BI sebut perang dagang AS-China turut ganggu sektor keuangan
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, perang dagang antara Amerika Serikat dan China tidak hanya berdampak buruk bagi hubungan bilateral kedua negara. Hal ini juga akan membawa pengaruh buruk bagi perekonomian negara-negara dunia termasuk Indonesia.
"Ini yang perlu kita terus cermati ketegangan perdagangan akan berdampak buruk tidak hanya pada hubungan bilateral kedua negara, tapi juga perekonomian dunia. Perang dagang atau tekanan kedua negara akan menurunkan ekspor dan impor kedua negara tersebut. Kemudian merambat ke negara lain," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (9/7).
Perry menjelaskan, setidaknya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh negara yang bermitra dengan AS dan China. Pertama, perang dagang ini tidak hanya berdampak kepada kedua negara tetapi juga merugikan seluruh dunia.
-
Apa kerja sama utama yang dibahas dalam forum bisnis Indonesia-Tiongkok? 'Tiongkok menjadi sangat penting bagi Indonesia karena menjadi investor terbesar nomor 2 dan mitra dagang nomor 1. Diharapkan kerja sama akan terus ditingkatkan untuk kemajuan kedua negara,'
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
"Kedua, akan juga berpengaruh di sektor keuangan dalam beberapa hal. Adanya ketegangan perdagangan dua negara akan menyebabkan respon kebijakan moneter di AS yang suku bunga lebih tinggi. Risiko di pasar keuangan lebih tinggi akan membuat penarikan modal di negara berkembang termasuk Indonesia," jelasnya.
Ketiga, dalam jangka panjang, negara mitra AS dan China termasuk Indonesia harus mampu memperkuat ketahanan ekonomi dalam negeri. Di dalam negeri, pemerintah bersama Bank Indonesia dan OJK akan memacu permintaan industri, mendorong arus modal masuk dan mengendalikan defisit transaksi berjalan.
"Bagaimana kita memperkuat permintaan industri dan mengendalikan defisit transaksi berjalan dan mendorong arus modal asing masuk. Itu koordinasi pemerintah, BI, OJK dan kementerian terkait. Kita lakukan untuk memastikan ekonomi kita kuat stabilitasnya dan mencari terobosan baru baik dari luar maupun dalam, mendorong pariwisata, ekspor produk berdaya saing, itu yang kita lakukan termasuk relaksasi LTV kemarin untuk mendorong permintaan dalam negeri," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaDiprediksi dollar akan menguat, suku bunga Amerika Serikat akan tinggi, bahkan perang dagang juga diprediksi akan terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca Selengkapnya