BI optimistis ekonomi Indonesia 2015 bisa tumbuh 5,8 persen
Merdeka.com - Bank Indonesia optimistis ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5,4 persen-5,8 persen tahun ini. Meskipun Bank Dunia meramalkan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,2 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Moneter BI Juda Agung mengatakan pihaknya tetap berkeyakinan ekonomi nasional bisa tumbuh minimal 5,4 persen. Meski kondisi perekonomian global masih melambat.
Alasannya, pemerintah merealokasi anggaran subsidi bahan bakar minyak ke sektor produktif. Ini membuat prospek investasi meningkat.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
"Ini membuat kami memproyeksi ekonomi tumbuh di range 5,4 persen sampai 5,8 persen di 2015," kata Juda di Jakarta, Kamis (15/1).
Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate 7,75 persen. Ini menunjukkan bank sentral masih melanjutkan pengetatan moneter
"Itu kita lakukan dengan bauran kebijakan tadi. Makro prudentialnya masih kita jaga ketat," ungkapnya.
Kebijakan itu, menurut Juda, membawa perbaikan defisit neraca transaksi berjalan dari 3,3 persen menjadi 3 persen di akhir 2014.
"Kalau kita lihat komponennya, yang mengalami perbaikannya dari sisi nonmigas dari defisit Rp 10 miliar menjadi Rp 6 miliar. Dari sisi migas, Rp 18,5 miliar jadi Rp 17 miliar," ujarnya.
Pihaknya juga mengklaim inflasi berhasil ditekan di bawah lima persen. "Inflasi inti di angka 4,93 persen di 2014."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaProyeksi IMF tersebut lebih rendah dari target pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Asumsi Makro APBN 2024
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia komitmen menjaga inflasi sekaligus stabilitas dari nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca Selengkapnya