Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BI sentil rendahnya penyerapan anggaran DKI Jakarta

BI sentil rendahnya penyerapan anggaran DKI Jakarta Ahok. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta hanya tumbuh 5,2 persen pada tahun ini. Turun dibandingkan perkiraan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok sebesar 5,9 persen sampai 6,3 persen. Pasalnya, kondisi yang cukup buruk ini datang akibat rendahnya penyerapan belanja pemerintah daerah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Doni Juwono mengatakan sampai dengan kuartal III, realisasi penyerapan anggaran baru mencapai 27 persen. Diperkirakan sampai akhir tahun penyerapan anggaran akan di bawah 60 persen.

"Kalau melihat tahun-tahun sebelumnya, realisasi di kuartal III itu 37 persen, tapi ini kuartal III 2015 sangat rendah sekali hanya 27 persen," ujarnya saat acara 'Media briefing mengenai Perkembangan Ekonomi Terkini DKI Jakarta' di Kantor Perwakilan DKI Jakarta, Selasa (27/10).

Namun, Doni masih melihat optimisme pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada tahun depan dengan perkiraan 5,4 persen sampai 6 persen. Hal ini seiring dengan optimisme pada perekonomian global yang akan lebih baik sehingga memberikan dampak terhadap kondisi nasional dan daerah.

Menurutnya, porsi pendorong paling besar tetap dari sisi konsumsi rumah tang‎ga, yang berada di atas 5 persen. Kemudian sisi investasi juga cukup tinggi, seiring dengan beberapa program pembangunan infrastruktur seperti pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.

"Tahun depan kita optimis global akan membaik, kecuali Tiongkok. Tapi jangan khawatir, Jakarta akan didorong oleh konstruksi, kita lihat masih banyak proyek yang berjalan, seperti MRT, terus ada juga jalan layang, tentu memberikan efek terhadap pertumbuhan ekonomi. Jadi 5,4-6 persen," jelas dia.

Sementara, di sisi inflasi, sampai dengan September atau secara year to date (YTD) mencapai 2,94 persen. Diproyeksikan inflasi akan tetap terkendali sampai akhir tahun atau di bawah 4,3 persen.

"Inflasi di 2015 diperkirakan di bawah 4,3. Inflasi YTD 2,94 persen masih ada 3 bulan. Oktober itu deflasi karena base yang bikin inflasi naik adalah transportasi, nanti kan avtur turun, jadi nekan ke bawah," ungkapnya. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Soroti Serapan Anggaran Rendah: Hampir Setiap Hari Saya Telepon Sri Mulyani
Jokowi Soroti Serapan Anggaran Rendah: Hampir Setiap Hari Saya Telepon Sri Mulyani

Presiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.

Baca Selengkapnya
Sudah Bulan Agustus, Realisasi Belanja Negara Baru 52 Persen dari Pagu yang Dianggarkan
Sudah Bulan Agustus, Realisasi Belanja Negara Baru 52 Persen dari Pagu yang Dianggarkan

Belaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Bank Mandiri Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Kuartal II-2024
Bank Mandiri Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Kuartal II-2024

Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.

Baca Selengkapnya
APBD 2023 Tak Tercapai, Pemprov DKI Lakukan Penyesuaian Defisit Rp5 Triliun
APBD 2023 Tak Tercapai, Pemprov DKI Lakukan Penyesuaian Defisit Rp5 Triliun

Rencana belanja daerah tersebut terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga, dan belanja transfer.

Baca Selengkapnya
Ketua Banggar Sebut Sejak 2015 Sampai 2023, Pertumbuhan Ekonomi Sulit Capai Target
Ketua Banggar Sebut Sejak 2015 Sampai 2023, Pertumbuhan Ekonomi Sulit Capai Target

Macetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Bongkar Penyebab Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Ekspektasi Pemerintah
Sri Mulyani Bongkar Penyebab Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Ekspektasi Pemerintah

Menurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Melambat, RI Butuh Stimulus Percepat Penyaluran KUR UMKM
Ekonomi Melambat, RI Butuh Stimulus Percepat Penyaluran KUR UMKM

Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy) di Kuartal III-2023.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Rp198 Triliun Hingga September 2023
Pemerintah Tarik Utang Rp198 Triliun Hingga September 2023

Dalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Kantongi Pajak Rp760 Triliun Hingga Mei 2024
Sri Mulyani Kantongi Pajak Rp760 Triliun Hingga Mei 2024

Pajak penghasilan (PPh) non migas terkontraksi sebesar 5,41 persen dengan realisasi sebesar Rp443,72 triliun, sekitar 41,73 persen dari target.

Baca Selengkapnya
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun
Ternyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun

Realisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.

Baca Selengkapnya
Negara Kumpulkan Pajak Rp1.523,7 Triliun Per Oktober, Sudah 95,78 Persen dari Target
Negara Kumpulkan Pajak Rp1.523,7 Triliun Per Oktober, Sudah 95,78 Persen dari Target

Angka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Baca Selengkapnya