Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BI pastikan Indonesia miliki bantalan hadapi gejolak ekonomi

BI pastikan Indonesia miliki bantalan hadapi gejolak ekonomi Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) sedang menjajaki potensi kerjasama bilateral swap dengan negara lain dalam menghadapi ketidakpastian kondisi perekonomian saat ini. Konsep bilateral swap ini adalah pertukaran cadangan devisa antar negara.

"Yang kita hadapi saat ini sebuah ketidakpastian global yang memang masih akan terlihat. Jumlah cadangan devisa kita jauh lebih dari cukup. Tapi masalah ketidakpastian itu tidak ada yang bisa memprediksi," tutur Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jumat (13/9).

Potensi kerjasama ini dimanfaatkan oleh beberapa bank sentral sebagai bantalan dalam menghadapi gejolak ekonomi yang berpotensi menimbulkan krisis. "Ada baiknya dalam suatu ketidakpastian kita mempunyai bantalan, punya second line of defence (pertahanan kedua). Itu yang kita lakukan selama ini adalah seperti itu," jelas Perry.

Namun, Perry belum dapat menyebut negara yang sedang dijajaki bank sentral untuk kerjasama bilateral swap tersebut. "Karena masih negosiasi saya tidak bisa mengatakan sekarang. Nanti kalau sudah selesai (negosiasi) jumlahnya, negaranya, kita akan umumkan. Kita dulu sudah pernah bekerja sama dengan sejumlah bank sentral di negara kawasan," jelas Perry.

Sebelumnya, salah satu hasil lobi dalam Forum G20 pekan lalu, Indonesia menjalin perjanjian pertukaran cadangan devisa dengan tiga negara. Sudah dipastikan, dua negara yang bersedia menjalin kerja sama adalah Jepang dan China yang memperpanjang Bilateral Swap Arrangement (BSA) dengan Bank Indonesia. Satu negara lagi diduga adalah Korea Selatan.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, saat ini saja cadangan devisa siaga dari Jepang dan sumber lain sudah mencapai USD 17,5 miliar. Dia yakin, tambahan perjanjian dengan dua negara berikutnya bakal menambah jumlah dolar Amerika milik pemerintah.

"Mungkin bisa lebih dari USD 30 miliar (sekitar Rp 344,8 triliun). Total semua, termasuk Jepang, mungkin bisa lebih dari itu," ungkap Chatib.

Hanya saja, Chatib enggan mengungkap detail negara dan potensi devisa siaga yang bisa sewaktu-waktu didapatkan oleh Bank Indonesia itu. Dia mengatakan, dalam waktu dekat negara yang bersangkutan bakal mengumumkannya sendiri.

"Angka pastinya nanti sampai negaranya secara resmi mengumumkan, saya enggak mau menyebut nama negaranya," ujar menkeu.

Khusus China, bantuan yang dijanjikan bukan hanya cadangan devisa, melainkan juga pinjaman siaga (standby loan).

Seperti diketahui, BI melakukan perpanjangan BSA dengan Bank of Japan sebagai agen Menteri Keuangan Jepang sebesar USD 12 miliar. Kebijakan ini berlaku efektif sejak 31 Agustus lalu.

Dengan demikian, BI memiliki bantalan cadangan devisa yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan, dengan meminjam dari Jepang. (mdk/bmo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF

Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi

Kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Bos BI Beberkan Alasan Masih Tahan Suku Bunga Acuan Saat Tren Penurunan Inflasi
Bos BI Beberkan Alasan Masih Tahan Suku Bunga Acuan Saat Tren Penurunan Inflasi

Ternyata ini alasan Bank Indonesia masih tahan suku bunga acuan di tengah penurunan inflasi.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tahan Banting di Bawah Kepemimpinan Presiden Jokowi
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tahan Banting di Bawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

Sebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.

Baca Selengkapnya
Kondisi Timur Tengah Memanas, Pemerintah Siapkan Langkah Ini untuk Lindungi Industri Dalam Negeri
Kondisi Timur Tengah Memanas, Pemerintah Siapkan Langkah Ini untuk Lindungi Industri Dalam Negeri

Pemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.

Baca Selengkapnya
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Waspadai Dampak Perang dan Inflasi Bisa Ganggu Rantai Pasok Global
Sri Mulyani Waspadai Dampak Perang dan Inflasi Bisa Ganggu Rantai Pasok Global

Berdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen
Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen

Melansir data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperjualbelikan direntang Rp16.417 per dolar AS.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada

Tensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Cara Jitu Pemerintah Hadapi Ancaman Kenaikan Harga Minyak Dunia
Cara Jitu Pemerintah Hadapi Ancaman Kenaikan Harga Minyak Dunia

Setidaknya, ada dua upaya pemerintah menanggulangi geopolitik Timur Tengah yang berdampak kenaikan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya