Blusukan ke pasar, 2 menteri ini beda pendapat soal harga pangan
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman blusukan ke Pasar Tanah Tinggi, Tangerang untuk melihat pasokan dan harga kebutuhan pokok terutama bawang merah dan cabai. Akan tetapi, kedua pejabat negara ini malah beda pendapat soal kedua komoditi tersebut.
Enggartiasto sendiri melihat harga cabai dan bawang merah mengalami kenaikan. Padahal, pasokan kedua komoditi ini mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Kami melihat harga cabai dan bawang merah mulai naik. Sementara pasokan saat ini normal. Tidak ada kekurangan berarti produksi juga cukup karena terjadi panen di sentra bawang merah dan cabai," katanya seperti dilansir Antara, Selasa (23/8).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk menurunkan inflasi? 'Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi,' ujarnya.
-
Bagaimana Kementan mendorong produksi pangan? Sebagai langkah nyata, Mentan langsung terjun ke lapangan dengan mendatangi daerah sentra di 10 hari pertama kerja. Hal ini memberi sinyal positif bagi produksi masa tanam (MT) 1 karena petani semakin bersemangat melakukan produksi.
-
Bagaimana cara Mentan mendorong swasembada pangan? Tak cuma traktor, sebuah drone berukuran besar tengah disiapkan lepas landas. Sebuah tabung putih diletakkan di badan bagian atas pesawat nirawak itu.Seorang pemuda yang memegang sebuah remote control segera menerbangkan drone menuju areal persawahan. Melintasi seorang petani yang tengah membajak sawah memakai traktor mesin.
-
Kenapa Kemnaker minta anggaran pertanian dinaikkan? 'Kuncinya cuma satu Pak dan tidak bisa ditawar-tawar yaitu anggaran. Bapak harus Ingatkan semua pihak bahwa bapak punya posisi tawar untuk menambah anggaran agar lebih baik. Negara tidak ada salahnya menambah anggaran pertanian. Mohon maaf Pak, kita sampai 50 tahun lagi pindah ibukota enggak apa-apa, tetapi kalau kelaparan 2 tahun saja bisa bubar kita pak,' ujar Alimin, Rabu (8/11).
Untuk itu, Kemendag dan Kementan bakal bersinergi melakukan stabilisasi harga pangan dan menjamin adanya pasokan kebutuhan pokok serta menjaga harga dalam posisi stabil. Menurutnya, salah satu masalah yang mengakibatkan adanya kenaikan harga adalah soal rantai pasok.
"Penyelesaian masalah mata rantai ini akan terus dikembangkan. Diharapkan, tiga hal yang diperintahkan Presiden mengenai ketersediaan pasokan, harga, dan petani sejahtera itu bisa tercapai dengan adanya sinergi ini," kata Enggartiasto.
Berdasarkan pantauan Kemendag, harga cabai naik sebesar 7-12 persen dibanding bulan lalu. Cabai rawit merah kini Rp 46.000 per kilogram. Sementara, harga cabai keriting mencapai Rp 36.000 per kilogram, dan bawang merah saat ini berada pada kisaran Rp 42.000 per kilogram.
Sementara untuk pasokan cabai rata-rata di Pasar Induk Kramat Jati per hari sekitar 150 ton hingga 200 ton, sebetulnya sudah di atas rata-rata pasokan normal. Memang sempat terjadi penurunan pasokan dan terealisasi sekitar 105 ton per hari. Pasokan bawang merah juga dalam kondisi serupa, sempat turun dari rata-rata 85-90 ton per hari, sekarang menjadi 78 ton per hari.
"Kami ingin mengecek kondisi pasokan di hilir, di pasar Tanah Tinggi ini, secara lebih riil. Di hulu, kami telah coba pantau kondisinya, sehingga kami ke depan mencoba menemukan masalah harga cabai dan bawang merah ini," kata Enggartiasto.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim bahwa harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati sudah turun menjadi Rp 24.000 per kilogram dan di Pasar Tanah Tinggi, Tangerang sebesar Rp 25.000 per kilogram.
"Harga bawang di tingkat petani itu Rp 14.000-Rp 16.000, dan sekarang tiba di Tangerang itu seharga Rp 25.000 per kilogram, dan di Pasar Kramat Jati itu Rp24.000 per kilogram. Dan konsep pemotongan rantai pasok yang kita bangun ini akan kita kembangkan bersama," kata Amran.
Amran menjelaskan, dari sisi produksi bagi para petani dan kelompok tani, pihaknya memberikan akses langsung ke pasar. Dengan adanya pemotongan mata rantai pasok tersebut, diharapkan petani dapat mendapatkan untung yang cukup dan terus berproduksi.
"Nanti, jika rantai pasok dipotong dan petani untung dan pengusaha untung, semua konsumen tersenyum," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan blusukan ke Pasar Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Rabu (13/7), untuk mengecek harga kebutuhan pokok.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli pun ungkap bahwa ada beberapa komoditas yang memiliki stok yang stabil dan bahkan harganya cenderung turun.
Baca SelengkapnyaSelain memantau harga bahan pokok dan kondisi pasar, Zulhas juga sempat membeli sejumlah dagangan pedagang di lokasi. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaDalam kesempatan itu, Zulhas berkelilng pasar untuk menemui pedagang ayam, telur, sayuran, hingga kue kering.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungan tersebut Zulhas menjumpai harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam mengatakan, kondisi beras yang mahal dan langka
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam kecewa dengan harga beras yang melambung tinggi
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaBelakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.
Baca Selengkapnya