BI Rate diprediksi kembali naik bulan ini
Merdeka.com - Defisit neraca transaksi berjalan yang masih cukup tinggi membuat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diperkirakan masih akan mengalami kenaikan. BI diprediksi akan kembali menaikkan suku bunganya pada bulan ini.
Managing Director & Senior Economist Bank Standard Chartered Indonesia Fauzi Ichsan memperkirakan, suku bunga acuan Bank Indonesia akan naik dari 7,5 persen menjadi 8 persen pada bulan ini.
"Negara-negara yang mengalami defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan akan menaikkan suku bunga. Apalagi tahun ini dimulainya tapering off oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) sehingga ada potensi BI rate akan naik 50 basis poin menjadi 8 persen," ujarnya kepada wartawan, Jakarta, Selasa (21/1).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk menurunkan inflasi? 'Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi,' ujarnya.
Kebijakan menaikkan suku bunga merupakan satu-satunya pilihan Bank Indonesia untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan. Beberapa negara dengan defisit transaksi berjalan paling tinggi, telah menaikkan suku bunga acuannya. Semisal Brasil mencapai 10 persen dan India antara 7,5-8 persen.
"Kenaikan tersebut tepat guna menjaga perekonomian di tengah ketidakpastian perekonomian global," jelas dia.
Indonesia sebetulnya memiliki opsi lain untuk menekan defisit, yaitu melalui kontraksi fiskal. Namun hal ini tidak dapat dilakukan di tahun pemilu. "Pemerintah tidak mungkin menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) atau menaikkan pajak di tahun pemilu sehingga beban untuk menekan pertumbuhan ekonomi hampir sepenuhnya berpindah ke BI melalui kebijakan moneter," ungkapnya.
Kebijakan menaikkan suku bunga merupakan pilihan yang harus diambil untuk menekan impor. Sebab pemerintah kesulitan meningkatkan ekspor. Salah satunya karena 60 ekspor Indonesia merupakan komoditas di mana beberapa bulan ke depan belum ada perbaikan dari sisi harga.
"Tahun ini beban defisit neraca transaksi berjalan Indonesia akan bertambah besar karena UU Minerba yang membuat nilai ekspor turun sampai USD 5 miliar. Mau tidak mau BI rate harus dinaikkan lagi pada Januari," tambah dia.
Dalam pandangannya, bila impor telah menurun, maka defisit neraca transaksi berjalan akan lebih sehat. Defisit tahun ini diproyeksi akan turun dari USD 32 miliar menjadi USD 27 miliar. Penurunan defisit ini diharapkan akan membantu penguatan rupiah.
Sehingga Fauzi memproyeksikan rupiah akan kembali menguat di kuartal IV/2014 ke level Rp 11.500 per USD.
"Ini akan berdampak pada kestabilan rupiah. Bila BI rate telah dinaikkan dan didukung kebijakan fiskal yang baik, maka nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada posisi Rp 11.500 per USD. Tapi di kuartal II rupiah bisa melemah dulu sampai Rp 12.500, " tutupnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca Selengkapnyaproyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.
Baca SelengkapnyaPenguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaDari angka tersebut disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,9 triliun.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya