BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2019 Cuma 5,1 Persen, Ini Pemicunya
Merdeka.com - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi 2019 tak jauh dari tahun ini, yaitu sebesar 5,1 persen. Pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih dipengaruhi perang dagang Amerika Serikat dan China.
Proyeksi dari bank sentral ini masih berada di bawah target pemerintah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 5,3 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyebutkan, ada beberapa indikator yang mendukung penilaian tersebut. Pertama, pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah RI.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana Banyuwangi kendalikan inflasi? Diketahui, pemerintah pusat tahun ini memberikan reward dana insentif fiskal kinerja sebesar Rp 1 triliun yang penyerahannya dibagi dalam tiga periode. Insentif tersebut diberikan kepada daerah-daerah yang berkinerja baik berdasarkan penilaian Kementerian Dalam Negeri.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
"Kebijakan moneter ketat memang berdampak kepada perekonomian. Itu kenapa kita lihat pertumbuhan ekonomi masih akan di bawah ekspetasi sebelumnya," ungkap dia di Jakarta, Rabu (21/11).
Indikator kedua yaitu perang dagang AS-China yang turut menyebabkan pertumbuhan ekonomi berbagai negara di penjuru dunia tertahan. "Karena memang seluruh dunia, kecuali Amerika, mengalami perlambatan ekonomi. Bahkan China untuk pertama kalinya mencatatkan current account deficit (defisit transaksi berjalan) dalam 20 tahun terakhir, yang menurun ke bawah," urainya.
Hal senada dilontarkan Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, yang menganggap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 nanti akan berada di kisaran 5,1-5,2 persen.
Dia memandang, negara besar seperti Amerika Serikat dan China pun pada tahun besok bakal ikut merasakan pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat.
"Hampir semua negara pada 2019 nanti mengalami perlambatan. Amerika sendiri diprediksi akan melambat dari 2,9 persen menjadi 2,5 persen. Bukan hanya Amerika saja, tapi juga negara-negara di Eropa dan China," ujar dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaProyeksi IMF tersebut lebih rendah dari target pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Asumsi Makro APBN 2024
Baca SelengkapnyaBank Indonesia komitmen menjaga inflasi sekaligus stabilitas dari nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaInvestasi diprakirakan tumbuh positif pada triwulan IV-2024 ditopang oleh penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan investasi swasta.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.
Baca Selengkapnya