Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BI harus tambah cadangan emas hadapi Brexit dan Amerika Serikat

BI harus tambah cadangan emas hadapi Brexit dan Amerika Serikat Emas. kolom-inspirasi.blogspot.com

Merdeka.com - Ekonom dari Universitas Sam Ratulangi Manado, Agus Tony Poputra menyarankan agar Bank Indonesia menambah cadangan emas negara. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit serta fenomena di Amerika Serikat. Pertengahan 2016 menjadi momen yang kurang menguntungkan bagi dunia.

"Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) yang dikenal dengan Brexit telah menekan nilai Pound ke titik terendah selama 31 tahun terakhir. Kondisi ini juga berdampak ke negara lain," ujarnya seperti ditulis Antara Manado, Minggu (10/7).

Poundsterling merupakan salah satu mata uang kuat (hard currency) di dunia dan menjadi pilihan cadangan devisa pada kebanyakan bank sentral di dunia. Meski demikian, menurut Agus, Pound tetap tidak kebal terhadap perubahan lingkungan. Kondisi yang sama dapat dialami mata uang kuat lainnya.

Rentannya nilai mata uang suatu negara terhadap fluktuasi tajam terjadi karena negara-negara di dunia saat ini telah menggunakan rezim fiat money. Pada rezim ini uang yang beredar di suatu negara tidak dikaitkan lagi dengan emas maupun perak di bank sentral.

Konsekuensinya, nilai mata uang tergantung semata-mata pada kepercayaan pemakainya terhadap mata uang tersebut dan negara pemiliknya. Jika banyak pihak percaya pada suatu negara, nilai mata uang negara tersebut akan kuat. Sebaliknya, orang kurang atau tidak percaya lagi maka nilai mata uangnya akan terdepresiasi tajam dan bisa senilai lembaran kertas biasa.

Kepercayaan terhadap suatu negara umumnya tergantung pada kondisi ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, dan keamanan. Jatuhnya nilai Pound lebih disebabkan oleh faktor politik dan kebijakan pemerintah yang dikaitkan dengan masa depan ekonomi Inggris Raya.

Apa yang dialami Pound bisa saja berjangkit pada USD yang menjadi pemimpin mata uang dunia. Sebagai negara adidaya, banyak pihak besar memperkirakan Amerika Serikat tidak mungkin runtuh. Namun, sejarah memperlihatkan banyak negara besar pada masa lalu telah mengalaminya.

Saat ini, AS sedang mendapat tekanan dalam negeri. Isu rasial mengalami eskalasi yang tajam dan bisa berujung pada terganggu keamanan dan ekonomi negara tersebut secara masif.

Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu menata kembali portofolio cadangan devisa dengan memperbanyak emas moneter. Memang nilai emas juga mengalami fluktuasi. Namun, tetap memiliki nilai yang memadai. "Peningkatan jumlah emas moneter oleh BI dapat dipakai sebagai pengamanan nilai cadangan devisa Indonesia dari pengaruh eksternal," katanya.

Data yang dilansir World Gold Council per Juni 2015 menunjukkan cadangan emas dunia mencapai 31.949 ton. Sebanyak 8113,5 ton atau 25,45 persen dari cadangan tersebut dimiliki AS.

Sebaliknya, Indonesia hanya memiliki 78,1 ton atau 0,24 persen dari cadangan emas dunia. Bahkan, di ASEAN, jumlah cadangan emas Indonesia lebih rendah daripada Thailand dan Singapura yang masing-masing berjumlah 152,4 ton dan 127,4 ton.

Mengingat bumi Indonesia memiliki deposit emas yang relatif besar, seharusnya BI tidak menghadapi kesulitan berarti dalam meningkatkan cadangan emas moneternya.

Dengan cadangan emas yang besar, menurut dia, BI bisa menjaga nilai cadangan devisa secara keseluruhan dan kestabilan rupiah dalam menghadapi dampak Brexit dan potensi terganggunya kondisi domestik AS.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Kebijakan Uni Eropa Berdampak Besar ke Industri Baja Dalam Negeri, Ini Harus Dilakukan Pemerintah
Kebijakan Uni Eropa Berdampak Besar ke Industri Baja Dalam Negeri, Ini Harus Dilakukan Pemerintah

Pemerintah harus memberi dukungan yang kuat kepada industri baja di Indonesia, termasuk melalui regulasi yang tepat.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Produksi Emas Batangan 50 Ton per Tahun
Indonesia Bakal Produksi Emas Batangan 50 Ton per Tahun

Wamen BUMN menilai bahwa saat ini negara-negara besar seperti China, Amerika kembali melirik emas sebagai investasi.

Baca Selengkapnya
Harga Emas Antam Kembali Rontok Rp7.000 per Gram, Ini Biang Keroknya
Harga Emas Antam Kembali Rontok Rp7.000 per Gram, Ini Biang Keroknya

Kini harga emas Antam dibanderol Rp1.413.000 per gram.

Baca Selengkapnya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya

BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.

Baca Selengkapnya
Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut
Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut

Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun

Baca Selengkapnya
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar

Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.

Baca Selengkapnya
Pegadaian Telah Jual 8,3 Juta Ton Emas Selama 6 Bulan Pertama 2024
Pegadaian Telah Jual 8,3 Juta Ton Emas Selama 6 Bulan Pertama 2024

Jumlah penjualan emas semester I tahun 2024 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
BI Catat Modal Masing Asing Masuk Rp8,91 Triliun
BI Catat Modal Masing Asing Masuk Rp8,91 Triliun

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.

Baca Selengkapnya
Tren Ekspor Menurun, Pemerintah Tetap Optimis Bisa Simpan Rp918 Triliun untuk Cadangan Devisa
Tren Ekspor Menurun, Pemerintah Tetap Optimis Bisa Simpan Rp918 Triliun untuk Cadangan Devisa

Meskipun, harga komoditas ekspor sekarang ini menunjukan grafik pelemahan.

Baca Selengkapnya
Ekspor Indonesia Anjlok, Juni 2023 Hanya Rp302,33 Triliun
Ekspor Indonesia Anjlok, Juni 2023 Hanya Rp302,33 Triliun

Kinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya