BI sebut dunia tengah hadapi perang dagang, perang mata uang dan perang moneter
Merdeka.com - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China membawa banyak dampak negatif bagi negara-negara lain termasuk Indonesia. Sebab, kondisi ini menciptakan ketidakpastian ekonomi di seluruh belahan dunia.
Kepala Divisi Asesmen Makro Ekonomi Bank Indonesia (BI), Fadjar Majardi mengatakan, setidaknya ekonomi global akan menghadapi tiga tendensi 'perang' dalam beberapa waktu ke depan. Di mana, tendensi tersebut sudah mulai dirasakan sejak awal tahun.
Tiga tendensi perang tersebut antara lain, perang dagang, perang kebijakan moneter dan perang nilai tukar. "Ini ada tiga tendensi monetary policy war, ada trade war, currency war," ujarnya di Hotel Four Points, Jakarta, Jumat (24/8).
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Siapa yang akan dihadapi Indonesia? Selanjutnya, Jay Idzes dan rekan-rekannya akan menghadapi Jepang. Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada 15 November itu menempatkan tim asuhan Shin Tae-yong dalam posisi yang cukup menegangkan.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Siapa yang akan berdebat tentang ekonomi? Rencananya debat untuk porsi cawapres, antara Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Gibran Rakabuming dan Mahfud Md akan dilaksanakan pada Jumat 22 Desember 2023.
Tendensi perang mata uang, kata Fadjar ditandai dengan respons China yang melemahkan mata uangnya (Yuan) demi meningkatkan daya saing ekspor. Meski tidak diakui oleh China namun hal ini cukup membawa dampak besar bagi perdagangan.
"Akibat perang dagang, China bahkan sengaja melemahkan Yuan untuk meningkatkan ekspor mereka, meskipun mereka tidak mengakui. Tapi ini cukup mempengaruhi Indonesia, sebagai mitra dagang China," jelas Fadjar.
Sementara perang kebijakan moneter adalah dengan menaikkan suku bunga acuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini pun membawa dampak positif terhadap ekonomi Amerika Serikat tapi membawa negatif bagi negara lain.
"Suku bunga AS naik terus. Trump lakukan ekspansi dan The Fed menahan karena tekanan buat inflasi. Kenaikan suku bunga buat aliran modal lari ke AS. Jadi yield naik, suku bunga naik. Akhir 2017 aliran ke emerging market turun terus malah jadi outflow. Ini mata uang negara emerging melemah termasuk Indonesia," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga merespons nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang anjlok pasca konflik Iran dan Israel.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaPemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaPerry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun depan kian seret.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaKetegangan geopolitik yang meningkat pada Oktober 2024 disebabkan oleh Israel yang memperluas serangan terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
Baca Selengkapnya