Bio Farma Siapkan 20,2 Juta Vaksin Covid-19 untuk Vaksinasi Gotong Royong
Merdeka.com - Pemerintah melalui perusahaan BUMN PT Bio Farma telah mendapatkan komitmen pengadaan vaksinasi gotong royong sebanyak 20,2 juta dosis.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, vaksin ini didapatkan dari Sinopharm dan Moderna. Memang dalam pengadaan vaksin mandiri, pemerintah sudah mengatur agar mereknya tidak sama dengan vaksin gratis yang sedang dijalankan saat ini.
"Jenis vaksin untuk vaksin gotong royong ini harus berbeda dengan jenis vaksin untuk program pemerintah. Sampai hari ini kami sudah melakukan proses komunikasi dan juga negosiasi dengan 2 pengembang vaksin," jelas Honesti dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Senin (15/3).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Di mana Bio Farma didirikan? Tahun 1923, lembaga dipindahkan ke Bandung di lokasi yang saat ini menjadi gedung Heritage Bio Farma dan menambah objek penelitiannya dengan serum ular berbisa.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
Untuk Sinopharm, komitmen yang telah ditetapkan ialah sebanyak 15 juta dosis yang akan dikirim pada Maret hingga akhir kuartal II-2021. Honesti mengatakan, tersedia pula opsi penambahan 15 juta dosis vaksin jika dibutuhkan ke depannya.
"Dalam hal ini proses registrasi akan dilakukan anak perusahaan kami, Kimia Farma. Dan kita dalam proses rolling submission ke Badan POM untuk mendapatkan Emergency Use Authorization(EUA)nya," tutur Honesti.
Kemudian, untuk vaksin asal Amerika Serikat, Moderna akan disiapkan 5,2 juta dosis. Honesti bilang, pengiriman vaksin ini baru akan dimulai pada awal kuartal III 2021.
"Registrasi akan dilakukan oleh Bio Farma. Moderna ini sudah mendapatkan EUA dari USA di akhir tahun lalu tanggal 18 desember dan juga dari European Medicines Authority (EMA) maupun dari Europe Community pada 6 Januari 2021 kemarin," jelasnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaBiofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui BUMN bersama MSD sepakat tingkatkan edukasi tentang HPV.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBio Farma Group menggunakan Medtrack dalam proses distribusi vaksin Covid-19 sampai dengan saat ini di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaPelatihan yang diberikan oleh Biofarma maupun Unpad di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca Selengkapnya