BI klaim pelemahan Rupiah masih lebih baik dibanding negara lain
Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat pelemahan Rupiah hingga akhir Oktober 2015 hanya mencapai 9,5 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara lain. Selain itu, volatilitas pergerakan mata uang Rupiah juga lebih kecil dibandingkan dengan volatilitas mata uang negara lain.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan sejak awal Oktober 2015, Rupiah bergerak dalam tren menguat. Tren ini ditopang dari meningkatnya aliran masuk modal asing sejalan dengan sedikit meredanya ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed, serta optimisme pasar terhadap berbagai respon kebijakan yang ditempuh BI, pemerintah, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kami menilai pelemahan yang terjadi pada nilai tukar Rupiah sampai saat ini juga tidak memberikan dampak berlebihan pada kegiatan ekonomi," ujarnya di JCC, Jakarta, Selasa (24/11).
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
Sedangkan, pertumbuhan ekonomi yang terendah di tahun 2015 yaitu sebesar 4,67 persen pada triwulan II-2015, masih lebih tinggi dibandingkan dengan capaian negara-negara lain. Walaupun, terjadi penurunan dibandingkan pencapaian tahun lalu.
Bahkan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2015 kembali meningkat menjadi 4,73 persen, sehingga BI memperkirakan untuk keseluruhan tahun 2015 pertumbuhan ekonomi dapat berada pada kisaran 4,7-5,1 persen.
"Dalam pandangan kami, kondisi ini menjadikan Indonesia tetap sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi paling stabil dalam skala negara berkembang," jelas dia.
Agus menegaskan pengaruh pelemahan kurs terhadap inflasi juga masih terkendali terutama pasca penghapusan subsidi BBM.
Namun secara umum, Agus menambahkan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dinilai stabil di tengah perlambatan ekonomi global. Hal tersebut tercermin dari ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh walaupun melambat.
"Kondisi Indonesia tetap sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi paling stabil dalam skala negara berkembang," sebut dia.
Agus mengatakan, setiap langkah BI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan reformasi kebijakan pemerintah yang dijalankan sejak tahun lalu. Mulai dari reformasi subsidi BBM, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, percepatan proyek infrastruktur, hingga berbagai paket kebijakan deregulasi dan debirokratisasi pada beberapa bulan terakhir.
"Kami memandang sinergi kebijakan yang ditempuh telah mampu memberikan kontribusi yang optimal pada terjaganya ketahanan ekonomi nasional," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meredam segala tekanan terhadap rupiah.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, banyak masyarakat Indonesia yang melihat pelemahan Rupiah itu dari nominalnya terhadap USD.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
Baca SelengkapnyaPerry mencatat, nilai tukar Rupiah menguat 0,78 persen menjadi Rp15.330 per USD hingga 17 September 2024 dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca Selengkapnya