BI usul tanah wakaf buat bangun infrastruktur

Merdeka.com - Ekonomi berbasis syariah, di dalamnya termasuk sektor perbankan, digadang-gadang menjadi kekuatan baru yang mampu menggerakkan laju perekonomian nasional. Di beberapa negara, sistem ekonomi syariah mulai digalakkan.

Ekonomi syariah diyakini paling potensial dikembangkan di Indonesia. Salah satunya karena faktor sebagian besar penduduknya muslim. Proyeksi itu belum sepenuhnya terlihat.

"Kalau terlalu mendorong bank syariah tidak akan mampu," kata Kepala Divisi Pengembangan Keuangan Syariah Bank Indonesia Dadang Mulajawan di Jakarta, Kamis (26/3).

Diperlukan langkah lain, pengelolaan zakat dan wakaf untuk mempercepat kemajuan ekonomi syariah di Indonesia. Tanah wakaf di Indonesia mencapai 3,7 miliar meter persegi. Kebanyakan statusnya lahan tidur alias tidak dipergunakan sama sekali.

Dalam pandangannya, luasnya lahan tidur itu bisa dibangun infrastruktur guna menunjang perekonomian. Tidak hanya perekonomian, pemanfaatan lahan wakaf itu juga berdampak luas ke sektor lainnya.

"Pengelolaan saja bisa memfasilitasi ratusan orang untuk sekolah gratis. Ini kan membantu sekali program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Kalau dikelola sedikit saja akan memberikan dampak luar biasa bagus," ujarnya.

Dia menjelaskan, jika dikelola dengan baik, tanah wakaf yang kebanyakan berupa lahan tidur bisa dibangun sebagai pusat pelatihan, produksi dan lainnya. Maka itu, zakat dan wakaf akan menjadi fokus BI untuk meningkatkan perekonomian khususnya berbasis syariah

"Dulu waktu (BI) jadi regulator perbankan syariah, ikut serta di dalam banyak working group. Pengalaman ini bisa dishare. Saat ini memang sektor zakat dan wakaf regulasi belum mapan," terangnya.