima pertanyaan dari investor.
-
Kenapa BRI menyatakan informasi tersebut adalah hoaks? Dikutip dari situs Kominfo, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
-
Kenapa BSI belum mengambil keputusan terkait UUS BTN? Sehubungan dengan pemberitaan di media tentang aksi korporasi yang akan dilakukan terhadap UUS BTN yang melibatkan BSI, kami sampaikan bahwa hingga saat ini kami belum membuat keputusan apapun terkait hal tersebut,“ kata Gunawan.
-
Kenapa BP2MI membantah informasi itu? 'Itu hoaks dan tidak benar, kami di lembaga BP2MI tidak pernah mengeluarkan program bantuan sosial kepada Pekerja Migran Indonesia seperti informasi yang beredar,' kata Wahyuningrum atau yang akrab disapa Yayuk, dikutip dari situs bp2mi.go.id, Senin (4/12).
-
Bagaimana BRI menanggapi isu uang hilang di media sosial? Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menjabarkan fakta-fakta yang dialami oleh BRI terkait beredarnya video-video uang hilang yang beredar di Masyarakat pada beberapa waktu terakhir:
-
Bagaimana BRI menanggapi kasus penipuan ini? BRI juga terus proaktif berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengungkap dan menangkap pelaku yang terlibat berbagai tindakan kejahatan perbankan yang merugikan nasabah dan masyarakat secara umum.
Dalam keterangan resmi Departemen Kehakiman AS, seperti dilansir Reuters (22/10), SEC menyatakan Diebold telah setuju untuk membayar lebih dari USD48 juta untuk menyelesaikan tuduhan SEC dan menyelesaikan masalah kriminal paralel.
Lembaga anti korupsi dan monopoli negeri Paman Sam ini memaparkan bahwa anak usaha Diebold di China dan Indonesia menghabiskan sekitar USD1,8 juta untuk perjalanan, hiburan, dan hadiah lainnya yang tidak pantas untuk pejabat senior dari bank, hal ini disinyalir dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sekitar USD 1,6 juta dihabiskan untuk menyuap pejabat bank milik pemerintah di sana guna melancarkan proyek di China.
Sedangkan untuk menyuap pejabat bank pelat merah di Indonesia dana yang dikeluarkan sebesar USD 147.000. Pejabat bank milik pemerintah di China dan Indonesia diberikan perjalanan gratis ke tujuan wisata populer di AS dan Eropa, dan pengeluaran Diebold itu dicatat dalam pembukuan dan catatan perusahaan sebagai biaya pelatihan yang sah.
SEC juga menyatakan usaha Diebold di China menyediakan hadiah uang tunai bagi puluhan pejabat bank dengan besaran sekitar USD 100 hingga USD 600. SEC juga menuduh Diebold telah memalsukan buku keuangan untuk menyembunyikan suap sekitar USD 1,2 juta kepada karyawan bank swasta di Rusia.
"Suap adalah suap, apakah itu dalam bentuk setumpuk uang tunai atau perjalanan semua biaya yang dibayar ke Eropa. Perusahaan-perusahaan publik harus bertanggung jawab ketika mereka melanggar hukum untuk mempengaruhi pejabat pemerintah dengan pembayaran yang tidak tepat atau hadiah," ucap Associate Direktur Division of Enforcement SEC Scott W. Friestad.
Menurut tuntutan SEC yang diajukan di Pengadilan Federal di Washington DC, pelanggaran yang dilakukan Diebold terjadi pada periode 2005-2010. Tujuan wisata perjalanan yang diberikan kepada pejabat bank tersebut antara lain Grand Canyon, Napa Valley, Disneyland, Universal Studios, Las Vegas, New York City, Chicago, Washington DC, dan Hawaii. Selain itu, para pejabat bank tersebut juga diberikan liburan ke Eropa. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu modus baru ini diungkapkan oleh @bank_indonesia melalui akun media sosial X.
Baca SelengkapnyaBenny sebelumnya mengaku sudah mengungkap sosok T saat agenda rapat terbatas (ratas) yang kala itu dihadiri Presiden Jokowi dan Kapolri.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menepis isu dugaan korupsi Formula E yang menyeret nama mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaIsu reshuffle kabinet yang kembali berembus. Kabar itu makin santer setelah Presiden Jokowi bertemu dengan SBY pada Senin (2/10) malam kemarin.
Baca SelengkapnyaSosok T disebutkan Benny sebagai pengendali judi online tidak terbukti saat memeriksa kepada Benny pada Senin (5 /8).
Baca SelengkapnyaOleh karena itu, keputusan apakah kasie tersebut akan dicopot dari jabatannya masih menunggu hasil pemeriksaan Inspektorat.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri telah melakukan klarifikasi terhadap Kepala BP2MI Benny Rhamdani terkait sosok bandar judol berinsial T.
Baca SelengkapnyaBTN tidak pernah mengeluarkan produk investasi dengan iming-iming bunga tinggi hingga mencapai 10 persen per bulan.
Baca Selengkapnya