BI: Pembatasan BBM makin memperlambat pertumbuhan kredit
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) sudah melakukan koreksi terkait kemungkinan perlambatan pertumbuhan kredit nasional karena masih lesunya ekonomi dunia. Situasi itu akan semakin melemah jika pembatasan bahan bakar minyak (BBM) dengan sistem dua harga benar-benar direalisasikan.
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Mulya Siregar menyatakan, akhir tahun nanti, pertumbuhan kredit hanya sebesar 21,7 hingga 23,6 persen. "Kredit diperkirakan turun dibanding prediksi awal kita sebesar 22,5 hingga 24,3 persen," ujarnya selepas diskusi Peluang dan Tantangan Bank Khusus di Le Meridien, Jakarta, Kamis (25/4).
BI meyakini, apapun skema penghematan BBM bersubsidi jenis premium akan mempengaruhi kinerja perbankan. Namun karena belum diumumkan secara resmi, Mulya mengaku kesulitan memperkirakan potensi perlambatan kreditnya.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Apa yang sedang dilakukan BRI untuk menjaga kualitas kredit? Penurunan NPL tersebut disebabkan BRI sedang melakukan upaya bersih-bersih portofolio kredit, terutama kredit restrukturisasi terdampak Covid sebagai bagian dari soft-landing strategy yang diimplementasikan sejak tahun lalu.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Apa target BRI untuk kredit yang direstrukturisasi? Seiring geliat pelaku UMKM yang terus meningkat, salah satu bank terbesar tanah air, BRI menargetkan kredit yang direstrukturisasi perseroan kembali menjadi single digit dari total jumlah portofolio kredit pada tahun 2025, atau sama seperti kondisi sebelum krisis akibat pandemi melanda.
-
Kenapa BRI melakukan upaya bersih-bersih portofolio kredit? Penurunan NPL tersebut disebabkan BRI sedang melakukan upaya bersih-bersih portofolio kredit, terutama kredit restrukturisasi terdampak Covid sebagai bagian dari soft-landing strategy yang diimplementasikan sejak tahun lalu.
-
Siapa yang harus terlibat dalam over kredit? Selanjutnya, pembeli melengkapi dokumen pribadi yang mencakup KTP, NPWP, Surat Keterangan Kerja, slip gaji tiga bulan terakhir, rekening gaji tiga bulan terakhir. Selain itu, penjual rumah atau debitur lama juga harus melengkapi beberapa dokumen seperti KTP, Foto copy Perjanjian Kredit, Foto copy sertifikat rumah, Foto copy IMB, Foto copy Akad pembiayaan, Lampiran Outstanding (sisa pinjaman KPR), Biaya Over Kredit Rumah Bagi Pembeli dan Penjual, Foto copy SPPT dan PBB lima tahun terakhir beserta bukti pelunasannya (STTS), Bukti pembayaran cicilan terakhir Penjual, Buku tabungan asli digunakan sebagai pembayaran cicilan.
"Saya pikir ada, kita lihat nanti, pasti ada perlambatan pertumbuhan kredit tambahan, cuma seberapa besar, saya belum bisa ngomong. Kan sampai sekarang belum jelas, antara (harga) pelat hitam pelat kuning," paparnya.
Selain perlambatan kredit, koreksi bank sentral juga dilakukan untuk dana pihak ketiga (DPK) dan potensi kredit macet (non-performance loan/NPL). BI mencatat, DPK sampai akhir 2013 akan sebesar 17-17,9 persen, dibanding perkiraan awal 17,5 hingga 18 persen.
Sementara NPL yang awalnya diramal hanya 1,2 persen sepanjang tahun, rupanya berpotensi meningkat karena kelesuan beberapa sektor, menjadi sebesar 1,6 persen. "Ini koreksi global untuk pembiayaan seluruh sektor," kata Mulya.
Sementara dari segi sektor konstruksi, BI memprediksi, sektor ini bakal menjadi yang paling lesu ketika terjadi fluktuasi ekonomi. Potensi kredit macet dalam proyek-proyek pembangunan cukup besar.
"Perlambatan kredit yang masih tinggi konstruksi, listrik, jasa sosial enggak begitu. Kemudian yan kemungkinan nantinya risiko NPL-nya tinggi di sektor konstruksi, sementara terendah listrik," ungkapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaStrategi selanjutnya adalah melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM.
Baca SelengkapnyaSeiring pulihnya kondisi perekonomian nasional, memasuki paruh kedua di tahun 2023, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kian optimistis.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, kebijakan tersebut akan membuat ekonomi semakin cepat pulih pascakrisis akibat pandemi.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diharapkan dapat memberi angin segar bagi UMKM yang terdampak krisis ekonomi dan kesulitan membayar utang.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi.
Baca SelengkapnyaSecara akumulatif kredit BRI yang direstrukturisasi karena pandemi tertinggi mencapai 30% dari total portofolio.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaMelalui hapus buku dan hapus tagih ini murni untuk mendukung Bank Himbara.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian perlu dilakukan tidak hanya soal menurunkan bunga, namun perlu mempertimbangkan dampak keberlanjutan di waktu mendatang.
Baca SelengkapnyaSejak Januari hingga Mei 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan pencabutan izin usaha Bank Perekonomian Rakyat (BPR) sebanyak 12 bank.
Baca Selengkapnya