BI harus tambah cadangan emas hadapi Brexit dan Amerika Serikat
Merdeka.com - Ekonom dari Universitas Sam Ratulangi Manado, Agus Tony Poputra menyarankan agar Bank Indonesia menambah cadangan emas negara. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit serta fenomena di Amerika Serikat. Pertengahan 2016 menjadi momen yang kurang menguntungkan bagi dunia.
"Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) yang dikenal dengan Brexit telah menekan nilai Pound ke titik terendah selama 31 tahun terakhir. Kondisi ini juga berdampak ke negara lain," ujarnya seperti ditulis Antara Manado, Minggu (10/7).
Poundsterling merupakan salah satu mata uang kuat (hard currency) di dunia dan menjadi pilihan cadangan devisa pada kebanyakan bank sentral di dunia. Meski demikian, menurut Agus, Pound tetap tidak kebal terhadap perubahan lingkungan. Kondisi yang sama dapat dialami mata uang kuat lainnya.
-
Kenapa emas menjadi pilihan investasi populer di Indonesia? Ada berbagai alasan yang membuat emas menjadi pilihan investasi populer.
-
Apa yang dibutuhkan untuk mencapai Indonesia Emas? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Di mana cadangan emas terbesar ditemukan? Baru-baru ini dilaporkan bahwa sebuah cadangan emas besar senilai sekitar USD2,38 miliar atau sekitar Rp36 triliun ditemukan di Urad Middle Banner, Inner Mongolia, China.
-
Kapan emas mulai populer di Indonesia sebagai investasi? Pada tahun 1970, emas sebagai logam mulia atau aset berharga mulai populer di kalangan masyarakat.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
-
Di mana lokasi tambang emas tersebut? Delapan orang penambang dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang emas rakyat di Desa Pancurendang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Rentannya nilai mata uang suatu negara terhadap fluktuasi tajam terjadi karena negara-negara di dunia saat ini telah menggunakan rezim fiat money. Pada rezim ini uang yang beredar di suatu negara tidak dikaitkan lagi dengan emas maupun perak di bank sentral.
Konsekuensinya, nilai mata uang tergantung semata-mata pada kepercayaan pemakainya terhadap mata uang tersebut dan negara pemiliknya. Jika banyak pihak percaya pada suatu negara, nilai mata uang negara tersebut akan kuat. Sebaliknya, orang kurang atau tidak percaya lagi maka nilai mata uangnya akan terdepresiasi tajam dan bisa senilai lembaran kertas biasa.
Kepercayaan terhadap suatu negara umumnya tergantung pada kondisi ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, dan keamanan. Jatuhnya nilai Pound lebih disebabkan oleh faktor politik dan kebijakan pemerintah yang dikaitkan dengan masa depan ekonomi Inggris Raya.
Apa yang dialami Pound bisa saja berjangkit pada USD yang menjadi pemimpin mata uang dunia. Sebagai negara adidaya, banyak pihak besar memperkirakan Amerika Serikat tidak mungkin runtuh. Namun, sejarah memperlihatkan banyak negara besar pada masa lalu telah mengalaminya.
Saat ini, AS sedang mendapat tekanan dalam negeri. Isu rasial mengalami eskalasi yang tajam dan bisa berujung pada terganggu keamanan dan ekonomi negara tersebut secara masif.
Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu menata kembali portofolio cadangan devisa dengan memperbanyak emas moneter. Memang nilai emas juga mengalami fluktuasi. Namun, tetap memiliki nilai yang memadai. "Peningkatan jumlah emas moneter oleh BI dapat dipakai sebagai pengamanan nilai cadangan devisa Indonesia dari pengaruh eksternal," katanya.
Data yang dilansir World Gold Council per Juni 2015 menunjukkan cadangan emas dunia mencapai 31.949 ton. Sebanyak 8113,5 ton atau 25,45 persen dari cadangan tersebut dimiliki AS.
Sebaliknya, Indonesia hanya memiliki 78,1 ton atau 0,24 persen dari cadangan emas dunia. Bahkan, di ASEAN, jumlah cadangan emas Indonesia lebih rendah daripada Thailand dan Singapura yang masing-masing berjumlah 152,4 ton dan 127,4 ton.
Mengingat bumi Indonesia memiliki deposit emas yang relatif besar, seharusnya BI tidak menghadapi kesulitan berarti dalam meningkatkan cadangan emas moneternya.
Dengan cadangan emas yang besar, menurut dia, BI bisa menjaga nilai cadangan devisa secara keseluruhan dan kestabilan rupiah dalam menghadapi dampak Brexit dan potensi terganggunya kondisi domestik AS.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaPemerintah harus memberi dukungan yang kuat kepada industri baja di Indonesia, termasuk melalui regulasi yang tepat.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN menilai bahwa saat ini negara-negara besar seperti China, Amerika kembali melirik emas sebagai investasi.
Baca SelengkapnyaKini harga emas Antam dibanderol Rp1.413.000 per gram.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaJumlah penjualan emas semester I tahun 2024 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.
Baca SelengkapnyaMeskipun, harga komoditas ekspor sekarang ini menunjukan grafik pelemahan.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnya