BI: Kuartal III-2015, posisi investasi internasional RI sehat
Merdeka.com - Bank Indonesia menyatakan perkembangan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal III-2015 masih cukup sehat. Turunnya posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia dan surplus transaksi finansial pada Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) ikut mendorong penurunan kewajiban PII kuartal III-2015.
Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistiowati mengatakan PII Indonesia mencatat net kewajiban sebesar USD 327,4 miliar pada kuartal III-2015 atau sebesar 37,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Posisi ini turun senilai USD 41,7 miliar atau sebesar 11,3 persen dari posisi net kewajiban senilai USD 369,1 miliar atau 41,8 persen PDB pasa kuartal II-2015.
"Penurunan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan deprisiasi kurs rupiah dan perubahan harga saham sepanjang kuartal II ke kuartal III," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Apa yang membuat cadangan devisa RI meningkat? 'Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak. Faktor lainnya, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.'
-
Bagaimana cara melunasi utang secara efektif? Meskipun bisa memberikan kenyamanan dalam jangka pendek, utang semacam ini bisa menjadi beban finansial yang berat dalam jangka panjang. Untuk menghindari akumulasi utang yang berlebihan, segeralah melunasi utang yang ada dan jika memungkinkan, menghindari terperangkap dalam siklus utang yang berkelanjutan.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
Hendy mengatakan, penurunan net kewajiban PII Indonesia sebesar 37,8 persen dari PDB itu diikuti penurunan posisi aset finansial luar negeri Indonesoa sebesar USD 201,1 miliar.
"Secara transaksi, net kewajibannya sebenarnya naik namun karena penguatan dolar AS nilai kewajibannya jadi menurun," jelas dia.
Dia menjelaskan, sepanjang kuartal II ke kuartal III, transaksi pembayaran selama periode tersebut sebenarnya menunjukkan penambahan kewajiban sebesar USD 5,7 miliar. Pada periode tersebut juga nilai aset menurun USD 0,7 miliar.
Namun karena deprisiasi kurs dan perubahan harga saham, net kewajiban menurun USD 47,4 miliar.
"Investor tersebut saat menanamkan sahamnya disini mungkin dalam bentuk rupiah. Seiring dengan menguatnya dolar AS, an pelemahan rupiah, kewajibannya pun jadi menurun," ungkapnya.
Menurutnya, posisi PII Indonesia tersebut mencerminakan solvaiblitas dan liabilitas ekonomi domestik, meskipun sebagian masih dipenuhi utang selain ekuitas.
Namun, ke depan posisi PII Indonesia dapat semakin membaik, terutama didorong perbaikan fundamental perekonomian dan reformasi struktural yang terus berjalan.
Hingga kuartal III, kewajiban finansial luar negeri (KFLN) sebesar USD 537,4 miliar, dengan aset finansial luar negeri (AFLN) sebesar USD 210,1 miliar, menjadikan net kewajiban sebesar USD 327,4 miliar.
Hendi menjelaskan kewajiban tersebut terdiri dari investasi langsung sebesar USD 209,1 miliar, investasi portfolio USD 176,7 miliar, investasi lainnya USD 151,3 miliar dan derivatif finansial sebesar USD 0,3 miliar.
Posisi utang investasi langsung sebesar USD 41,2 miliar dengan ekuitas USD 168 miliar. Sedangkan utang pada investasi portofolio sebesar USD 109,9 miliar dan ekuitas USD 66,8 miliar (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PII Indonesia mencatat kewajiban neto USD247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I-2024 sebesar USD253,9 miliar.
Baca SelengkapnyaNPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaPembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.
Baca SelengkapnyaULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,4 persen (yoy)
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca SelengkapnyaAngka ini turun dibandingkan ULN akhir Juli 2023 sebesar USD397,1 miliar.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut setara dengan 33,1 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kualitas kredit terjaga di tengah situasi global yang mengalami pelemahan.
Baca Selengkapnya