BKPM: Perusahaan energi terbarukan China minta investasi Rp 29,1 T
Merdeka.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku telah berhasil mengidentifikasi minat investasi dari Tiongkok senilai USD 2,16 miliar atau sekitar Rp 29,1 triliun. Nilai tersebut diperoleh dari 4 perusahaan dalam pengembangan energi baru dan terbarukan.
Investasi tersebut yaitu pengolahan dari batubara menjadi methanol dengan investasi sebesar USD 1,5 miliar, fasilitas pengolahan sampah menjadi energi sebesar USD 150 juta, kemudian dua perusahaan produksi panel solar dengan nilai investasi masing-masing USD 150 juta dan USD 360 juta.
Dalam kunjungan Kepala BKPM Franky Sibarani ke Tiongkok mengatakan salah satu hasil dari pertemuan yang dilakukan dengan perusahaan Tiongkok di bidang energi terbarukan pihaknya mengantongi minat investasi senilai USD 2,16 miliar.
-
Bagaimana Pertamina mengembangkan produk sekunder dari panas bumi? Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,' jelas Julfi.
-
Mengapa teknologi energi terbarukan akan berkembang pesat? Dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, teknologi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro memiliki potensi besar untuk booming di masa depan.
-
Kenapa SolarKita mendapat investasi? Investasi ini diharapkan dapat membantu SolarKita menyediakan PLTS atap untuk lebih dari 200 rumah tangga.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
-
Kenapa energi terbarukan penting untuk lingkungan? Sumber energi seperti batu bara dan minyak bumi menghasilkan banyak emisi yang merusak lingkungan, sedangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa hampir tidak menghasilkan emisi sama sekali.
-
Siapa yang berinvestasi di SolarKita? Schneider Electric, mengumumkan investasi impact fund di SolarKita melalui Schneider Electric Energy Access Asia (SEEAA).
"Mereka sudah melakukan komunikasi dengan mitra lokal di Indonesia, kami akan dorong minat investasi tersebut agar segera direalisasikan," ujar dia dalam keterangan resmi, Jakarta, Minggu (17/1).
Menurut Franky, BKPM akan melakukan komunikasi intensif dengan investor terkait untuk mendorong investor agar memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam. "Dari nilai minat investasi yang disampaikan, mereka dapat memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam sehingga dapat segera mulai melakukan proses konstruksi," kata dia.
Selain pemanfaatan layanan izin 3 jam, kata dia, BKPM bakal memberikan insentif investasi yang dapat diberikan kepada investor yang memenuhi kriteria. Diantaranya adalah investor Tiongkok yang bergerak di bidang pengolahan batubara menjadi methanol.
"Proyek ini memiliki potensi besar untuk mendapatkan tax holiday mengingat sebagai industri pioneer dan strategis, yang dapat menghemat impor bahan baku methanol setiap tahunnya," jelas dia.
Untuk investor pengolahan produksi batubara menjadi methanol telah melakukan komunikasi bersama mitra lokal telah merencanakan proyek bersama dengan nilai rencana investasi sebesar USD 1,5 milyar yang akan memproduksi 1.1 juta ton methanol per tahun, dimana produk methanol yang mereka hasilkan akan dibeli oleh PT. Pertamina (sebagai off-taker), dan rencananya fase konstruksi tahap pertama dimulai pada kuartal ke-3 tahun 2016.
Sedangkan, untuk investor yang berminat membangun produksi panel solar juga berencana pilot project terlebih dahulu sebelum kemudian membangun fasilitas untuk produksi komersial. Perusahaan berencana untuk membangun komponen solar panel yaitu Silicon Wafers dan Polycrystalline Silicon, yang mana teknologi pembuatan komponen tersebut tidak banyak dimiliki oleh perusahaan di Tiongkok.
"Selanjutnya dalam waktu dekat, mengingat saat ini masih minimnya industri pembuatan komponen solar panel di Indonesia, maka BKPM akan menyampaikan kepada Bapak Presiden untuk mendorong pembangunan industri komponen solar panel tersebut di Indonesia," pungkas dia.
Untuk diketahui, BKPM pada 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.
Tiongkok merupakan salah satu negara prioritas BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris. Selain 10 negara prioritas tersebut pada tahun 2016, BKPM menambahkan 9 negara sebagai prioritas pemasaran investasi di antaranya Hong Kong, India, Thailand, Vietnam, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan Rusia. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Indonesia terus menciptakan berbagai instrumen keuangan untuk mendukung transisi energi.
Baca SelengkapnyaSumber energi terbarukan di Indonesia yang potensi ketersediaannya mencukupi dan melimpah untuk dijadikan sumber listrik .
Baca SelengkapnyaTotal Insentif Kendaraan Listrik di China Gila-gilaan
Baca SelengkapnyaInvestasi bernilai fantastis tersebut berasal dari 11 kesepakatan kerja sama dengan perusahaan swasta maupun BUMN China.
Baca SelengkapnyaPNBP panas bumi pada 2024 ditargetkan sebesar Rp2,1 triliun.
Baca SelengkapnyaProdusen menyanggupi permintaan pemerintah Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik dengan kapasitas 600.000 di 2030.
Baca SelengkapnyaDarmawan mengatakan, kerja sama dengan SGCC merupakan wujud kolaborasi bersama untuk dapat bergerak maju dalam transisi energi.
Baca SelengkapnyaDia mengaku siap membantu langsung para investor asal China yang ingin berinvestasi di ibu kota baru.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN tercatat sebesar USD 13,8 miliar.
Baca SelengkapnyaTotal Insentif Kendaraan Listrik di China Gila-gilaan
Baca SelengkapnyaPembahasan mengenai hal ini diangkat dalam sesi pleno bertajuk 'Green Industry: Transitioning the Power Sector to Zero Emissions'.
Baca SelengkapnyaRendahnya realisasi bauran EBT ini tak lepas dari belum tercapainya target investasi di sektor energi hijau.
Baca Selengkapnya