BI Siapkan Infrastruktur Dukung Digitalisasi Perbankan
Merdeka.com - Bank Indonesia telah membuat cetak biru (blue print) tentang digitalisasi sistem pembayaran di tahun 2025. Cetak biru ini telah diluncurkan bank sentral sejak Mei 2019 lalu. Alasannya tren digitalisasi berkembang dengan cepat dan industri perbankan harus bisa beradaptasi.
"Mei 2019, saya meluncurkan blue print sistem pembayaran tahun 2025. Waktu itu kita luncurkan karena trennya sangat cepat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Webinar bertajuk Traditional Banks VS Challenger Bank, Jakarta, (29/9).
Sosialisasi cetak biru sistem pembayaran dengan open banking tersebut telah dikomunikasikan kepada para pemain di industri perbankan. Perry meminta para pucuk pimpinan perbankan mulai melakukan open banking agar tidak tertinggal dengan para kompetitornya.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Kapan BRI mulai melakukan transformasi digital? BRI telah mengupayakan transformasi digital yang berkelanjutan sejak 3-4 tahun terakhir.
-
Mengapa BRI fokus pada digitalisasi? Hal ini untuk menjawab tantangan yang harus dihadapi oleh BRI terkait pemanfaatan data yang begitu besar untuk menumbuhkan kinerja. Karena kami menyadari mayoritas nasabah BRI adalah UMKM yang perlu edukasi dan sosialisasi untuk pemanfaatan teknologi perbankan secara khusus',
-
Bagaimana BRI melakukan transformasi digital? Proses ini melibatkan 3 inisiatif utama: fokus dengan membangung resiliensi pada sistem; melakukan open banking dengan menyederhanakan, mempermudah desain dan pengembangan layanan; serta mendorong dan menanamkan program BRIBrain yang lebih analitik terkait data dari produk yang diakses nasabah.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana cara BRI mendorong transformasi digital? Terdapat beberapa strategi yang dilakukan BRI dalam mendorong transformasi digital tersebut. Pertama, dengan mendorong digitalisasi proses bisnis internal. Dalam hal ini, BRI berupaya menyederhanakan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. Lalu selanjutnya, BRI mendorong new business model demi mendorong penciptaan value.
"Kita mendorong open banking sejak Mei 2019. Saya juga menegaskan, kalau Anda tidak melakukan open banking, model bisnis ini (saat itu) akan ketinggalan," kenang Perry.
Demi mendukung transformasi digital perbankan, Bank Indonesia telah menyiapkan berbagai infrastruktur yang diperlukan secara end to end. Sistem pembayaran yang disiapkan bank sentral menyasar pada integrasi ekonomi digital.
Dalam hal ini BI ingin menggaet para pelaku UMKM dan pelaku usaha yang tidak terhubung dengan sistem perbankan agar bisa masuk dalam sistem.
"Ini bisa diintegrasikan dari pedagang UMKM yang un-bankable disambungkan dengan digital melalui merchant, open banking dan fintech. Kami membangun infrastruktur untuk integrasi secara end to end," kata Perry.
Selanjutnya, Bos Bank Indonesia ini menyambungkan digital banking dengan perusahaan fintech. Dua model bisnis ini berbeda tetapi bisa memberikan output yang besar dalam industri perbankan dan keuangan. Perry menilai keduanya memiliki keunggulan dan pasarnya masing-masing.
"Masing-masing punya keunggulan dan marketnya," kata dia.
Selain itu, bank sentral juga mendorong sistem pembayaran bidang e-commerce. Melahirkan inovasi dalam memacu proses digitalisasi dan mendorong digitalisasi keuangannya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030.
Baca SelengkapnyaSaat ini masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah.
Baca SelengkapnyaSekarang, Bank Indonesia masih menyiapkan proof of concept atau desain awalnya dari rupiah digital.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia bersama beberapa bank sentral di dunia sedang mengkaji untuk mengembangkan Rupiah Digital atau sering dikenal dengan CBDC.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaLangkah pengembangan CCP sebagai infrastruktur pasar keuangan (IPK) ini merupakan pemenuhan amanat UU PPSK.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaInovasi pembayaran tersebut dirancang dalam rangka fasilitasi kebutuhan transaksi yang cepat dan massal untuk berbagai jenis pembayaran
Baca SelengkapnyaIKD telah terintegrasi dengan baik dengan Mal Pelayanan Publik (MPP) Digital. Untuk itu dunia perbankan diharapkan juga memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital di Indonesia semakin pesat. Hal itu tercatat dalam laporan tahunan BI 2021.
Baca SelengkapnyaAdapun untuk mendorong transformasi digital di daerah, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akan terus membuat sistem pembayaran yang semakin efisien.
Baca Selengkapnya