BMKG: Masyarakat Lombok harus tenang, tapi tetap waspada
Merdeka.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati minta agar masyarakat di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap waspada terhadap gempa susulan yang akan terjadi. Mengingat potensi gempa di Indonesia sangat tinggi dan masih akan terus terjadi.
"Jadi kita memang harus tetap waspada. Karena kita memang masih akan mengalami gempa, mengingat Indonesia adalah negeri cincin api dan negeri tumbukan lempeng-lempeng," katanya dalam diskusi Forum Merdeka Barat, dengan tema Rekonstruksi Fasilitas Dasar Pasca Gempa Lombok 2018, di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jakarta, Senin (27/8).
Namun demikian, Dwikorita menekankan bahwa masyarakat tetap tenang. Terlebih jangan mudah termakan isu media sosial yang menyebutkan bakal ada bencana lebih besar. Yang terpenting, sambung dia adalah mengenai mitigasi bencana.
-
Kenapa mitigasi bencana penting? Pentingnya mitigasi terletak pada upaya membangun ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman bencana. Melalui konsep ini, mitigasi berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi investasi dan sumber daya manusia.
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Siapa yang mengadakan sosialisasi mitigasi bencana di Dukuh Nusupan? Terkait kondisi itu, tim mahasiswa PPK Ormawa ISI Surakarta Program Studi Desain Interior mengadakan sosialisasi edukatif kepada warga Dukuh Nusupan yang bekerja sama dengan BPBD Sukoharjo.
-
Bagaimana cara warga mengantisipasi bencana? Warga diminta update informasi Untuk mengantisipasi dampak besar, BMKG kemudian meminta masyarakat agar sering-sering mengupdate informasi, untuk patokan beraktivitas di luar rumah.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat untuk waspada? Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman dalam mengenali ciri-ciri uang mutilasi untuk menghindari uang rupiah yang dirusak secara sengaja tersebut.
"Sistem mitigasi bencana harus diperkuat. Sehingga kita siap hadapi ancaman gempa berikutnya. Termasuk di dalamnya, menyiapkan bangunan rumah agar lebih harmoni dengan gempa dan apa yang harus dilakukan sebelum dan setelah gempa," ungkapnya.
Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah membuat bangunan yang mampu menghadapi guncangan kuat. "Seperti, harus dibuat bangunan yang bila mengalami goncangan bisa bergerak kompak," katanya.
Bahkan, dirinya mengatakan, pemerintah sudah menerbitkan panduan, terkait di daerah-daerah yang akan terkena dampak gempa. Termasuk, seberapa kuat bangunan tersebut menahan pergeseran lempengan.
"Dengan demikian tinggal bagaimana menyesuaikan dengan konstruksi bangunan, sehingga tidak langsung roboh. Bahkan kendati digoncang gempa kuat, konstruksi bangunan mampu memberi waktu bagi penghuninya untuk meninggalkan bangunan terlebih dulu," tuturnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah perlu memperhatikan penanggulangan bencana Megathrust ini sesuai Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana.
Baca SelengkapnyaMeski tinggi risiko, warga di sekitar pantai mengaku tak ingin pindah atau mencari tempat tinggal baru yang lebih aman.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya mengatakan, gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat agar tidak panik dan mempercayai kabar atau berita hoaks
Baca Selengkapnya