Biodiesel B30 Bakal Jadi Solusi Kurangi Konsumsi Solar
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno mendukung peningkatan konsumsi biodiesel B30 di dalam negeri bagi masyarakat. Menurut dia, cara ini merupakan salah satu untuk mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berbasis energi fosil.
"Hal ini tentu merupakan bagian dari upaya kita untuk mengurangi penggunaan dari solar sepenuhnya, karena ada campuran biodiesel di dalamnya," kata Eddy dikutip dari Antara, Rabu (14/9).
Dia mengharapkan adanya upaya lanjutan dari pemerintah agar penggunaan bahan bakar dengan bahan baku CPO ini dapat digunakan pada masyarakat secara luas dan tidak lagi terbatas hanya pada kendaraan umum.
-
Dimana Biodiesel bisa digunakan? Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran dengan bahan bakar diesel fosil dalam berbagai aplikasi.
-
Apa itu Biodiesel? Biodiesel adalah bahan luar biasa yang memiliki kualitas luar biasa karena dibuat dari minyak nabati dan hewani bekas. Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Mengapa BPH Migas dorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa,' imbuhnya.
-
Dimana Perusda MBS diharapkan untuk menerapkan bisnis kendaraan listrik? 'Saya mendorong ke depan, MBS mulai menggunakan kendaraan non fosil. Kendaraan itu bisa dipinjam atau disewakan,' ujarnya Akmal kepada wartawan.
-
Bagaimana cara Pertamina membantu mobil yang kehabisan BBM? 'Bekerja sama dengan aparat terkait, tim motorist Pertamina gerak cepat langsung mengirimkan BBM ke lokasi mobil yang mogok,' ucap Vice Presidenr Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Bagaimana cara membuat Biodiesel? Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
"Kami tetap mendorong B30 itu ditingkatkan, terutama suplainya, supaya akan bisa diperluas lagi distribusinya dan volume juga bisa ditingkatkan untuk dikonsumsi masyarakat," kata Eddy.
Dalam kesempatan terpisah Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai seluruh program biodiesel merupakan upaya progresif pemerintah dalam mendorong penerapan energi terbarukan di dalam negeri.
"Dengan program ini kita akan mendapat dua hal. Pertama, pastinya bisa mengurangi impor akan Solar. Kedua, pasti jadi salah satu program unggulan pemerintah dalam rangka bauran energi," katanya.
Meski demikian, dia mengingatkan harga keekonomian biodiesel masih cenderung tinggi, apalagi harga CPO sempat naik karena gangguan pasar yang berdampak pada bahan pembentuk biodiesel serta sentimen geopolitik di Eropa.
"Seiring dengan keadaan yang mulai membaik di sisi demand (permintaan) dan supply (pasokan), kemungkinan (biodiesel) akan mengalami penurunan harga," kata Mamit.
Rencana Pemanfaatan B40
Dia menyakini implementasi penggunaan biodiesel ke depannya semakin progresif seiring dengan rencana pemanfaatan B40 serta perkembangan produk berbasis CPO di dalam negeri yang semakin baik.
Oleh karena itu, dia menyarankan adanya pembenahan kualitas produk biodiesel untuk mengurangi beban cost yang ditanggung konsumen serta pengembangan produk yang tidak hanya terbatas pada kendaraan darat.
"Mungkin (digunakan) Pelni atau kereta api, saya kira ini bisa terus dilakukan uji coba dari pabrik-pabrik. Dalam hal ini, pemerintah harus menerima masukan dari end user (pengguna akhir) terkait kendala, masalah dan mencari solusi agar bisa diperbaiki (biodiesel)," katanya.
Sebelumnya Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyaluran B30 hingga 27 Agustus 2022 mencapai 6,4 juta kiloliter atau 63 persen dari alokasi sebesar 10,15 juta kiloliter.
Pada 2020 dan 2021 realisasi B30 untuk kebutuhan domestik masing-masing mencapai 8,4 juta kiloliter dan 9,3 juta kiloliter dengan penghematan devisa mencapai Rp38,04 triliun pada 2020 dan Rp66 triliun pada 2021. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan pengembangan biodiesel B50 kedepan bukan hanya pada pemenuhan bahan baku dari CPO tetapi di aspek hilir.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang merupakan salah satu pengelola perkebunan sawit terbesar di dunia ini juga sedang menyiapkan berbagai strategi.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah menyiapkan program ini dengan bauran solar yang mencakup 40 persen bahan bakar nabati berbasis minyak sawit
Baca SelengkapnyaB40 merupakan campuran minyak solar dengan 40 persen bahan bakar nabati (BBN) yang berbasis minyak sawit.
Baca SelengkapnyaTahun depan pemerintah akan rilis B40 dan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, hal terpenting yakni mengurai terlebih dahulu hambatan yang ada, sehingga kemudian bioethanol bisa diproduksi massal.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga terus berkomitmen mendorong pengurangan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Grand Strategi Energi RI, ditargetkan pada 2030 sebanyak 440 ribu kendaraan dan 257 unit kapal akan menggunakan BBG.
Baca SelengkapnyaPertamina memaparkan roadmap bisnis perusahaan di bidang bisnis biofuels dan dekarbonisasi kepada pebisnis dan praktisi di Singapura.
Baca SelengkapnyaSehingga, penyaluran BBM subsidi bisa menyasar konsumen yang lebih tepat sasaran, agar tidak dipakai oleh masyarakat yang tidak berhak.
Baca SelengkapnyaPemerintah memutuskan untuk menyetop impor BBM dan LPG pada 2030 mendatang.
Baca Selengkapnya