BI: Impor bawang putih terlalu mudah, buat produksi lokal anjlok
Merdeka.com - Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir ikut angkat bicara terkait mudahnya Indonesia impor bawang putih. Akibatnya, petani enggan menanam komoditas itu dan menyebabkan produksi dalam negeri terus menurun.
"Impor bawang putih yang semula dikenakan bea masuk 20 persen diturunkan menjadi 5-10 persen pada tahun 2003. Sejak tahun 2005, ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) menghapuskan tarif impor bawang putih dari China," katanya seperti ditulis Antara, Rabu (24/8).
Kondisi tersebut berdampak pada impor bawang putih terutama dari China dapat dilakukan secara bebas tanpa hambatan bea masuk dan hambatan teknis.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kapan harga cabai mengalami penurunan? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
"Karena harga bawang putih impor sangat rendah menyebabkan produksi dalam negeri tertekan. Nilai rata-rata impor dalam 4 tahun terakhir mencapai Rp 4,5 triliun atau setara dengan 491 ribu ton," katanya.
Jika semula impor hanya 20 persen dari kebutuhan nasional, maka kemudahan importasi mengakibatkan 95 persen kebutuhan bawang putih nasional diperoleh melalui impor.
"Kondisi ini juga disebabkan oleh kualitas bawang putih lokal yang tidak bisa mengimbangi bawang putih impor, khususnya dari negara China. Masyarakat lebih senang mengonsumsi bawang putih impor yang memiliki umbi lebih besar dan warna yang lebih menarik," katanya.
Menurut dia, hal ini menyebabkan insentif bagi para petani untuk menanam bawang putih menjadi berkurang sehingga mengakibatkan penurunan produksi secara berkelanjutan.
Untuk diketahui, produksi bawang putih nasional tahun 1996-2015 cenderung menurun sejalan dengan penurunan luas panennya. Pada tahun 1996 produksi bawang putih mencapai 145.836 ton, namun pada 2015 menjadi hanya 20.294 ton.
Luas panen juga mengalami penurunan dari 21.500 hektar pada periode 1996-1998 menjadi hanya 2.563 hektar pada 2015 dengan luas panen terbesar berada di Provinsi Jawa Tengah yaitu 1.055 hektar.
"Diperkirakan penurunan produksi bawang putih ini akan berkelanjutan bila tidak diiringi dengan perubahan struktural di bidang pertanian, dimulai dari sisi hulu hingga hilir," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menginisiasi pengembangan klaster bawang putih di delapan kabupaten di Jawa Tengah. Diharapkan, dengan pengembangan tersebut Jawa Tengah dapat berkontribusi lebih besar terhadap kebutuhan nasional.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah Kantongi Izin, Mendag Minta Pengusaha Segera Impor Bawang Putih
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut, hasil monitoring bawang putih menunjukkan masih terdapat perusahaan yang realisasi impornya rendah.
Baca SelengkapnyaPusbarindo menilai kenaikan harga yang cukup signifikan itu disebabkan oleh masalah pasokan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, harga bawang putih meningkat tajam menjadi Rp40.000 per kg.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengutus ID Food untuk mengimpor 200.000 ton bawang putih dari China.
Baca SelengkapnyaPenetapan harga acuan ini dapat menjadi tolok ukur untuk menentukan perkembangan harga bawang putih di pasaran.
Baca SelengkapnyaHarga bawang merah yang sempat meroket tajam mulai turun sejak tanggal 28 April 2024.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pemerintah juga melakukan impor beras senilai USD 196,7 juta di Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil mengamankan dua truk, dengan jumlah 14 ton bawang bombai.
Baca SelengkapnyaKarena dua faktor ini harga bawang merah bertahan mahal.
Baca SelengkapnyaMulai tahun 2024, maksimal impor bawang putih hanya 650 ribu ton per importir.
Baca Selengkapnya