BI yakinkan kenaikan harga pangan bulan puasa akan terkendali
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) meyakini penaikan harga pangan selama bulan puasa dan Lebaran tahun ini masih normal. Pasalnya, dampak penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun lalu sudah menghilang.
Berkaca pada pola tahun-tahun sebelumnya, harga-harga memang akan cenderung meninggi selama bulan puasa dan Lebaran. Kemudian balik merendah satu bulan pasca-Idul Fitri.
"Belum bisa diubah pola musiman seperti ini," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Dodi Zulverdi saat media briefing "Antisipasi Ramadan-Idul Fitri dan Pengendalian Inflasi Semester II-2014", Jakarta, Rabu (25/6).
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Bagaimana Bulog menekan kenaikan harga beras? 'Disamping itu BULOG juga menggelontorkan beras operasi pasar tidak hanya ke retail, tidak hanya ke grosir tapi juga ke pasar-pasar. Dengan jumlah stok Cadangan Beras Pemerintah yang kita kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka berapapun permintaan pasar akan dipenuhi oleh BULOG' tambah Jokowi.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Dia melanjutkan, penaikan harga pangan pada bulan puasa dan Lebaran masih dapat dikendalikan. Ini berbeda dengan pergerakan harga pangan yang meningkat tajam pada periode yang sama tahun lalu. "Ini dampak dari penaikan harga BBM subsidi."
Sekedar gambaran, perkembangan harga kelompok pangan yang tidak diatur pemerintah alias volatile food rata-rata meningkat drastis sekitar 6 persen (month-to-month) pada 2013. Namun, tiga tahun terakhir sebelum 2013, penaikan harga volatile food rata-rata hanya 3 persen (mtm).
"Tekanan inflasi volatile food pada saat Idul Fitri mereda sekitar 1,5 persen (mtm) dan setelah itu biasanya terjadi koreksi harga hingga bisa mencatat deflasi sekitar 1,5 persen (mtm) bahkan tahun lalu sempat deflasi 3,38 persen (mtm)," ujar Dodi.
Berdasarkan pola musimannya, komoditi pangan seperti aneka daging, bumbu, dan beras konsisten mendorong inflasi selama periode puasa dan Idul Fitri. Hasil pemantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), harga beras IR III di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini sekitar Rp 7.200 perkilogram, turun dari sebelumnya Rp 8.300/kg pada Februari-Maret.
Kemudian, harga bawang memang secara rata-rata nasional meningkat, sekitar Rp 22.138/kg. Namun, itu masih di bawah harga patokan pemerintah sebesar Rp 26.700/kg.
Lalu, harga daging ayam kecenderungannya meningkat, hingga pekan III Juni mencapai Rp 30.718/kg. Namun, masih di bawah harga ayam periode sama tahun lalu yang menyentuh Rp 35.000/kg.
Selain itu, harga daging sapi secara rata-rata nasional sekitar Rp 97.578/kg. Menurun perlahan ketimbang harga pada Februari lalu yang sebesar Rp 100.525/kg.
Sebaliknya, harga beberapa komoditas pangan lainnya masih cenderung rendah karena panen di berbagai daerah. Semisal, cabai merah keriting, cabai merah biasa, dan cabai rawit, harga masing-masing sekitar Rp 17.793/kg, Rp 18.587/kg, Rp 25.082/kg.
Itu masih jauh di bawah harga referensi pemerintah untuk cabai merah Rp 26.300/kg dan cabai rawit Rp 28.000/kg.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaSejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaAdapun lima langkah strategis untuk memperkuat pengendalian inflasi saat Idul Adha.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca SelengkapnyaSusiwijono mengatakan, masalah utama beras langka dan mahal di ritel modern disebabkan adanya pergeseran masa tanam dan masa panen.
Baca SelengkapnyaPemerintah menjamin harga BBM di Indonesia tidak akan naik pasca konflik Iran-Israel yang memicu kenaikan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaSepanjang melakukan rangkaian peninjauan harga di sejumlah pasar berada di kondisi stabil.
Baca SelengkapnyaPemerintah jamin harga dan stok pangan terjangkau jelang lebaran 2024
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi blak-blakan soal bantuan pangan dan kelangkaan beras.
Baca SelengkapnyaBapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaBapanas mencatat harga pangan nasional mulai stabil pada September.
Baca Selengkapnya