Bisnis ritel diklaim tak terganggu meski ramai jual beli online
Merdeka.com - Vice President Corporate Communication Transmart Carrefour, Satria Hamid, menilai perkembangan teknologi saat ini tidak berpengaruh besar terhadap bisnis ritel. Sebab, bisnis ritel masih tetap dibutuhkan, hanya saja pelaku usaha dituntut untuk lebih berkembang dan perlu inovatif.
"Kami melihat (era digital) bisa menjadi evolusi di mana mau tidak mau kita harus mengikuti zaman. Kita formulasikan untuk terus bagaimana kita tetap menjadi pilihan. Kita memanfaatkan digitalisasi sarana promosi, kita menggunakan sosmed (sosial media) testimoni," kata Satria dalam acara diskusi yang digelar di Jakarta, Selasa (30/10).
Satria menyatakan transaksi yang terjadi di Transmart pun 90 persen masih dilakukan secara offline. Sementara, baru 10 persen yang dilakukan secara online. Hal itu dikarenakan perusahaan masih ingin menjaga permintaan pasar yang mayoritas masih melakukan transaksi dengan cara offline.
-
Di mana bisnis online menjangkau pasar? Dengan bisnis online, Anda dapat memperluas jangkauan pasar secara signifikan dengan menargetkan pelanggan di seluruh dunia, mengingat bisnis online tidak pernah terbatas oleh geografi.
-
Dimana transaksi produk lokal Shopee mengalami peningkatan tertinggi? 'Para UMKM dan brand lokal yang berdomisili di daerah-daerah seperti Kabupaten Klaten, Pandeglang, dan Mojokerto termasuk ke dalam daerah dengan peningkatan transaksi tertinggi di tahun ini.
-
Mengapa PT ERELA mengembangkan penjualan online? Saat ini, PT ERELA telah fokus pada penjualan online melalui berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, JD.ID, dan BliBli dengan toko online bernama Erelastore.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Dimana reseller menjual produknya? Pekerjaan ini bisa dihandle dari rumah, hanya dengan memasarkan dan menjualkan produk melalui media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan lain sebagainya.
-
Di mana pramuniaga bekerja? Profesi pramuniaga memiliki peran yang sangat penting dalam dunia retail, terutama dalam menjaga hubungan baik antara perusahaan dan pelanggan.
"Kami berupaya menjaga experience konsumen saat berbelanja offline ritel, dan kerjasama dengan pemasok, seperti memberikan diskon-diskon" lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Penelitian dan Standarisasi Indonesia E-Commerce, Sofian Lusa, menambahkan perusahaan yang bergerak di bidang ritel mau tidak mau harus tetap mengikuti tren perkembangan teknologi. Sebab, ke depan industri akan semakin pesat dengan didorong teknologi.
"Mereka (perusahaan ritel) harus adopsi meski tidak 100 persen, literasi terhadap teknologi digital perlu terus ikuti," jelasnya.
Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi Universitas Gadjah Mada, Hargo Utomo, menyatakan bahwa bisnis ritel di Indonesia masih akan tetap tumbuh meskipun dibayangi oleh perdagangan elektronik atau e-commerce. Menurutnya, industri ritel merupukan ujung dari pemasaran produk.
"Ritel tidak akan pernah mati dan akan bertahan selamanya karena proses akhir dari sebuah bisnis. Perilaku shopping tidak bisa dihapus karena keberadaan gagdet," ujarnya.
Hargo menyebut, industri ritel konvensional telah memiliki strategi menghadapi e-commerce dengan menggabungkan pemasaran offline dan online. Sementara, sektor offline sendiri menurutnya tidak bisa ditinggal konsumen karena bersifat hiburan.
Bahkan, isu disrupsi pun kata Hargo tidak menjadi momok menakutkan bagi pemain industri ritel. Sebab, era disrupsi sekarang juga bisa menguntungkan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Strategi omnichannel merupakan langkah yang harus diadopsi para peritel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis, mengikuti pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaMasih banyak masyarakat yang lebih senang belanja offline dibanding belanja online.
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaSepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca SelengkapnyaBeberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.
Baca SelengkapnyaPeningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi.
Baca SelengkapnyaJakarta memiliki wisata budaya hingga belanja yang siap memanjakan pengunjung.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital juga mempengaruhi kebiasaan belanja generasi Z ini.
Baca Selengkapnya