Bisnis sektor properti dibayangi fenomena latah dan kejenuhan
Merdeka.com - Perkembangan masa depan bisnis properti di tanah air dibayangi ancaman kejenuhan pasar. Ini berpotensi terjadi karena pengembang cenderung latah membangun proyek-proyek propertinya sehingga terjadi kelebihan penawaran.
Direktur Executive Indonesia Properti Watch, Ali Tranghanda menceritakan, pada 2010 sudah diprediksi siklus pasar properti bakal mengalami perlambatan di 2014. Terbukti, kata dia, perlambatan benar-benar terjadi. Salah satunya karena harga properti semakin meroket.
"Harga sudah terlalu tinggi selama 3-4 tahun, aksi peningkatan di Indonesia 2009 sampai 2013 sehingga ada latahnya konsumen. Dipikiran konsumen latahnya di Indonesia," ujarnya di Hotel JW Luwansa, Jakarta, Rabu (3/12).
-
Di mana kawasan potensial untuk investasi di Jakarta? Dia bilang, jika IKN benar-benar menjadi ibu kota, maka kawasan sekitar Monas, Masjid Istiqlal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) direncanakan menjadi area potensial untuk investasi dan perubahan peruntukan menjadi wilayah komersial.
-
Apa itu Pasar Baru? Pasar Baru menjadi salah satu landmark utama di Jakarta. Dahulu, tempat ini juga menjadi pusat perbelanjaan tertua sejak 1820.
-
Di mana Pasar Baru berada? Lokasi Pasar Baru juga terbilang strategis dan berbatasan dengan Jalan Raya Pos serta bangunan Gedung Kesenian Jakarta.
-
Siapa yang paling sering cari properti di Jakarta? Di Jakarta, pencari properti umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun, dengan proporsi mencapai antara 33- 35,9 persen. Diikuti kelompok usia 45-54 tahun yang mencakup 19,9- 21,9 persen.'Data ini menunjukkan bahwa generasi muda dan dewasa produktif adalah kelompok utama yang aktif mencari properti di Jakarta,' tutur Marisa.
-
Dimana lokasi rumah murah itu? Lokasinya terbilang strategis dan masih di kawasan Kota Bandung, wilayah Cisaranten Bina Harapan, Kecamatan Arcamanik.
-
Kenapa harga rumah di Jakarta stagnan? Ada sejumlah alasan Jakarta mencatatkan stagnasi harga dibandingkan kota lainnya di Jabodetabek. Pertama, Jakarta merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia sehingga memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.Kedua, pengembangan properti di Jakarta pun telah tersaturasi sehingga tidak lagi banyak pengembangan di Jakarta, terutama untuk sektor perumahan.
Namun tidak semua lokasi mengalami perlambatan. Beberapa wilayah justru menunjukkan peningkatan seiring jenuhnya pasar properti di wilayah Jabodetabek.
"Seperti terlihat maraknya pengembangan apartemen menengah yang sangat banyak memasuki wilayah Serpong dan Bekasi. Semua pengembang mengklaim mempunyai pasar yang potensial, namun perlu kehati-hatian dari konsumen ketika pasokan semakin banyak sedangkan pasar tidak bertumbuh seperti yang diharapkan," jelas dia.
Ali menjelaskan, fenomena maraknya pembangunan apartemen di Serpong dikarenakan harga tanah semakin tinggi di wilayah ini. Alhasil, pengembang lebih memilih membangun hunian vertikal demi optimalisasi lahan. Pasokan untuk rumah mewah pun semakin terbatas karena harga sudah mencapai titik jenuh.
Kejenuhan pengembang juga terlihat di sektor perhotelan, terutama di Bali. Semakin banyak investor berlomba-lomba membangun hotel. Akibatnya, harga tanah terkerek naik dan semakin tinggi.
Namun kondisi ini ternyata tidak menyurutkan investor membangun hotel. Padahal secara investasi dipertanyakan kelayakannya. Terutama karena harga tanah yang sudah membumbung tinggi.
Pasar properti di Indonesia Timur masih memiliki secercah harapan. Bisnis properti di kawasan ini justru menunjukkan perkembangan, mengejar ketinggalannya dari wilayah Barat. Sebut saja Surabaya dan Makassar yang masih berpeluang untuk sektor komersial.
"Namun tentunya ketika sebuah wilayah mempunyai potensi, maka biasanya fenomena latah akan kembali muncul dengan banyaknya investor yang ikutan masuk ke sektor yang sama di wilayah yang sama. Waspada akan batasan limitasi pasar seharusnya menjadi pertimbangan sehingga pasar properti lebih sehat dan solid," ungkapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaKontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.
Baca SelengkapnyaHal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, pembangunan infrastruktur juga meningkatkan pertumbuhan total kesediaan rumah baru.
Baca SelengkapnyaPencari properti di Jakarta umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaSalah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.
Baca SelengkapnyaSektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaStabilitas kondisi makro ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19, diyakini memicu pertumbuhan signifikan pasar properti di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaDi akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca Selengkapnya