Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bisnis sektor properti dibayangi fenomena latah dan kejenuhan

Bisnis sektor properti dibayangi fenomena latah dan kejenuhan Proyek perkantoran dan apertemen di Jakarta. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Merdeka.com - Perkembangan masa depan bisnis properti di tanah air dibayangi ancaman kejenuhan pasar. Ini berpotensi terjadi karena pengembang cenderung latah membangun proyek-proyek propertinya sehingga terjadi kelebihan penawaran.

Direktur Executive Indonesia Properti Watch, Ali Tranghanda menceritakan, pada 2010 sudah diprediksi siklus pasar properti bakal mengalami perlambatan di 2014. Terbukti, kata dia, perlambatan benar-benar terjadi. Salah satunya karena harga properti semakin meroket.

"Harga sudah terlalu tinggi selama 3-4 tahun, aksi peningkatan di Indonesia 2009 sampai 2013 sehingga ada latahnya konsumen. Dipikiran konsumen latahnya di Indonesia," ujarnya di Hotel JW Luwansa, Jakarta, Rabu (3/12).

Orang lain juga bertanya?

Namun tidak semua lokasi mengalami perlambatan. Beberapa wilayah justru menunjukkan peningkatan seiring jenuhnya pasar properti di wilayah Jabodetabek.

"Seperti terlihat maraknya pengembangan apartemen menengah yang sangat banyak memasuki wilayah Serpong dan Bekasi. Semua pengembang mengklaim mempunyai pasar yang potensial, namun perlu kehati-hatian dari konsumen ketika pasokan semakin banyak sedangkan pasar tidak bertumbuh seperti yang diharapkan," jelas dia.

Ali menjelaskan, fenomena maraknya pembangunan apartemen di Serpong dikarenakan harga tanah semakin tinggi di wilayah ini. Alhasil, pengembang lebih memilih membangun hunian vertikal demi optimalisasi lahan. Pasokan untuk rumah mewah pun semakin terbatas karena harga sudah mencapai titik jenuh.

Kejenuhan pengembang juga terlihat di sektor perhotelan, terutama di Bali. Semakin banyak investor berlomba-lomba membangun hotel. Akibatnya, harga tanah terkerek naik dan semakin tinggi.

Namun kondisi ini ternyata tidak menyurutkan investor membangun hotel. Padahal secara investasi dipertanyakan kelayakannya. Terutama karena harga tanah yang sudah membumbung tinggi.

Pasar properti di Indonesia Timur masih memiliki secercah harapan. Bisnis properti di kawasan ini justru menunjukkan perkembangan, mengejar ketinggalannya dari wilayah Barat. Sebut saja Surabaya dan Makassar yang masih berpeluang untuk sektor komersial.

"Namun tentunya ketika sebuah wilayah mempunyai potensi, maka biasanya fenomena latah akan kembali muncul dengan banyaknya investor yang ikutan masuk ke sektor yang sama di wilayah yang sama. Waspada akan batasan limitasi pasar seharusnya menjadi pertimbangan sehingga pasar properti lebih sehat dan solid," ungkapnya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia

Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat

Kontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.

Baca Selengkapnya
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta

Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.

Baca Selengkapnya
Pembangunan Infrastruktur Berdampak ke Pemintaan Rumah Naik 21 Persen
Pembangunan Infrastruktur Berdampak ke Pemintaan Rumah Naik 21 Persen

Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur juga meningkatkan pertumbuhan total kesediaan rumah baru.

Baca Selengkapnya
Harga Relatif Stagnan, Rumah Bekas di Jakarta Ternyata Masih Banyak Peminatnya
Harga Relatif Stagnan, Rumah Bekas di Jakarta Ternyata Masih Banyak Peminatnya

Pencari properti di Jakarta umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun.

Baca Selengkapnya
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik

Baca Selengkapnya
Tantangan Beli Mobil Listrik Bekas, Jadi Penuh Dilema Bagi yang Benar-benar Kepincut
Tantangan Beli Mobil Listrik Bekas, Jadi Penuh Dilema Bagi yang Benar-benar Kepincut

Salah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas

Baca Selengkapnya
Jakarta Macet Parah, Bank Indonesia: Aktivitas Ekonomi Mulai Pulih
Jakarta Macet Parah, Bank Indonesia: Aktivitas Ekonomi Mulai Pulih

Kemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.

Baca Selengkapnya
Masih Terombang-Ambing Kebijakan, Harga Properti China Melambat
Masih Terombang-Ambing Kebijakan, Harga Properti China Melambat

Berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.

Baca Selengkapnya
Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya

Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.

Baca Selengkapnya
Pasca Pandemi, Pasar Properti Mulai Menggeliat Sejak Januari 2023
Pasca Pandemi, Pasar Properti Mulai Menggeliat Sejak Januari 2023

Stabilitas kondisi makro ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19, diyakini memicu pertumbuhan signifikan pasar properti di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.

Baca Selengkapnya